
Mengguncang Turki saat Ditangkap, Siapa Sebenarnya Walikota Istanbul Imamoglu
- Imamoglu terpilih sebagai wali kota pada tahun 2019 sebelum terpilih kembali pada tahun 2024. Dia adalah salah satu politisi paling populer di negara itu. Seorang tokoh terkemuka di Partai Rakyat Republik (CHP) oposisi.
Dunia
JAKARTA- Turki diguncang aksi demonstarsi besar-besaran setelah Walikota Istanmbul Ekrem Imamoglu ditangkap. Pertanyaannya mengapa dia ditangkap dan siapa dia sebenarnya?
Calon presiden Turki ini ditahan atas tuduhan korupsi dan membantu kelompok teroris. Kementerian dalam negeri Turki telah menyatakan Imamoglu diskors sebagai wali kota Istanbul.
Universitas Istanbul pada juga mengumumkan pencabutan gelar Imamoglu karena dugaan pelanggaran. Jika ditegakkan, hal itu akan membuat kemampuannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden diragukan. Ini karena konstitusi Turki mengatakan syarat seorang presiden harus menyelesaikan pendidikan tinggi.
Penangkapan ini telah mendorong ribuan pendukungnya turun ke jalan. Bentrokan antara massa aksi dengan polisi pecah. Bahkan polisi dilaporkan menggunakan semprotan mrica untuk membuarkan demonstran.
- Kemenkes Diam-Diam Siapkan Rancangan Perpres Larangan Penjualan Rokok, Sektor Ritel Waswas
- Rangkuman Ekonomi Awal Pekan: IHSG Anjlok, Deflasi, dan Utang Menumpuk
- IHSG Tembus Level Psikologis 5.000, Saham UNTR, ADMR, dan BRIS Wajib Dicermati
Dikutip dari berbagai sumber Imamoglu terpilih sebagai wali kota pada tahun 2019 sebelum terpilih kembali pada tahun 2024. Dia adalah salah satu politisi paling populer di negara itu. Seorang tokoh terkemuka di Partai Rakyat Republik (CHP) oposisi. Pria berusia 54 tahun itu telah lama dipandang sebagai saingan paling tangguh Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Dia mengejutkan Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa saat ia mempertahankan kendali atas Istanbul dalam pemilihan umum daerah tahun lalu. Ini adalah kemenangan kedua berturut-turut di kota terbesar di Turki. Banyak komentator politik di Turki menyebut ini sebagai kekalahan terburuk Erdogan.
Namun Imamoglu ditangkap beberapa hari sebelum dia dijadwalkan terpilih sebagai kandidat Presiden. Ini mendorong CHP untuk memperingatkan adanya percobaan kudeta terhadap presiden berikutnya.
Tokoh ini lahir pada tahun 1970 di Akcaabat. Sebuah kota tepi laut di provinsi Trabzon di pantai Laut Hitam Turki. Imamoglu kemudian pindah ke Istanbul saat remaja, belajar bisnis dan kemudian bekerja di industri konstruksi.
Meskipun keluarganya berlatar belakang konservatif-tengah-kanan, Imamoglu mengatakan dia menganut nilai-nilai demokrasi sosial selama masa kuliahnya.
Seperti Erdogan dia adalah seorang penggemar sepak bola. Juga merupakan pemain amatir di masa mudanya dan terkenal karena dukungannya terhadap klub lokalnya Trabzonspor. Kecintaan terhadap olahraga merupakan karakteristik yang berguna bagi seorang politisi di Turki yang tergila-gila pada sepak bola.
Masuk Politik
Setelah berkarier di dunia bisnis, pada usia 43 tahun ia beralih ke politik dan terpilih menjadi wali kota distrik kelas menengah Beylikduzu di Istanbul. Namun, dia masih relatif kurang dikenal hingga ia berjuang dan memenangkan pemilihan wali kota di Istanbul pada tahun 2019. Sebuah kejutan besar bagi Erdogan dan AK.
Imamoglu menghadapi tantangan langsung terhadap kemenangannya. Otoritas pemilu menganulir hasil pemungutan suara dan memaksanya keluar dari jabatan. Ini setelah Partai AK menuduh adanya penyimpangan dalam proses pemungutan suara. Pemungutan suara ulang pun diperintahkan.
Setelah pengumuman pemilihan ulang, Imamoglu berbicara kepada sejumlah besar pendukungnya dalam sebuah rapat umum. Dia menanggalkan jaket dan dasinya, menyingsingkan lengan bajunya dan mendesak mereka untuk memfokuskan energi mereka untuk menang lagi. “Semuanya akan baik-baik saja," katanya. Kalimat yang sejak itu menjadi slogan kampanyenya dan menjadi slogan pribadinya sejak saat itu.
Dan bagi Imamoglu semuanya memang berjalan baik-baik saja. Dia mengamankan 54% suara dalam pemilihan ulang yang kembali menjadi pukulan besar lainnya bagi presiden.
- Sepekan Menjelang RUPST, Saham BBRI Naik! Ini Rekam Jejak Dividennya
- Saham BBCA Tertekan di Tengah Kinerja Februari 2025 Solid, Bagaimana Prospeknya?
- Saham BBRI Diburu Investor Asing di Saat Big Banks Lain Dilepas, Apa yang Terjadi?
Dia kini telah mengalahkan AK dua kali itu di kota yang telah dikuasai oleh partai penguasa dan para pendahulunya yang beraliran Islam selama 25 tahun.
Istanbul adalah tempat Erdogan tumbuh besar, berjualan camilan roti wijen, sebelum terjun ke dunia politik pada tahun 1970-an. Di sanalah ia naik pangkat hingga menjadi wali kota, perdana menteri, dan akhirnya presiden.
Kekalahan ini akan sangat menyakitkan baginya secara pribadi dan juga partainya. Istanbul adalah rumah bagi seperlima dari populasi Turki yang hampir mencapai 85 juta jiwa. Kota ini juga bertanggung jawab atas sebagian besar perekonomiannya, termasuk perdagangan, pariwisata, dan keuangan.
Banyak pakar meramalkan kenaikan kekuasaan serupa bagi Imamoglu setelah ia memenangi mandat kedua pada tahun 2024. Bagi banyak orang, dia menjadi ancaman bagi cengkeraman Erdogan pada jabatan tertinggi Turki.
Erdogan mengamankan masa jabatan ketiga dalam pemilihan presiden pada tahun 2023. Dan berdasarkan konstitusi ia tidak dapat memerintah setelah tahun 2028. Namun para pengkritiknya mengatakan dia mungkin akan mengubah konstitusi agar dapat mencalonkan diri lagi. Pemilu berikutnya dijadwalkan pada tahun 2028. Tetapi kemungkinan akan terjadi lebih awal.
Selama kampanye politiknya, Imamoglu dipuji karena pendekatannya yang lembut dan humoris terhadap politik. Kontras dengan banyak pesaingnya di lanskap politik Turki yang terpolarisasi.
Dengan memperluas basis sekuler CHP, dia berhasil menarik perhatian sebagian pemilih Turki yang lebih saleh dan konservatif. Kelompok yang secara tradisional memilih AK. Imamoglu memasukkan kunjungan ke masjid dalam kampanye pemilihannya dan baru-baru ini. Dia juga mengumumkan pemugaran masjid bersejarah di distrik Karakoy yang populer di Istanbul.
Istrinya Dilek Imamoglu juga menjadi tokoh populer dengan kehadirannya yang aktif di media sosial. Terutama terkait keterlibatan dalam kegiatan amal untuk kaum difabel. Dia selalu tampil bersama suaminya selama kampanye.
Pemilihan pendahuluan oposisi utama dijadwalkan pada tanggal 23 Maret. Di mana Imamoglu diharapkan akan terpilih sebagai kandidatnya untuk pemilihan presiden 2028.
Namun penangkapannya dan pembatalan gelarnya dari Universitas Istanbul sehari sebelumnya karena dugaan penyimpangan telah membuat pencalonannya diragukan. Menurut konstitusi Turki, presiden harus menyelesaikan pendidikan tinggi untuk memegang jabatan.