<p>esi-africa.com</p>
TECHNO

Mengenal Hydropower, Harapan Energi Bersih Indonesia

  • Jakarta, Pemerintah menunjukkan keseriusannya menggarap sumber energi baru terbaharukan, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air atau hydropower dengan dibukanya peluang investasi asing. Saat ini, megaproyek hydropower yang digadang-gadang sebagai yang terbesar di Asia Tenggara akan dibangun di Sungai Kayam, Kalimantan Utara dan direncanakan selesai pada 2024. Sungai ini memiliki panjang 576 Km dengan daerah aliran sungai […]

TECHNO

Ananda Astri Dianka

Jakarta, Pemerintah menunjukkan keseriusannya menggarap sumber energi baru terbaharukan, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air atau hydropower dengan dibukanya peluang investasi asing.

Saat ini, megaproyek hydropower yang digadang-gadang sebagai yang terbesar di Asia Tenggara akan dibangun di Sungai Kayam, Kalimantan Utara dan direncanakan selesai pada 2024. Sungai ini memiliki panjang 576 Km dengan daerah aliran sungai seluas 36.993,71 kilometer persegi, seperti disitat dari Indonesia.go.id (09/12).

Hydropower 1-5 di Sungai Kayan memiliki kapasitas sebesar 9.000 MW. Proyek yang terdiri dari lima unit memiliki nilai investasi beragam dengan rentang biaya pembangunannya USD2,3-2,7 juta per MW.

Total kapasitas PLTA ini adalah 9.000 MW yang secara keseluruhan menelan biaya USD20,7 miliar-USD24,3 miliar. Mengacu kurs Rp14.000/USD, investasinya yaitu Rp289,8 triliun-Rp 340,2 triliun.

Bagaimana kerja hydropower?

Seperti dilansir dari National Geographic (09/12) Hydropower adalah sebuah sistem pembangkit listrik yang terdiri dari tiga bagian: pembangkit listrik tempat energi dihasilkan, dam yang dapat dibuka dan ditutup untuk mengontrol arus air, dan reservoir untuk menampung air.

Air di belakang dam mengalir melalui bukaan dan menekan bilah-bilah turbin yang membuatnya berputar. Gerakan turbin inilah yang memproduksi listrik.

Besaran listrik yang dihasilkan tergantung pada seberapa jauh air turun dan volume air yang masuk ke sistem. Listrik yang dihasilkan dapat disalurkan melalui sambungan listrik jarak jauh yang akan dialirkan ke kawasan pemukiman dan industri.

Plus minus hydropower

Hydropower memiliki sejumlah keuntungan, yakni biaya yang dikeluarkan hanya untuk pembangunan bendungan. Untuk produksi listrik setelahnya tidak lagi butuh pendanaan besar karena bergantung pada sumber daya alam yang sudah tersedia.

Selain itu, hydropower dapat menghasilkan listrik dalam jumlah besar dan relatif mudah ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan dengan mengontrol ailaran air yang masuk ke turbin.

Namun, sayangnya pembangunan dam dapat merusak ekosistem sungai dan sekitarnya, seperti biota endemik dan menggeser pemukiman di sekitar sungai. Hydropower juga mengakibatkan kadar oksigen dalam air menjadi rendah, ini lah yang menyebabkan rusaknya ekosistem sungai.

Di Indonesia, proyek hydropower juga mengancam habitat Orangutan Tapanuli yang terancam punah.

Terlepas dari dua sisi hydropower, sumber energi ini masih tetap dinilai lebih bersih dibandingkan dengan energi fossil. Meskipun belum dapat mengasilkan energi yang nol emisi karbon, namun seluruh dunia terus bergerak menuju energi yang semakin bersih.

Bahkan ada beberapa gerakan di berbagai penjuru dunia untuk merestorasi dam yang sudah tidak berfungsi dengan mengancurkan bangunannya dan memulihkan ekosistem sungai seperti sedia kala.