TPIA
Korporasi

Mengenal Chandra Daya Investasi, Emiten Entitas Prajogo Pangestu yang Menyongsong IPO

  • Manajemen membenarkan bahwa Chandra Daya Investasi saat ini sedang melakukan penjajakan untuk penawaran umum perdana saham secara internal. Menariknya, 100% saham Chandra Daya Investasi dikendalikan oleh TPIA.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Chandra Daya Investasi, anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang terafiliasi dengan pengusaha Prajogo Pangestu, sedang mempersiapkan rencana untuk melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Kabar ini menarik perhatian investor, mengingat performa emiten yang dipimpin Prajogo Pangestu seringkali mengalami lonjakan signifikan setelah melantai di bursa. Nah, melalui artikel ini TrenAsia.com mencoba merangkum profil Chandra Daya Investasi. 

General Manager of Legal & Sekretaris Perusahaan Chandra Asri, Erri Dewi Riani, mengakui bahwa Chandra Daya Investasi saat ini sedang melakukan penjajakan untuk penawaran umum perdana saham secara internal.

“Kami mulai menjajaki rencana IPO PT Chandra Daya Investasi. Namun, ini masih dalam tahap pembahasan internal," ungkap Erri dalam keterbukaan informasi yang dirilis pada Selasa, 20 Agustus 2024.

Erri menegaskan bahwa Chandra Asri Group akan mematuhi semua ketentuan peraturan pasar modal yang berlaku terkait rencana IPO ini. Chandra Daya Investasi memiliki portofolio aset infrastruktur yang meliputi perusahaan air terbesar dan satu-satunya yang terintegrasi di Indonesia, serta salah satu dari dua pembangkit listrik siklus gabungan turbin gas yang ada di Tanah Air.

Dalam hal ini, bisnis energi dioperasikan oleh Krakatau Daya Listrik, sedangkan Krakatau Tirta Industri bertanggung jawab atas bisnis air, dan Redeco Petrolin Utama menangani bisnis jetty dan tanki penyimpanan. 

Portofolio perusahaan ini juga mencakup usaha patungan pembangkit listrik ramah lingkungan berkapasitas 200 megawatt (MW) bersama Posco International, serta layanan penyewaan tangki perantara. Selain itu, perusahaan terlibat dalam pengelolaan dermaga terintegrasi di kawasan industri.

Erri menambahkan bahwa Chandra Daya Investasi berperan sebagai salah satu motor pertumbuhan bagi Chandra Asri Group, dengan prospek bisnis infrastruktur yang menjanjikan di masa depan.

Hingga semester I-2024, TPIA mencatatkan kerugian yang membengkak menjadi US$47,46 juta atau sekitar Rp778,12 miliar, dengan peningkatan rugi bersih sebesar 7.999,65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$568 ribu.

Kerugian yang signifikan ini sejalan dengan penurunan pendapatan TPIA, yang merosot menjadi US$866,49 juta atau sekitar Rp14,20 triliun pada semester I-2024. Pendapatan ini mengalami penurunan sebesar 19,34% dibandingkan tahun lalu, ketika mencapai US$1,07 miliar.

Terlepas dari kinerja induk Chandra Asri Investasi yang menurun, mengacu emiten Prajogo Pangestu yang IPO pada tahun lalu yaitu  PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), harga saham keduanya melambung puluhan persen pasca IPO.

Oleh karena itu, jika Chandra Daya Investasi benar-benar melantai di pasar modal, perusahaan ini berpotensi menjadi emiten pilihan, terutama bagi para investor saham pemburu IPO. Menariknya, 100% saham Chandra Daya Investasi dikendalikan oleh TPIA.