<p>Gereja Blenduk, Semarang/ Sumber: pegipegi.com</p>
Gaya Hidup

Mengenal Gereja Blenduk, Gereja Tertua di Jawa Tengah Berumur 200 Tahun

  • JAKARTA – Kota Lama di Semarang, Jawa Tengah memang terkenal sebagai salah satu kawasan yang berisi deretan bangunan berarsitektur Eropa warisan Portugis dan Belanda yang sudah berusia ratusan tahun. Mengutip Indonesia.go.id, salah satu bangunan ikonik di sana adalah Gereja Blenduk. Bangunan bernama resmi Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel Semarang ini berlokasi menghadap langsung ke […]

Gaya Hidup

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Kota Lama di Semarang, Jawa Tengah memang terkenal sebagai salah satu kawasan yang berisi deretan bangunan berarsitektur Eropa warisan Portugis dan Belanda yang sudah berusia ratusan tahun.

Mengutip Indonesia.go.id, salah satu bangunan ikonik di sana adalah Gereja Blenduk. Bangunan bernama resmi Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel Semarang ini berlokasi menghadap langsung ke Jalan Letjen Suprapto nomor 32.

Awalnya, gereja ini merupakan rumah panggung berarsitektur Jawa yang didirikan pada 1753. Kemudian pada 1787 hingga 1794 dilakukan perubahan pada struktur bangunan.

Perubahan mengikuti pola arsitektur gereja-gereja Protestan di Eropa dengan sentuhan gaya Barok dan Renaisans yang sedang berkembang saat itu.

Maka, bangunan utama gereja pun berbentuk segi delapan atau octagonal di atas lahan seluas 400 meter persegi. Menurut arsitek dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Moedjiono, oktagonal mencerminkan delapan penjuru mata angin.

Buku Facade Semarang-Solo-Yogyakarta, menyebutkan Gereja Immanuel Semarang terinspirasi pada Gereja St Paul di London karya Sir Christopher Wren. Pada masa 1894-1895 Pemerintah Kolonial Belanda menugaskan dua arsitek mereka, yakni HPA de Wilde dan W Westmaas.

Mereka berdua bertugas menambahkan menara kembar yang dilengkapi jam besar di masing-masing menara. Pada pucuk menara terdapat lonceng besar buatan pabrik JW Steegler tahun 1703.

Natal di Gereja Blenduk

Pengurus GPIB Immanuel Sutiyo mengatakan, setiap menjelang perayaan Natal 25 Desember, gereja tertua di Jawa Tengah dengan daya tampung 400 orang ini selalu dipadati jemaat yang akan melakukan kebaktian.

Mereka tak hanya datang dari seputar Semarang atau Jawa Tengah, tapi dari kota-kota lain di Pulau Jawa. Tak sekadar beribadah, mereka juga mengagumi peninggalan sejarah yang masih terawat dengan baik di Gereja Blenduk ini.

Selain kehadiran orgel berusia lebih dari 200 tahun setinggi 6 meter, Gereja Blenduk juga memiliki kursi kebaktian yang tak biasa. Tempat duduknya berupa deretan kursi tunggal kayu jati warna cokelat tua dengan sandaran punggung dan dudukan dari anyaman rotan yang dibuat di Belanda pada dua abad lalu.

Untuk menambah keapikan dari gereja dan bangunan bersejarah di sekitarnya, pada 2001 Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang membangun Taman Srigunting, sebuah lahan hijau asri seluas 1 ha tepat di sayap timur bangunan Gereja Blenduk.

Pemerintah Kota Semarang telah menjadikan Gereja Blenduk sebagai obyek wisata penting di ibu kota Jawa Tengah itu. Keunikan bentuk bangunan dan nilai sejarah mengundang turis domestik dan mancanegara untuk berkunjung terutama di akhir pekan.

Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Tengah pun sempat memberi penghargaan pada 2012. Tepatnya untuk kategori bangunan rumah ibadah tempo dulu yang terawat dengan baik. (SKO)