Pesawat N219 Amphibi
Transportasi dan Logistik

Mengenal Pesawat N219 Amphibi Buatan Indonesia

  • Pengembangan pesawat ini dilakukan bekerja sama dengan dua perusahaan Amerika, yaitu AEROCET dan MOMENTUM.
Transportasi dan Logistik
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

JAKARTA - Pemerintah lewat PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengupayakan inovasi di bidang transportasi udara dengan mengembangkan pesawat N219.

Pesawat tersebut merupakan jenis pesawat amphibi dengan kapasitas 17 penumpang yang dirancang untuk mengakses daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh transportasi darat. Status amphibi atau amfibi berarti pesawat bisa mendarat di air.

“Dengan wilayahnya (Indonesia) yang lebih besar adalah perairan, juga memiliki potensi besar mengembangkan wisata perairan menggunakan pesawat amphibi,” terang Manajer Komunikasi Perusahaan dan Promosi PT Dirgantara Indonesia, Adi Prastowo, di Bandung.

Pesawat ini memiliki kecepatan maksimal 296 km/jam dan jarak tempuh 231 km. Pesawat N219 Amphibi  diklaim memiliki kemampuan lepas landas dan pendaratan di air dengan jarak relatif pendek, yaitu 1.400 meter untuk lepas landas dan 760 meter untuk pendaratan.  Hal ini memungkinkan pesawat untuk beroperasi di wilayah dengan infrastruktur yang terbatas. 

Pengembangan pesawat N219 Amphibi tidak hanya berfokus pada peningkatan kemampuan transportasi udara, tetapi juga untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi Indonesia. 

Dalam bidang ekonomi, pesawat ini diharapkan dapat membuka akses ke daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. 

Dalam bidang pariwisata, peningkatan konektivitas di wilayah-wilayah bahari diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan pendapatan daerah. 

Dalam bidang pertahanan, pesawat ini akan menjadi aset strategis untuk operasi militer di wilayah perbatasan dan terpencil.

Kerja Sama dengan Amerika

Pengembangan pesawat ini dilakukan bekerja sama dengan dua perusahaan Amerika, yaitu AEROCET dan MOMENTUM. 

Diharapkan pesawat ini dapat memperoleh sertifikasi dari Federal Aviation Administration (FAA) pada tahun 2026, serta melakukan penerbangan perdana yang dijadwalkan pada tahun yang sama. 

Setelah itu, sertifikasi dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Indonesia dijadwalkan pada tahun 2027.

Investasi dalam proyek ini merupakan bagian dari visi jangka panjang pemerintah untuk memperkuat pertahanan dan ekonomi nasional. 

Proyek ini didukung penuh oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Bappenas dan termasuk dalam salah satu program unggulan Transformasi Ekonomi Indonesia. 

Spesifikasi

  • Kapasitas: 10--20 orang.
  • Kecepatan: 296 km/jam
  • Jarak tempuh: 231 km pada ketinggian operasional 10.000 kaki.
  • Lepas landas di udara: 1. 400 m
  • Pendaratan udara: 760 m
  • Beban Maksimal : 7.030 kg