Mengenal Bernard Arnault, Bos LVMH Sekaligus Orang Terkaya di Dunia
- Arnault sukses mengeser CEO Tesla Elon Musk yang nangkring lumayan lama sebagai orang terkaya nomor satu di dunia
Gaya Hidup
JAKARTA- Direktur Utama Hennesy Louis Vuitton (LVMH) Bernard Arnault dikukuhkan jadi orang terkaya nomor satu di dunia oleh majalah Forbes pada awal bulan April 2023. Arnault sukses mengeser CEO Tesla Elon Musk yang nangkring lumayan lama sebagai orang terkaya nomor satu di dunia
Pencapaian ini tentu tak bisa dilepaskan oleh kenaikan pendapatan, laba dan saham perusahaan LVMH yang merupakan merk fesyen dan komestik ternama di dunia itu mampu mencapai rekor tertingginya pada awal April 2023. Seketika kekayaan Bernard Arnault meningkat sebesar Rp.792,5 triliun.
- Komitmen ESG HM Sampoerna yang Selaras dengan Falsafah Tiga Tangan Perusahaan
- Volkswagen Akan Luncurkan Mobil Self-Driving pada 2026
- Blak-Blakan, Dirut PLN Sebut Perusahaan Pernah Nyaris Ambruk
Dilansir Daily Mail pada 5 April 2023, total kekayaan bersih Arnault mencapai US$228,2 miliar atau sekitar Rp3,4 kuadriliun. Angka itu berhasil menggungguli Elon Musk yang memiliki kekayaan bersih US$188,2 miliar atau sekitar Rp2,8 kuadriliun.
Tenggelam di Balik Ketenaran Brand Luxury
Kendati posisinya sudah turun jadi orang terkaya nomor dua di dunia. Seperti dilansir TrenAsia dari Forbes, Jumat 7 Juli 2023, kekayaan Bernauld Arnault saat ini mencapai US$222.3 miliar atau setara Rp3,4 kuadriliun (asumsi kurs Rp.15.060,95).
Walau selalu masuk jajaran sepuluh besar orang terkaya di dunia. Nama Arnault tak setenar beberapa merk fesyen dan komestik besutan LVMH seperti Louis Vitton, Christian Dior, Tifany, Marc Jacobs dan masih banyak lagi.
Merk fesyen mewah itu tentunya sudah sering muncul di telinga dan bahkan tak jarang sudut kota-kota besar di dunia sering dihiasi oleh billboard para artis terkenal yang dikontrak LVMH.
Perjalanan Membangun LVMH
Bernard Arnault yang kini berusia 73 tahun itu lahir pada 5 Maret 1949 di Roubaix Perancis. Ia mengawali karir profesional bekerja di perusahaan kontruksi milik ayahnya Ferret-Savinet. Ini sesuai dengan latar belakang pendidikannya di bidang teknik lulusan Ecole Polytechnique.
Melansir Bussines Insider, petualangan Arnault dalam dunia fesyen dimulai pada tahun 1984. Dirinya mengumpulkan dana sebesar US$ 80 Juta dan US$ 15 Juta dari tabungannya sendiri untuk membeli Boussac Saint-Freres, pemilik Christian Dior, lantaran dilanda kebangkrutan.
Arnault mulai berpikir untuk membuat sebuah kerajaan bisnis merk fesyen dan kosmetik. Dan kebetulan pada tahun 1989, LVMH yang hampir tutup itu dibelinya dengan harga US$ 2,6 miliar.
- Komitmen Indofood Terapkan ESG : Pengelolaan Industri Pro Lingkungan dan Berkelanjutan
- Menilik Komitmen Mayora dalam Mengimplementasikan ESG
- Meta Luncurkan Thread, ‘Si Pembunuh Twitter’
Sejak saat itulah, Arnault mengubah LVMH menjadi pusat merk fesyen dan komestik terbesar di dunia. Dan saat ini LVMH menjadi salah satu kerajaan bisnis yang jika ditotal ada 77 merk fesyen dan komestik ternama.
Pada tahun 2021, Arnold sempat membuat heboh publik, lantaran LVMH mengakuisisi perhiasan Amerika, Tiffany & Co seharga $15,8 miliar. Ini diyakini menjadi akuisisi merek mewah terbesar yang pernah ada sepanjang sejarah.
Kendati terbilang sukses mengembangkan binis di bidang fesyen dan komestik. Arnault bukan tak punya saingan. Ia harus bersaing dengan rekan senegaranya Francos Pinault yang juga berbisnis di bidang yang sama dengan mendirikan Kering Group yang salah satu merk terkenalnya Gucci.