SD Inpres
Nasional

Mengenang SD Inpres, Genjot Angka Partisipasi Sekolah dari 60 Persen jadi 92 Persen

  • Dampak positif dari kebijakan ini terlihat terutama dalam peningkatan Angka Partisipasi Sekolah (APS). SD Inpres membawa manfaat signifikan dengan memperluas akses pendidikan di berbagai wilayah, terutama yang sebelumnya terpinggirkan.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Pada era pemerintahan Presiden Soeharto, pengenalan Sekolah Dasar Inpres (SD Inpres) melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor No 10 Tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar, menandai perkembangan signifikan sektor pendidikan di Indonesia.

Instruksi tersebut diarahkan kepada sejumlah kementerian secara langsung. Hingga periode 1993/1994, hampir 150 ribu unit SD Inpres berhasil dibangun, menciptakan transformasi signifikan dalam sektor pendidikan.

Dampak positif dari kebijakan ini terlihat terutama dalam peningkatan Angka Partisipasi Sekolah (APS). SD Inpres membawa manfaat signifikan dengan memperluas akses pendidikan di berbagai wilayah, terutama yang sebelumnya terpinggirkan. 

Pembangunan fasilitas pendidikan yang diperintahkan oleh Presiden Soeharto membantu meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan, menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa manfaat langsung yang dirasakan masyarakat dari pembangunan SD Inpres.

Peningkatan Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Saat SD Inpres diperkenalkan pada tahun 1966, Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Indonesia masih berada pada tingkat 60%. 

Namun, melalui upaya konkret pemerintah dalam membangun lebih banyak SD Inpres, pada tahun 1983, APS SD meningkat pesat menjadi 92%. 

Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah masa itu untuk memberikan akses pendidikan yang lebih luas kepada masyarakat, mengatasi ketidaksetaraan akses pendidikan di berbagai wilayah.

Peningkatan Literasi dan Numerasi

SD Inpres menjadi tulang punggung dalam upaya meningkatkan literasi dan numerasi di masyarakat Indonesia. 

Melalui kurikulum yang dirancang secara khusus, sekolah ini membantu mengasah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung masyarakat Indonesia. 

Dengan pemberian dasar pendidikan yang kuat di tingkat dasar, generasi muda memiliki landasan yang kokoh untuk mengembangkan potensi mereka.

Peningkatan Kualitas SDM

Peningkatan literasi dan numerasi tidak hanya menciptakan masyarakat yang lebih terampil secara akademis, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia secara keseluruhan. 

SD Inpres menciptakan fondasi yang solid untuk pembelajaran berkelanjutan, mempersiapkan generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan.

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Kualitas SDM yang meningkat melalui pendidikan di SD Inpres turut andil dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Dengan memiliki kemampuan literasi dan numerasi yang baik, individu lebih mungkin mendapatkan pekerjaan yang layak dan memberikan kontribusi positif pada ekonomi nasional. 

Pendidikan di SD Inpres menjadi pendorong utama dalam menciptakan perubahan ekonomi dan sosial di berbagai lapisan masyarakat.

Pemersatu Bangsa

Selain sebagai lembaga pendidikan, SD Inpres juga memiliki peran penting dalam mempersatukan bangsa Indonesia.

Dengan menyediakan akses pendidikan yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia, SD Inpres menciptakan kesempatan yang sama bagi anak-anak dari berbagai latar belakang etnis dan ekonomi. 

Hal ini tidak hanya memperkaya kehidupan akademis, tetapi juga memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara masyarakat Indonesia.

Melalui langkah-langkah konkret ini, SD Inpres di era Soeharto telah membawa perubahan positif dalam mendukung pendidikan, literasi, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, menjadikannya sebagai landasan kuat untuk pembangunan nasional jangka panjang.