Mengenal Gelar Songo, Tradisi Khas Asal Banyuwangi Wujud Syukur kepada Pencipta
Nasional & Dunia

Mengenal Gelar Songo, Tradisi Khas Asal Banyuwangi Wujud Syukur kepada Pencipta

  • Gelar Songo adalah suatu ritual adat yang diselenggarakan oleh masyarakat Desa Glagah, Kecamatan Glagah, Banyuwangi setiap tanggal 9 Suro dalam penanggalan Jawa. Tradisi atau acara selamatan Gelar Songo ini disebut memiliki keterkaitan yang erat dengan kehidupan dan tatanan sosial masyarakat.

Nasional & Dunia

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - Gelar Songo adalah suatu ritual adat yang diselenggarakan oleh masyarakat Desa Glagah, Kecamatan Glagah, Banyuwangi setiap tanggal 9 Suro dalam penanggalan Jawa. Tradisi atau acara selamatan Gelar Songo ini disebut memiliki keterkaitan yang erat dengan kehidupan dan tatanan sosial masyarakat.

Pelaksanaan selamatan Gelar Songo ini adalah suatu bentuk penghayatan bagi masyarakat Desa Glagah terhadap nilai-nilai kehidupan dan jati diri manusia yang serba sembilan. Selain itu, ritual ini juga dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan harapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun depan.

Dalam acara tradisi Gelar Songo, ada 9 tumpeng yang harus disajikan. Tumpeng yang disajikan seperti jajanan pasar, jenang atau bubur merah, putih, hitam, dan kuning, rengginang, pisang muda, dan sego golong atau nasi putih yang dibungkus dengan daun. Tumpeng tersebut nantinya akan dibawa atau diarak keliling kampung. Menurut filsafat jawa, sajian tersebut dapat menutupi ‘Babahan Howo Songo’, sehingga semua kejelekan, kemurkaan, dan kemungkaran bisa lenyap di desa tersebut.

Pada tahun ini, tradisi Gelar Songo digelar beberapa waktu lalu tepatnya pada hari Minggu, 30 Juli 2023. Rangkaian ritual adat Gelar Songo digelar selama 5 hari.  Acara Gelar Songo diawali dengan acara Mocoan Lontar Yusuf, lalu dilanjutkan dengan Sema’an Al Quran, ziarah ke makam Buyut Ka’i dan Buyut Gingsring yang diyakini sebagai leluhur yang membuka lahan pertama pemukiman warga yang sekarang dikenal sebagai Desa Glagah. 

Setelah itu dilaksanakan selamatan kampung dan di hari berikutnya digelar lomba Wangsalan dan Basanan antar Warga. Acara ditutup dengan menggelar kirab atau lomba arak-arakan tumpeng pada Minggu, 30 Juli 2023 dan diakhiri dengan doa bersama sebagai tanda syukur. Setelah melaksanakan doa bersama, para warga ikut menikmati makan tumpeng secara bersama.

Pelaksanaan Gelar Songo adalah suatu bentuk penghayatan masyarakat Desa Glagah terhadap nilai-nilai kehidupan dan jati diri manusia yang serba sembilan. Babahan Howo Songo ini dimaknai menjaga 9 hawa atau 9 jalur udara di tubuh manusia. Harapannya, setelah ritual adat ini manusia bisa lebih berakhlak, menjaga tutur kata, dan menjaga dari hal buruk.

Tradisi Gelar Songo Perlu Dilestarikan

Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah juga ikut hadir di acara Gelar Songo yang dilangsungkan di Aula Pasar Glagah. Menurut Sugirah, tradisi yang mengingatkan warga untuk selalu bersyukur dan berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa ini harus dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan khazanah bangsa. 

Pelaksanaan berbagai rangkaian kegiatan dalam tradisi Gelar Songo selama beberapa hari ini juga turut berdampak baik bagi perekonomian masyarakat sekitar. Sektor UMKM dan sejenisnya ramai diserbu pembeli yang datang menyaksikan tradisi khas Banyuwangi tersebut.