Nasional & Dunia

Mengawali 2023, Twitter Digugat Gegara Nunggak Sewa Rp2 Miliaran

  • Memasuki awal tahun, Elon Musk Tampaknya kembali gigit jari. Pasalnya, Twitter, perusahaan media sosial yang baru dibelinya akhir tahun lalu rupanya masih menunggak bayar sewa kantor sebesar US$136.250 atau Rp2,12 miliar (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS).
Nasional & Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

CALIFORNIA- Memasuki awal tahun, Elon Musk tampaknya kembali gigit jari. Pasalnya, Twitter, perusahaan media sosial yang baru dibelinya akhir tahun lalu rupanya masih menunggak bayar sewa kantor sebesar US$136.250 atau Rp2,12 miliar (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS).

Lantaran tunggakan tersebut, Twitter kini kembali diseret ke pengadilan tinggi Negara Bagian California oleh pemilik bangunan, Columbia Reit.

Adapun markas Twitter yang bermasalah merupakan kantor yang berada di lantai 30 Gedung Hartfrod, San Francisco. Sebelumnya, Columbia Reit mengatakan telah memberitahu Twitter soal batas pembayaran dalam lima hari sejak 16 Desember 2022.

Namun seperti dikutip dari Bloomberg Selasa, 3 Januari 2022, Twitter gagal mematuhi kewajibannya sehingga pemilik gedung harus membawa perihal ini ke pengadilan.

Twitter tak segera menanggapi komentar. Hanya saja, media sosial tersebut memang diketahui tak lagi berada di gedung tersebut sejak beberapa waktu terakhir. Meski begitu, bos baru Twitter Elon Musk, dikabarkan tengah berusaha melakukan negosiasi ulang soal kontrak kantor tersebut.

Selain gugatan dari pemilik Gedung Hartfrod di California, Pemilik gedung tempat kantor Twitter di San Fransisco, Shorenstein juga disebut telah melaporkan Twitter ke otoritas setempat karena tunggakan bayar sewa tersebut.

Gugatan akibat tunggakan yang belum ditunaikan oleh Twitter tak hanya terjadi kali ini saja. Sebab awal bulan lalu, Twitter juga menerima gugatan karena menolak membayar dua penerbangan yang mereka sewa.

Sekadar informasi, sebelumnya, Musk pernah mengatakan pendapatan perusahaan berlogo burung biru ini merosot. Apesnya, hal tersebut terjadi setelah dia membeli Twitter senilai US$44 miliar atau sekitar Rp684 miliar.

Menurutnya, penurunan pendapatan diakibatkan kampanye para aktivis yang menekan pemasang iklan sehingga menyebabkan banyak perusahaan berhenti beriklan. Namun meski demikian, sejumlah perusahaan besar seperti Apple dan Amazon terpantau telah kembali memasang iklan.

Twitter juga diketahui tengah berusaha mendapatkan pendapatan baru. Yakni dengan meluncurkan ulang layanan berlangganan, Twitter Blue.