Mengenal Duduk, Instrumen Warisan Dunia Asal Armenia
- Duduk merupakan alat musik tiup tradisional asal Armenia.
Sains
JAKARTA - Kata “duduk” pasti sangat jauh dari bayangan pembaca menjadi sebuah nama instrumen musik tradisional. Duduk merupakan alat musik tiup tradisional asal Armenia dengan buluh ganda yang bunyinya sangat khas yakni timbre hangat, lembut, dan sedikit sengau. Duduk sendiri sudah menjadi warisan budaya takbenda menurut UNESCO semenjak 2008 silam. Sekarang ini, Duduk umumnya dibuat dengan menggunakan bahan utama kayu aprikot.
Melansir situs resmi UNESCO, Duduk termasuk dalam kategori aerofon, yang juga memiliki sejumlah nama di beberapa negara seperti balaban di Azerbaijan dan Iran, duduki di Georgia, dan ney di Turki.
Akar musik Armenia duduk merentang hingga zaman Tigran Agung, raja Armenia (95-55 SM), yang mengakibatkan keberlangsungan lagu dan tarian tradisional Armenia yang populer di berbagai wilayah serta sering dimainkan pada acara-acara seperti pernikahan dan pemakaman.
- Harga Kakao dan Bijih Besi Terbang Tinggi di 2023
- Pertumbuhan Ekonomi Vietnam 2023 Melambat, Meleset dari Target Pemerintah
- LPEI dan Asuransi Asei Dorong Pertumbuhan Ekspor Nasional Dengan Asuransi Ekspor
Meskipun terdapat pemain solo duduk terkenal seperti Gevorg Dabaghyan dan Vache Sharafyan, instrumen ini umumnya dimainkan oleh dua musisi. Salah satu pemain menciptakan background musik dengan menghasilkan drone terus-menerus sementara pemain lainnya membangun melodi dan improvisasi.
Empat jenis duduk utama dengan panjang berkisar antara 28 hingga 40 cm menghasilkan variasi suara yang memungkinkan ekspresi beragam sesuai dengan isi lagu dan konteks permainan. Sebagai contoh, duduk dengan panjang 40 cm dianggap ideal untuk lagu cinta, sementara duduk berukuran lebih kecil biasanya mengiringi tarian.
Saat ini, para pengrajin duduk terus bereksperimen dengan berbagai bentuk instrumen ini, yang banyak dianggap oleh masyarakat Armenia sebagai alat musik paling mampu mengungkapkan kehangatan, kegembiraan, dan sejarah mereka.
Dalam beberapa dekade terakhir, musik Armenia duduk mengalami penurunan popularitas, terutama di daerah pedesaan yang merupakan tempat kelahirannya. Penggunaan alat musik duduk semakin jarang terdengar dalam perayaan rakyat yang berpotensi mengancam kelangsungan hidup musik dan identitas tradisionalnya.