Mengenal Fintech P2P Lending Resmi: ArgaPro
Melalui laman resmi ArgaPro disebutkan bahwa Total Pinjaman sejak berdiri sebesar Rp10,32 miliar.
JAKARTA – PT Arga Berkah Sejahtera atau ArgaPro merupakan sebuah perusahaan financial technology (fintech) peer-to-peer lending yang berdiri pada tahun 2019. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT Pundi Cahaya Terang dan masih bagian dari perusahaan induk PT Rizky Lima Cahaya yang telah beroperasi sejak tahun 1995.
ArgaPro telah diawasi dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor registrasi S-720/NB.213/2019. Selain itu, perusahaan ini juga menjadi anggota Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
Entitas Fintech P2P Lending ini dipimpin oleh Adrian Muchlis Rahmansyah sebagai CEO. Para pemegang saham ArgaPro adalah PT Pundi Cahaya Terang dan seorang warga negara Indonesia bernama Deny Sukmana.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Melalui laman resmi ArgaPro disebutkan bahwa total pinjaman yang telah disalurkan sejak berdiri sebesar Rp10,32 miliar. Sementara, total outstanding pinjaman mencapai Rp7,1 miliar.
Jumlah peminjam platform satu ini mencapai 4.446 individu dan dua nasabah berbadan hukum. Sedangkan, jumlah peminjam aktif saat ini sebanyak 4.445 nasabah perorangan.
Nilai pinjaman tertinggi yang berhasil dicairkan ArgaPro sebesar Rp1 miliar. Di sisi lain, tingkat keberhasilan bayar pada hari ke-90 atau TKB90 perusahaan berada di level penuh, yaitu 100%.
ArgoPro fokus dalam pemberian dana pinjaman kepada para pengusaha mikro di wilayah pinggiran kota dan pedesaan. Mitranya telah tersebar di 25 kota dan dapat menjangkau lebih dari 150 kota/kabupaten.
Perusahaan memiliki visi untuk menciptakan akses finansial serta kolaborasi yang bermanfaat bagi usaha mikro dan masyarakat ekonomi rendah dengan cara gotong-royong. Dengan begitu, kedepannya diharapkan perusahaan dapat berkembang lebih baik bersama masyarakat luas. (SKO)