Nampak seorang petani tengah melakukan panen tanaman kelapa sawit di kawasan Bogor Jawa Barat, Kamis 28 Mei 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
BUMN

Mengenal PalmCo dan SupportingCo, Subholding Baru BUMN Perkebunan Nusantara

  • PalmCo bakal menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia dan diproyeksikan mampu mencukupi sekitar 30% dari total konsumsi minyak goreng di dalam negeri.
BUMN
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - Di bawah kepemimpinan Erick Thohir, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara resmi melakukan penggabungan 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara atau PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III menjadi dua subholding. 

Dua entitas baru itu diberi nama PalmCo yang bergerak di sektor hilirasi produk sawit dan SupportingCo yang ditujukan untuk mengoptimalisasi aset perkebunan milik PTPN Group. Hal tersebut termasuk untu percepatan peningkatan sinergi, optimalisasi pemanfaatan sumber daya, dan peningkatan daya saing PTPN sebagai instrumen penting bagi negara.

Meski, keduanya telah diresmikan pada Jumat, 01 Desember 2023 lalu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan intregasi sistem termasuk operasional Subholding PalmCo dan SupportingCo akan selesai pada enam bulang mendatang. 

“Tujuan lainnya tentu untuk efisiensi dan peningkatan berbagai indikator keuangan serta operasional perseroan. Akan ada integrasi sistem, sumber daya manusia, operasional, keuangan, dan sebagainya, yang kami usahakan bisa selesai dalam waktu enam bulan,” ujarnya dalam siaran pers pada Minggu, 03 Desember 2023 kemarin.

Asal tahu saja, pembentukan subholding PalmCo melibatkan penggabungan anak usaha PTPN Group, yaitu PTPN V, VI, dan XIII, yang digabungkan ke dalam PTPN IV sebagai entitas yang tetap (surviving entity). Sedangkan subholding SupportingCo dibentuk dengan menggabungkan anak usaha PTPN Group, yaitu PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV, ke dalam PTPN I.

Tiko sapaan akrabnya menyebut aksi korporasi yang dilakukan PTPN Group lewat pembentukan dan integrasi subholding merupakan bentuk dukungan BUMN dalam memperkuat ketahanan ekonomi untuk melalui hilirisasi sektor pangan. 

Setelah operasional berjalan, pada 2026 mendatang, PalmCo diproyeksikan bakal menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia dengan luas lahan yang digarap melebihi 600 hektar.

Hal tersebut diharapkan mampu mengdongkrak 3,3 juta ton minyak kelapa sawit mentah CPO per tahun, 1,8 juta ton minyak goreng per tahun, dan 433.000 ton biodiesel per tahun. Dengan begitu, kata Tiko, produksi minyak goreng diyakini mampu mencukupi sekitar 30% dari total konsumsi minyak goreng di dalam negeri.

Adapun untuk SupportingCo sendiri akan memainkan peran sebagai perusahaan pengelola aset perkebunan dengan fokus pada kegiatan pemanfaatan optimal dan divestasi aset, manajemen tanaman perkebunan, diversifikasi usaha, dan pengembangan green business, dengan tujuan memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Sementara, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Muhammad Abdul Ghani menyatakan aksi korporasi restrukturisasi pembentukan Subholding PalmCo dan SupportingCo, yang dilakukan setelah terbentuknya SugarCo pada tahun 2021, merupakan langkah strategis untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi maksimal.

“Integrasi PTPN Group melalui pembentukan PalmCo dan SupportingCo merupakan wujud nyata strategi korporasi guna menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Integrasi ini memperkuat posisi perusahaan karena memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, dimana perusahaan didukung dengan pemanfaatan sumber daya lahan, sumber daya manusia, inovasi teknologi, serta digitalisasi yang unggul," kata Ghani dikutip pada Senin, 04 Desember 2023. 

Ghani menambahkan untuk mencapai tujuan besar tersebut, strategi subholding melibatkan langkah-langkah seperti maksimalisasi nilai aset landbank untuk mendapatkan nilai tambah, peningkatan margin EBITDA dalam 5 tahun ke depan, peningkatan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), ketahanan pangan yang lebih baik, peningkatan ekuitas, serta peningkatan kepemimpinan.

Sebagai informasi, pada Agustus 2021 lalu, PTPN Group menggabungkan 35 pabrik gula yang dikelola oleh anak usahanya ke dalam entitas yang baru bernama PT Sinergi Gula Nusantara atau SugarCo. Entitas tersebut memiliki target untuk meningkatkan produksi gula kristal putih PTPN dari 786.000 ton menjadi 2,1 juta ton pada 2026 mendatang.