Mengenal Lebih Dekat Balap Formula E
JAKARTA-jika tidak ada aral, pada 6 Juni 2020 Jakarta akan menjadi tuan rumah seri ke-10 ajang balapan Formula E yang memasuki musim keenamnya tersebut. Setelah tarik ulur izin dan polemik penyelenggaraan Formula E, panitia penyelenggara resmi mengumumkan layout sirkuit yang akan digunakan untuk menggelar balapan mobil elektrik di kawasan Monumen Nasional. Formula E mulai menarik […]
JAKARTA-jika tidak ada aral, pada 6 Juni 2020 Jakarta akan menjadi tuan rumah seri ke-10 ajang balapan Formula E yang memasuki musim keenamnya tersebut.
Setelah tarik ulur izin dan polemik penyelenggaraan Formula E, panitia penyelenggara resmi mengumumkan layout sirkuit yang akan digunakan untuk menggelar balapan mobil elektrik di kawasan Monumen Nasional.
Formula E mulai menarik perhatian dunia dengan jualan balapan yang ramah lingkungan, meski masih banyak orang awam yang belum mengenalnya.
Meski tampilan kendaraannya mirip, Formula E jelas akan sangat berbeda dengan Formula 1. jangan berharap ada raungan keras mesin dari mobil yang berpacu di sirkuit. Kecepatan kendaraan juga jauh di bawah Formula 1
Mobil generasi kedua
Sebanyak 24 pebalap dari 12 tim akan bertarung menggunakan mobil generasi kedua Formula E, Gen2, yang memiliki baterai lebih besar serta tenaga dan kecepatan puncak yang lebih unggul dari pendahulunya.
Gen2 yang memiliki desain aerodinamika yang agresif ditenagai baterai berdaya total 250kw yang bisa digunakan untuk melaju hingga 280km per jam.
Tenaga penuh mobil Gen2 bisa dipakai pebalap ketika sesi latihan bebas dan kualifikasi. Namun mode balapan, hanya 200kw yang terpasang. Pebalap bisa memperoleh tenaga tambahan lewat Attack Mode atau Fanboost.
Sebagaimana ditulis Antara Minggu (16/2), mulai musim 2018/2019, diterapkan fitur attack mode di mana setiap pebalap bisa mendapatkan tambahan tenaga 25kw dengan melintasi jalur spesifik di luar garis balap di trek. Tahun ini tenaga keluaran dari attack mode itu ditambah 10kw sehingga Gen2 dalam attack mode bisa melaju dengan 235kw.
Selain itu, hanya lima pebalap yang mendapat suara terbanyak dari penggemar lewat kanal media sosial bisa memperoleh tambahan 25kw dari fanboost untuk digunakan setelah menit ke-22 di balapan. Kedua bonus tenaga itu bisa menjadi senjata rahasia untuk mengubah keadaan di lomba.