Mengenal Makanan Ultra Proses, Apa Dampaknya Bagi Kesehatan?
- Makanan ultra proses adalah makanan yang telah mengalami banyak proses pengolahan dan ditambahkan zat-zat lain seperti garam, gula, lemak, pengawet, dan pewarna makanan. Penambahan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa dan membuatnya tahan lama.
Rumah & Keluarga
JAKARTA – Makanan ultra proses adalah makanan yang telah mengalami banyak proses pengolahan dan ditambahkan zat-zat lain seperti garam, gula, lemak, pengawet, dan pewarna makanan. Penambahan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa dan membuatnya tahan lama.
Makanan ini disajikan dengan gabungan dari berbagai bahan, zat tambahan, dan pengawet. Semua tambahan tersebut memberikan rasa dan cita rasa, sehingga membuat Anda ingin mencicipi lagi atau bahkan ketagihan.
Makanan jenis ini umumnya dirancang untuk dikonsumsi di mana saja, seperti di restoran cepat saji, rumah, kantor, sekolah atau kampus, dan di jalan. Menurut Monteiro (2010), kenaikan dalam konsumsi makanan dan minuman ultra proses, terutama sejak tahun 1980-an, menjadi faktor utama yang menyebabkan lonjakan obesitas dan penyakit degeneratif di seluruh dunia.
- Indonesia-Nepal Sepakati Perjanjian Bebas Visa Diplomatik dan Dinas
- Tujuh Dosen UGM Masuk Dua Persen Top Global Versi Standford, Berikut Sederet Prestasinya
- Beras Indonesia Termahal se-Asia Tenggara, Kenapa Petani Tetap Terpuruk?
Monteiro menyarankan agar konsumen sebaiknya menghindari makanan ultra proses. Contoh makanan ultra proses termasuk nugget, sosis, makanan beku, hot dog, sup kemasan, keripik kentang, minuman ringan, serta sereal sarapan manis dan sebagainya.
Lebih dari 50% makanan yang tersedia di supermarket dan restoran adalah makanan ultra proses. Meskipun begitu, banyak orang yang tidak menyadari hal ini dan tidak mengetahui dampak negatifnya terhadap kesehatan.
Dampak Makanan Ultra Proses untuk Kesehatan
Makanan ultra proses memang cenderung kurang sehat dibandingkan dengan makanan segar. Hal ini telah dibuktikan melalui berbagai penelitian, termasuk penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Health di Amerika Serikat.
Dalam penelitian tersebut, para peserta diminta untuk mengonsumsi makanan segar selama dua minggu, dan makanan ultra proses selama dua minggu lainnya. Hasilnya menunjukkan, ketika mereka mengonsumsi makanan ultra proses, asupan kalori mereka meningkat sebesar 508 kalori.
Setelah dua minggu mengonsumsi makanan ultra proses, subjek penelitian mengalami kenaikan berat badan rata-rata 0,9 kilogram.
Hal ini terjadi karena makanan ultra proses umumnya mengandung lebih banyak karbohidrat dan lemak, tetapi lebih sedikit protein. Selain itu, kandungan serat dalam makanan ultra proses juga rendah, yang membuat orang yang mengonsumsinya lebih cepat merasa lapar dan cenderung makan lebih banyak.
Di samping itu, tinjauan sistematis dan meta-analisis dari sebuah penelitian kohort besar di berbagai negara menunjukkan, konsumsi makanan ultra proses dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti obesitas, diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular, serta depresi.
Beberapa kondisi lain yang dilaporkan terkait dengan konsumsi makanan ultra proses termasuk gangguan metabolisme lemak, asam urat, penurunan fungsi ginjal, penyakit hati non-alkohol, penyakit Crohn, hingga kanker payudara.
Cara Mengurangi Makanan Ultra Proses
Karena aktivitas yang padat, waktu untuk memasak makanan segar di rumah menjadi semakin terbatas. Akibatnya, banyak orang cenderung mencari solusi makanan yang lebih praktis dan cepat. Tapi tenang saja, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti mengganti camilan kemasan dengan buah-buahan segar.
Ganti minuman ringan dengan air mineral atau minuman yang diproses langsung, seperti jus buah segar, kopi, atau teh yang baru diseduh.
Di samping itu, jika Anda ingin mengurangi atau menghindari makanan ultra proses, cobalah fokus memilih makanan yang utuh dan hanya mengalami sedikit pengolahan.
“Mengonsumsi lebih banyak makanan nabati, buah-buahan, sayuran, makanan utuh secara keseluruhan akan meningkatkan peluang kita untuk memiliki hidup yang sehat,” saran Czerwony.
- Kolaborasi Bank DBS Indonesia dan Mirae Asset Hadirkan 1 Juta Investor Baru di Pasar Modal
- 3 Tahun Setelah UU Cipta Kerja Disahkan, Banyak Pabrik Tutup dan Pengangguran Tertinggi di Asia Tenggara
- Tokocrypto dan Binance Bantu Bareskrim Sita Dana Rp3 Miliar dari Kasus Penipuan Kripto
Dia juga menjelaskan cara memulai membuat pilihan makanan yang membantu untuk menghindari, atau setidaknya mengurangi. Langkah-langkah praktisnya meliputi membaca label makanan, memasak sendiri, bersikap realistis tentang apa yang dapat dilakukan, serta menemukan keseimbangan yang sehat.
Meski rasanya sangat enak apalagi sangat praktis dihidangkan, makanan dan minuman ultra proses dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit kronis di masyarakat.