Mengenal Virus Hanta, Wabah Penyakit yang dibawa Tikus
- Virus Hanta ditemukan di berbagai tempat, mulai dari lingkungan rumah hingga hutan. Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan tikus yang terinfeksi, ekskresi yang mengenai kulit yang luka, atau bahkan melalui aerosol.
Sains
JAKARTA - Hewan pengerat, seperti tikus ternyata memainkan peran penting dalam penyebaran penyakit zoonosis di Indonesia. Selain penyakit yang sudah umum seperti leptospirosis dan pes, ada satu ancaman serius yang belum banyak dibahas oleh masyarakat, yaitu penyakit virus Hanta.
Di tengah kesibukan aktivitas sehari-hari, ancaman dari virus Hanta, yang berasal dari genus Orthohantavirus, mulai mengintai. Tikus, terutama Rattus norvegicus dan R.tanezumi, menjadi penyimpan utama penyakit ini.
Meskipun kasus manusia yang terinfeksi masih jarang dilaporkan di Indonesia, kewaspadaan terhadap virus ini perlu ditingkatkan mengingat potensi dampak serius yang bisa timbul.
Dilansir dari Kemkes.go.id, Selasa, 27 Februari 2024, Virus Hanta ditemukan di berbagai tempat, mulai dari lingkungan rumah hingga hutan. Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan tikus yang terinfeksi, ekskresi yang mengenai kulit yang luka, atau bahkan melalui aerosol.
Oleh karena itu, kebersihan lingkungan dan langkah-langkah pencegahan menjadi kunci utama dalam menghindari penyebaran virus ini.
- Manusia Makin Tersingkir, Kurir Makanan di Tokyo akan Digantikan Robot AI
- Bayang-bayang Utang MIND ID di Balik Divestasi Vale Indonesia
- Luhut Minta Proses Perpanjangan IUPK Vale Indonesia Rampung Pekan Ini
Dua Jenis Gejala Klinis yang Membahayakan
Penyakit virus Hanta dapat menimbulkan dua jenis gejala klinis yang serius, yaitu Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) dan Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS).
Kedua kondisi ini menampilkan serangkaian gejala yang dapat berkembang menjadi masalah kesehatan serius. Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) memberikan dampak pada sistem perdarahan dan ginjal, menciptakan risiko pendarahan yang mengancam nyawa.
Sementara itu, Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) menimbulkan ancaman kritis pada sistem pernapasan, menyebabkan kesulitan bernapas, batuk berdarah, dan bahkan pneumonia.
Tingkat kematian yang bervariasi akibat penyakit ini menandakan bahwa wabah Hanta bukanlah sesuatu yang dapat diabaikan, dan perluasan upaya pencegahan serta pemahaman lebih lanjut mengenai virus ini menjadi esensial untuk menjaga kesehatan masyarakat.
- Manusia Makin Tersingkir, Kurir Makanan di Tokyo akan Digantikan Robot AI
- Bayang-bayang Utang MIND ID di Balik Divestasi Vale Indonesia
- Luhut Minta Proses Perpanjangan IUPK Vale Indonesia Rampung Pekan Ini
Pencegahan Virus Hanta
Pencegahan menjadi kunci dalam menghadapi ancaman virus Hanta. Tindakan pencegahan utama dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan hewan pengerat, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, serta menggunakan alat pelindung diri saat membersihkan area yang mungkin terkontaminasi.
Penting untuk memahami bahwa virus Hanta dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk dalam rumah dan hutan, membuat perhatian terhadap penyakit ini di Indonesia menjadi sangat penting untuk mencegah potensi wabah.
Dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit zoonosis, termasuk virus Hanta, diharapkan langkah-langkah pencegahan dapat ditingkatkan.
Informasi yang lebih luas dan pemahaman yang baik tentang cara penularan serta langkah-langkah pencegahan dapat membantu melindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang mungkin terlewatkan ini.