<p>Perkerja mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di kawasan, Cipinang, Jakarta Timur, Selasa, 22 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Menggiurkan, Kokoh Inti Arebama (KOIN) Bakal Rambah Bisnis Konstruksi di Kuartal II-2023

  • Pertimbangan lain emiten ingin ekspansi dari sekadar pemasok menjadi pemain di bisnis konstruksi adalah meningkatkan brand awareness Siam Cement Group, yang merupakan holding atau induk usaha perusahaan.

Korporasi

Yosi Winosa

JAKARTA - Emiten perdagangan material bangunan PT Kokoh Inti Arebama Tbk (KOIN) bersiap merambah bisnis konstruksi gedung (KBLI 41011-41019), jasa konstruksi prapabrikasi bangunan gedung (KBLI 41020), dan instalasi listrik (KBLI 43211) lantaran besarnya ceruk pasar.

Direktur Utama PT Kokoh Inti Arebama Tbk Warit Jintanawan mengatakan perseroan akan meminta restu pemegang saham lewat RUPSLB yang diselenggarakan 25 Januari 2023 mendatang. Saat ini perseroan juga tengah melengkapi seluruh perizinan yang dibutuhkan agar bisnis baru bisa dieksekusi sekitar Mei 2023 mendatang.

Berdasarkan studi kelayakan internal perusahaan, penambahan kegiatan usaha ini dapat menambah total aset dengan rata-rata kenaikan sebesar 0,35% selama masa proyeksi, total liabilitas dengan rata rata kenaikan sebesar 0,05% selama masa proyeksi dan total ekuitas perusahaan mengalami kenaikan rata rata sebesar 3,75% selama masa proyeksi. 

Selain itu, penambahan kegiatan usaha juga diproyeksi menambah pendapatan dengan rata rata kenaikan sebesar 0,45% selama masa proyeksi, ldan aba usaha dengan rata rata kenaikan sebesar 0,02% selama masa proyeksi.

“Sehingga dapat disimpulkan dengan adanya penambahan kegiatan usaha cukup mempengaruhi kinerja keuangan pada laba rugi menjadi lebih baik,” kata Warit dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Sabtu, 21 Januari 2023.

Ditambahkan Warit, pertimbangan lain emiten ingin ekspansi dari sekadar pemasok menjadi pemain di bisnis konstruksi adalah meningkatkan brand awareness Siam Cement Group, yang merupakan holding atau induk usaha perusahaan.

Seperti diketahui, pangsa pasar (market share) konstruksi saat ini masih dikuasai oleh BUMN karya seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang merupakan pemegang pangsa pasar terbesar dengan presentase 20,6% dan nilai pendapatan (revenue) sebesar Rp31,38 triliun dan diikuti oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan pangsa pasar 17,9% senilai Rp27,21 triliun. 

Namun masih ada ceruk terutama untuk segmen pasar skala kecil atau Business to Customer (B2C) yang mana perseroan akan berhubungan langsung dengan pelanggan akhir dengan nama dan reputasi perusahaan cukup kuat lewat portal online Mitraruma.

Mitraruma merupakan kanal penghubung antara pelanggan dan perusahaan konstruksi (pihak ketiga). Perseroan dapat mempergunakan nama dan reputasi yang diperoleh dari pelanggan Mitraruma untuk menjangkau pelanggan potensial untuk bidang usaha konstruksi.

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman perseroan, diharapkan nantinya Perseroan juga akan dapat bersaing dengan kompetitor-kompetitor besar di bidang konstruksi untuk proyek-proyek besar pemeirntah maupun swasta.

Perusahaan nantinya bisa berbenturan langsung dengan beberapa kompetitor seperti PT Acset Indonusa Tbk (ACST), PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR), PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA), PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) hingga PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE).