Mengenal Sorgum, Biji-Bijian Kuno Sehat Tinggi Serat
- Sorgum sudah dikenal di daerah Afrika dan Australia semenjak lebih dari 5.000 tahun yang lalu.
Sains
JAKARTA - Sorgum mungkin jarang didengar di masyarakat Indonesia. Biji-bijian ini merupakan salah satu opsi pengganti nasi yang saat ini menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang sedang menjalankan diet.
Melansir Dr. Axe, sorgum sudah dikenal di daerah Afrika dan Australia semenjak lebih dari 5.000 tahun yang lalu. Popularitas sorgum mengalami peningkatan karena didukung dengan banyak toko makanan kesehatan yang menawarkan campuran tepung bebas gluten yang terbuat dari sorgum.
Sorgum kemudian dianggap menjadi pilihan makanan terbaik di daerah yang tandus karena sifat tanamannya yang memiliki ketahanan terhadap panas. Oleh karena itu, sorgum menjadi tanaman yang berharga terutama ketika kondisi kekeringan. Biji-bijian ini telah menjadi makanan pokok masyarakat miskin dan pedesaan selama ribuan tahun, terutama di daerah tropis seperti Afrika, Amerika Tengah, dan Asia Selatan.
- KPK Undang 3 Capres Bahas Korupsi pada 17 Januari
- Jumlah Tabungan Masyarakat di Bank Tumbuh Melambat, OJK Ungkap Penyebabnya
- Mantab! Video Call WhatsApp Bakal Bisa Buat Nonton Film dan Mendengarkan Musik Bersama
Sejarah sorgum dimulai dari temuan di situs arkeologi Nabta Playa, dekat perbatasan Mesir-Sudan, sekitar 8.000 SM. Dari Afrika, biji-bijian sorgum menyebar ke Timur Tengah dan Asia melalui jalur perdagangan kuno.
Biji sorgum kemudian dibawa ke Jazirah Arab, India, dan Tiongkok melalui Jalur Sutra. Catatan tertua tentang sorgum di Amerika Serikat berasal dari Ben Franklin pada tahun 1757, yang menulis tentang penggunaan biji-bijian tersebut untuk membuat sapu.
Selain dijadikan makanan, sorgum juga dimanfaatkan menjadi pakan ternak berharga di Amerika Serikat. Sorgum juga dinilai mampu memberikan manfaat ramah lingkungan sebagai sumber energi berkelanjutan dan alami. Pada beberapa tahun terakhir, penggunaan sorgum untuk diolah menjadi etanol juga telah mengalami peningkatan yang cukup pesat.
Sorgum juga telah dimanfaatkan untuk membuat sirup sorgum yang disebut “sorgum molase”, pakan ternak, minuman beralkohol, dan biofuel yang hemat energi.
Melansir Health Line, Sorgum mengandung sejumlah nutrisi seperti vitamin B esensial yang diperlukan untuk metabolisme, perkembangan sel saraf, dan kesehatan kulit. Sorgum juga menjadi sumber magnesium yang melimpah yang penting untuk pembentukan tulang, kesehatan jantung, dan berbagai reaksi biokimia dalam tubuh, termasuk produksi energi dan metabolisme protein.
Dengan kandungan tinggi antioksidan seperti flavonoid, asam fenolik, dan tanin, sorgum membantu mengurangi stres oksidatif dan peradangan. Dalam setengah cangkir sorgum, terdapat lebih dari 7 gram serat, yang memberikan kontribusi sekitar 25% dari asupan harian yang disarankan, mendukung pengelolaan berat badan, penurunan kolesterol, stabilisasi gula darah, dan pencegahan sembelit. Selain itu, sorgum berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat baik, sebanding dengan quinoa dalam kandungan proteinnya.