Museum Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Nasional

Mengenal Raden Bei Aria Wirjaatmadja, Sosok di Balik Pembentukan Bank BRI

  • Sebelumnya, pada April 1894, dia diberi kepercayaan untuk mengelola kas masjid di Purwokerto sebesar 4.000 gulden.

Nasional

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank  tertua dan terbesar di Indonesia. Bank ini bahkan telah didirikan jauh sebelum Indonesia merdeka, tepatnya pada 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja.

Sebelumnya, pada April 1894, dia diberi kepercayaan untuk mengelola kas masjid di Purwokerto sebesar 4.000 gulden. Dana ini kemudian digunakan untuk memberikan pinjaman kepada pegawai rendahan yang membutuhkan serta para petani.

Meski telah berkontribusi besar dalam bidang ekonomi, Wirjaatmadja masih jarang dikenal oleh banyak orang. Ia lahir di Adireja, ibu kota Banyumas pada masa itu, dan menjadi Patih Purwokerto pada tahun 1879. Dia menjabat hingga pensiun pada tahun 1907.

Wirjaatmadja dikenal sebagai seorang Patih yang sederhana dan suka membantu masyarakat miskin di Banyumas. Sebelum mendirikan Bank BRI, ia sering memberikan pinjaman dari uang pribadinya untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Sebelumnya, pada tahun 1855, ia bekerja sebagai juru tulis untuk Belanda di Banjarnegara selama dua tahun, kemudian diangkat menjadi Mantri Polisi di Bawang selama sembilan tahun.

Ide untuk mendirikan bank ini muncul sebelum ia pensiun. Saat ia menghadiri sebuah pesta besar, tuan rumah yang mengadakan pesta memperoleh uang untuk menggelar pesta dari rentenir Belanda. Utang tersebut memiliki bunga yang sangat tinggi dan tidak masuk akal.

Dari situ, Wirjaatmadja berinisiatif membentuk badan yang dapat memberikan pinjaman dengan bunga yang lebih rendah. Ia kemudian mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden (nama awal BRI) yang ditujukan untuk masyarakat pribumi.

Dilansir dari laman resmi BRI, lembaga ini pertama kali dibentuk untuk mengelola dana kas masjid dan menyalurkannya kepada masyarakat melalui skema yang sangat sederhana.

Perkembangan berlanjut hingga akhir abad era 1900-an, di mana bank ini dikenal sebagai Bank Rakyat atau Bank Desa, dengan cabang-cabang tersebar di beberapa lokasi.

Meskipun mengalami tantangan selama masa penjajahan Jepang, nama Bank Rakjat Indonesia kemudian diresmikan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 Tahun 1946, tanggal 22 Februari 1946. Bank ini juga diakui sebagai Bank Pemerintah dan menjadi bagian dari upaya mendukung kemerdekaan.

Bank ini kemudian berganti nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Selanjutnya, pada tahun 1968, melalui UU No. 21 Tahun 1968, Bank Rakyat Indonesia Serikat berganti nama menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan nama ini digunakan hingga saat ini.