<p>Ilustrasi Koin Benggol. / Bank Indonesia</p>
Tekno

Mengenal Koin Benggol, Uang Logam Zaman Dulu yang Dipakai untuk Kerokan

  • Masyarakat Indonesia barangkali tak asing lagi dengan istilah kerokan. Metode penyembuhan tradisional yang kerap digunakan oleh orang zaman dahulu ini biasanya menggunakan sebuah alat, yakni uang koin dari logam.

Tekno
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Masyarakat Indonesia barangkali tak asing lagi dengan istilah kerokan. Metode penyembuhan tradisional yang kerap digunakan oleh orang zaman dahulu ini biasanya menggunakan sebuah alat, yakni uang koin dari logam.

Adapun uang koin awal dari Hindia Belanda yang dijadikan alat untuk kerokan, yakni uang Benggol. “Koin Benggol, khususnya pecahan 2 ½ cent Nederlandsch-Indie, dipakai untuk kerokan karena bentuknya yang besar dan tebal sehingga nyaman digunakan,” Mengutip laman resmi Bank Indonesia, Minggu, 4 Juli 2021.

Disebutkan, bagian pinggir koin tersebut juga rata sehingga tidak sakit jika beradu dengan kulit. Koin berbahan tembaga ini dicetak sejak 1856 – 1945 dan berlaku hingga tahun 1950-an.

Dalam kurun waktu 16 tahun, koin benggol dicetak dengan jumlah yang bervariasi setiap tahunnya. Pencetakan paling sedikit terjadi pada 1896, yakni sejumlah 1.120.000 buah. Sebaliknya, cetakan terbanyak dilakukan pada 1945 sebanyak 200.000.000 buah.

Uniknya, terdapat jenis cetakan khusus pada uang benggol tahun 1902, yaitu berbahan emas dan perak dengan berat 13,5 gram. Uang ini pun dicetak dalam jumlah terbatas.

Fakta lain dari uang ini, pada koin benggol emisi 1945, misalnya, terdapat huruf P pada bawah angka 45 yang menunjukkan bahwa uang tersebut dicetak di Philadelphia, Amerika Serikat.

Sementara tanda prify pada uang tersebut bergambar pohon palem. Kemudian uang benggol yang dicetak pada tahun emisi 1856, penggunaan huruf mim ada yang terbuka dan tertutup.

Sebagai informasi, selain koin benggol, pemerintah Hindia Belanda juga mencetak uang koin dengan lubang di tengahnya atau disebut dengan uang “sen bolong”. Uang tersebut berbahan tembaga dan diterbitkan sejak 1936 hingga 1945 dalam enam tahun periode cetakan, yaitu 1936, 1937, 1938, 1939, 1942, dan 1945. (SKO)