Mengenal Allan Lichtman, Sang Nostradamus dalam Pemilu AS
- Allan Lichtman seorang sejarawan dan analis politik yang dikenal sebagai “Nostradamus dalam prediksi pemilihan presiden,” telah memprediksi hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) dengan akurat sejak 1984 melalui model uniknya, “Kunci Gedung Putih.”
Dunia
JAKARTA – Allan Lichtman seorang sejarawan dan analis politik yang dikenal sebagai “Nostradamus dalam prediksi pemilihan presiden,” telah memprediksi hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) dengan akurat sejak 1984 melalui model uniknya, “Kunci Gedung Putih.”
Dengan menggunakan analisisnya “Kunci Gedung Putih,” Lichtman mengevaluasi 13 kategori tertentu. Menurut analisisnya, Harris unggul dalam delapan dari 13 kategori, dibandingkan dengan tiga kategori milik Donald Trump.
Selama lebih dari 42 tahun, Lichtman telah meramalkan hasil pemilu dengan akurasi tinggi. Ia menekankan bahwa sistemnya, yang didasarkan pada indikator objektif dan kuantitatif, terbukti dapat diandalkan secara konsisten. “Prediksi saya telah teruji oleh waktu, indikator saya selalu benar,” katanya, dilansir dari The Economic Times.
- Menguji Konsistensi Prabowo dalam Pemberantasan Korupsi
- Ribuan Karyawan Biomasa Jaya Abadi Group Kompak Lawan Hoax LSM
- Daftar Perusahaan Rokok Terbesar di Indonesia
Lantas, Siapa Allan Lichtman?
Allan Lichtman adalah seorang sejarawan politik dan peramal pemilu ternama, yang terkenal dengan model prediksi “Kunci Gedung Putih.” Lahir pada tahun 1947, Lichtman adalah seorang Profesor Terhormat di Universitas Amerika di Washington, DC, tempat ia mengajar selama bertahun-tahun.
Ia memperoleh gelar Ph.D. dalam sejarah Amerika modern dan metode kuantitatif dari Universitas Harvard. Sistem prediksi Lichtman, yang ia kembangkan bersama ahli geofisika Rusia Vladimir Keilis-Borok pada tahun 1981, menggunakan tiga belas “kunci” untuk menilai dan memprediksi hasil pemilihan presiden AS.
Setiap “kunci” berupa pernyataan benar atau salah yang mencerminkan kekuatan dan kinerja partai yang sedang berkuasa. Jika enam atau lebih dari pernyataan tersebut salah, partai penantang kemungkinan besar akan menang. Namun, jika hanya lima atau kurang yang salah, partai yang berkuasa diprediksi akan tetap memegang kekuasaan.
Model ini telah berhasil memprediksi dengan tepat hasil suara terbanyak dalam semua pemilihan presiden sejak 1984, kecuali pada pemilihan tahun 2000 yang kontroversial, di mana George W. Bush mengalahkan Al Gore di Electoral College meskipun kalah dalam perolehan suara terbanyak.
Apa 13 Kunci Gedung Putih?
1. Mandat Partai: Partai petahana memiliki lebih banyak kursi di DPR setelah pemilihan paruh waktu dibandingkan dengan pemilihan paruh waktu terakhir.
2. Kontes Nominasi: Tidak ada tantangan signifikan terhadap nominasi partai petahana.
3. Petahana: Presiden yang sedang menjabat mewakili partai petahana.
4. Faktor Pihak Ketiga: Tidak ada pihak ketiga yang penting atau kampanye independen.
5. Stabilitas Ekonomi Jangka Pendek: Perekonomian tidak menghadapi resesi selama periode pemilihan. 6. Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang: Pertumbuhan ekonomi riil per kapita sama atau melampaui pertumbuhan rata-rata dua periode sebelumnya.
7. Pergeseran Kebijakan: Pemerintahan yang sedang menjabat memberlakukan perubahan besar dalam kebijakan nasional.
8. Stabilitas Sosial: Tidak ada kerusuhan sosial yang berkepanjangan selama masa jabatan.
9. Bebas Skandal: Pemerintahan yang sedang menjabat tetap bebas dari skandal besar.
10. Kegagalan Luar Negeri/Militer: Pemerintahan yang sedang menjabat tidak menghadapi kegagalan besar dalam urusan luar negeri atau militer.
11. Keberhasilan Luar Negeri/Militer: Pemerintahan saat ini mencapai keberhasilan yang signifikan dalam urusan luar negeri atau militer.
12. Daya Tarik Petahana: Kandidat dari partai petahana memiliki karisma atau menikmati status pahlawan nasional.
13. Daya Tarik Penantang: Kandidat dari partai lawan tidak memiliki karisma atau status pahlawan nasional.
Menurut Lichtman, jika setidaknya delapan dari kunci ini menguntungkan partai pertahanan, mereka cenderung akan mempertahankan Gedung Putih. Dalam siklus pemilihan 2024, analisis Lichtman menunjukkan setidaknya delapan kunci mendukung Partai Demokrat, yang menjadikan Wakil Presiden Kamala Harris, jika ia mencalonkan diri, sebagai pemenang yang diproyeksikan berdasarkan model ini.
Mengandalkan Tren Historis
Warisan Lichtman sebagai peramal politik tetap kuat karena ia mengandalkan tren historis daripada strategi politik jangka pendek atau narasi media. Pemahamannya yang mendalam tentang sejarah politik AS dan pendekatan analitisnya telah membuat prediksinya sangat dihargai dalam bidang analisis politik.
- Harga Sembako di DKI Jakarta Selasa, 05 November 2024, Cabe Merah Besar (TW) Naik, Beras IR. I (IR 64) Turun
- Masih Stagnan, Berikut Daftar Lengkap Harga Emas Antam Hari Ini
- Mau Bagi Dividen, ADRO jadi Saham Tercuan LQ45 Pagi Ini
Secara keseluruhan, karya Lichtman, yang berlandaskan ketahanan ilmiah model “Keys to the White House” dan pengetahuan sejarahnya yang luas, menekankan pentingnya menganalisis pola yang lebih besar ketimbang fluktuasi jangka pendek dalam iklim politik.
Kemampuannya untuk secara akurat meramalkan hasil pemilihan presiden menjadi bukti kemanjuran modelnya dan keahliannya di bidang tersebut.