Ilustrasi Bitcoin. Sumber: Pixabay.com
Fintech

Mengenal Cara Kerja Bitcoin, Pelopor Aset Kripto dengan Market Cap Terjumbo

  • Berdasarkan data dari Coin Market Cap pada Selasa, 16 Juli 2024 pukul 14.30 WIB, kapitalisasi pasar (market cap) Bitcoin tercatat sebesar US$1,24 triliun.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Bitcoin (BTC) merupakan salah satu aset kripto yang paling dikenal di dunia. Kapitalisasi pasarnya terus memimpin di antara mata uang kripto lainnya. 

Berdasarkan data dari Coin Market Cap pada Selasa, 16 Juli 2024 pukul 14.30 WIB, kapitalisasi pasar (market cap) Bitcoin tercatat sebesar US$1,24 triliun. 

Lantas, apa sebenarnya Bitcoin itu? Bagaimana cara kerjanya, dan seberapa amankah transaksi menggunakan Bitcoin? 

Apa itu Bitcoin?

Menurut jurnal "Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System" yang ditulis oleh Satoshi Nakamoto, Bitcoin adalah sistem pembayaran elektronik peer-to-peer yang memungkinkan pembayaran online secara langsung antara dua pihak tanpa melalui lembaga keuangan.

Bitcoin (BTC) adalah aset kripto yang dirancang untuk berfungsi sebagai uang dan alat pembayaran tanpa adanya kontrol dari satu individu, kelompok, atau entitas. Hal ini menghilangkan kebutuhan akan pihak ketiga tepercaya, seperti bank, dalam transaksi keuangan.

Bagaimana Cara Kerja Bitcoin?

Bitcoin beroperasi sebagai jaringan pembayaran digital dengan sistem desentralisasi yang menggunakan teknologi blockchain sebagai tulang punggungnya. Cara kerja Bitcoin dapat dijelaskan melalui beberapa aspek utama:

1. Teknologi Blockchain

Blockchain adalah semacam buku besar yang mencatat semua transaksi Bitcoin. Setiap transaksi dicatat dalam blok, dan setiap blok dihubungkan satu sama lain dalam sebuah rantai (chain). 

Teknologi ini transparan dan terdesentralisasi, yang berarti siapa pun dapat melihat sejarah transaksi dan tidak ada satu entitas pun yang mengendalikannya.

2. Transaksi Bitcoin

Transaksi Bitcoin dilakukan antar pengguna melalui aplikasi dompet digital. Setiap transaksi dicatat di blockchain dan diverifikasi oleh penambang. Transaksi Bitcoin bersifat irreversible, artinya setelah dikonfirmasi dan dicatat di blockchain, transaksi tersebut tidak dapat dibatalkan.

Baca Juga: Mengenal Cara Kerja Ethereum, Kripto Alternatif Bitcoin dengan Market Cap Terbesar

3. Penambang (Miner)

Dalam proses pencatatan transaksi baru di blockchain, verifikasi diperlukan. Penambang melakukan verifikasi ini menggunakan aplikasi khusus dan perangkat yang dikenal sebagai mining rigs.

4. Verifikasi

Setiap transaksi Bitcoin harus diverifikasi sebelum masuk ke dalam blockchain. Verifikasi ini melibatkan pemecahan masalah matematika yang kompleks. 

Penambang menggunakan perangkat lunak khusus untuk memverifikasi keabsahan transaksi. Setelah transaksi diverifikasi, transaksi tersebut dimasukkan ke dalam blok baru yang kemudian ditambahkan ke blockchain.

Keamanan Transaksi Bitcoin

Bitcoin menggunakan algoritma enkripsi SHA-256 untuk mengamankan data yang disimpan dalam blok di blockchain

Data transaksi dalam blok dienkripsi menjadi angka heksadesimal 256-bit (64-digit). Angka ini mengandung semua data transaksi dan informasi yang terkait dengan blok sebelumnya, sehingga transaksi Bitcoin dapat dilacak hingga ke pemilik awalnya.

Namun, karena sistemnya yang peer-to-peer, transaksi Bitcoin bersifat anonim. Walaupun detail transaksi dapat dilacak, identitas pihak yang melakukan transaksi sulit untuk diketahui. Anonimitas ini menjadikan Bitcoin populer di kalangan pelaku kriminal, scammer, dan hacker.

Kesimpulan

Bitcoin adalah mata uang kripto yang mendominasi pasar dengan kapitalisasi terbesar. Dirancang sebagai sistem pembayaran peer-to-peer, Bitcoin menawarkan cara kerja yang transparan dan desentralisasi melalui teknologi blockchain

Meskipun transaksi Bitcoin aman berkat enkripsi yang kuat, anonimitasnya sering dimanfaatkan untuk kegiatan ilegal. Namun, popularitas dan nilai Bitcoin yang terus meningkat menunjukkan bahwa aset kripto ini masih menjadi pilihan utama bagi banyak investor dan pengguna di seluruh dunia.