Menghitung Kiriman Amunisi Artileri Korut ke Rusia dan Seberapa Besar Manfaatnya
- Analisis baru terhadap foto satelit yang diambil dari depot amunisi Rusia menunjukkan, lebih dari 2.000 kontainer kargo berukuran 6 meter dikirim dari Korea Utara.
Dunia
MOSKOW- Korea Utara (Korut) hampir bisa dipastikan telah mengirimkan amunisi artileri ke Rusia. Pertanyaannya, seberapa banyak? Dan seberapa besar manfaatnya bagi Rusia?
Analisis baru terhadap foto satelit yang diambil dari depot amunisi Rusia menunjukkan, lebih dari 2.000 kontainer kargo berukuran 6 meter dikirim dari Korea Utara.
Menurut seorang perwira cadangan Angkatan Darat Ukraina yang terkenal dengan sebutan 'Tatarigami UA', kontainer-kontainer tersebut kemungkinan besar membawa setengah juta peluru artileri kaliber 122 dan 152 milimeter.
Perkiraan tersebut condong ke arah sisi konservatif. Temuan dan gambaran pendukung ini dituangkan dalam sebuah artikel di situs webnya Frontelligence Insight Rabu 8 November 2023.
Menurut laporan itu, Rusia menembakkan 11 juta peluru artileri pada tahun 2022 dalam upaya untuk mengamankan kemenangan cepat di Ukraina. Tetapi tidak berhasil.
Dengan kapasitas industri yang hanya mampu memproduksi 2 juta peluru lagi per tahun, Rusia tidak bisa menggunakan amunisinya secara boros pada tahun 2023. Rusia diperkirakan hanya akan mengeluarkan 7 juta peluru pada tahun ini. Ini hanya dua pertiga dari total produksi mereka pada tahun 2022.
- Indonesia Jadi Anggota FATF, Inilah Dampaknya ke Industri Kripto
- Prospek Pertumbuhan Ekonomi Korsel Dipangkas jadi 2,2 Persen Tahun 2024
- Euclid, Teleskop Luar Angkasa Ini Berusaha Ungkap Misteri Materi Gelap
Bukan suatu kebetulan, hampir sepanjang tahun 2023 beredar kabar tentang transfer amunisi artileri dalam jumlah besar dari Korea Utara ke Rusia. Hal ini dibuktikan dengan pendekatan terbuka Rusia terhadap Korea Utara. Termasuk kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada bulan Juli dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov pada bulan Oktober. Dan tentu saja pertemuan antara Putin dan Kim Jong Un pada bulan September.
Transfer amunisi juga dikonfirmasi oleh laporan intelijen Amerika . Foto pertama akhirnya muncul di media sosial pada pertengahan Oktober. Visual itu menunjukkan peluru 122 dan 152 milimeter yang dibuat di Korea Utara pada tahun 2000an.
Kedua kaliber ini merupakan jenis yang paling umum digunakan di sistem artileri Rusia dan Soviet. Peluru 122 milimeter digunakan pada ratusan howitzer derek D-30 dan sistem self-propelled 2S1 Gvozdika.
Sedangkan senjata kaliber 152 milimeter lebih banyak digunakan. Ini termasuk 2S3 Akatsiya, 2S5 Gigantsit, serta 2S19 dan 2S33 Msta. Amunisi jenis ini juga digunakan 2A36 Giatsint-B, dan 2A65 Msta -B .
Berapa Banyak?
Berapa banyak sebenarnya amunisi yang dikirim Korea Utara masih menjadi tanda tanya. Laporan intelijen amerika sebelumnya menggambarkan dengan foto satelit bahwa kapal kontainer Rusia M/V Angara mengangkut ratusan kontainer dari Najin, Korea Utara ke Dunay Rusia.
Kapal melintasi Teluk Ussuri dari Vladivostok. Dari sana, kontainer-kontainer tersebut diangkut lebih dari 4.000 mil dengan kereta api ke depot amunisi Tikhoretsk, Rusia. Lokasi ini terletak 180 mil tenggara Ukraina. Pada 13 Oktober, Gedung Putih mengatakan pengiriman berjumlah 1.000 kontainer.
Tikhoretsk berada di luar jangkauan rudal Ukraina yang dipasok oleh Barat. Dan Ukraina juga dilarang menggunakan senjata bantuan Amerika dan barat untuk menyerang wilayah Rusia. Namun Ukraina juga memiliki pasokan drone dan rudal jarak jauh dalam negeri yang berpotensi mencapai Tikhoretsk.
Analisis Tatarigami didasarkan pada pemantauan fasilitas dan kontainer yang terkumpul di depot amunisi Tikhoretsk. Foto-foto menunjukkan setiap kontainer adalah model standar, komersial, dan berukuran panjang 20 kaki. Masing-masing kontainer memiliki kapasitas antara 20 dan 27 ton.
Karena amunisi 152 milimeter dibawa dalam kotak seberat 178,5 dan 187 pon, Tatarigami menghitung maksimal 290 atau 276 kotak tersebut dapat dibawa per kontainer. Sementara itu, dua peluru kaliber 122 milimeter dibawa dalam kotak seberat 196 pon. Sehingga memungkinkan untuk memuat 264 kotak per kontainer.
- Direktur Bank Mandiri Borong Saham BMRI Rp1,08 Miliar
- Bank KB Bukopin Kantongi Laba Bersih Rp3,76 Triliun per Kuartal III-2023
- Bukit Asam (PTBA) Resmi Jalankan PLTU Sumsel-8, Nilai Investasi Capai Rp26 Triliun
Gedung Putih sebelumnya menyatakan bahwa 1.000 kontainer telah dipindahkan antara 7 September dan 1 Oktober. Sejak itu, pengiriman tambahan dari Korea Utara telah terlihat. Dan sumber informasi memberi tahu Tatarigami bahwa totalnya pada akhir Oktober container yang dipindahkan mencapai 2.000 .
Model yang paling konservatif menghitung 2.000 kontainer yang akan menghasilkan 502.000 peluru yang dikirimkan. Namun, model lain yang memvariasikan campuran peluru dan kapasitas gerbong mencapai 678.000 peluru dengan 25% adalah amunisi 122 milimeter. Dan 804.000 peluru jika perbandingan 122 dan 152 milimeter yang dikirimkan 50:50. Tatarigami mencatat bahwa angka tersebut konsisten dengan perkiraan intelijen Estonia bahwa 1.000 kontainer dapat membawa 300.000-350.000 amunisi. Itu berarti 600.000-750.000 amunisi untuk 2.000 kontainer.
Korea Utara memiliki pasukan darat yang luar biasa besarnya. Dengan penduduk sekitar 26 juta, negara ini memiliki kekuatan hampir 1,1 juta personel aktif. Menurut The Military Balance 2023, diperkirakan ada 8.600 sistem howitzer kaliber Soviet yang tersedia. Ini menjelaskan mengapa mereka memiliki stok yang cukup untuk menjual lebih dari setengah juta amunisi ke Rusia.
Angkatan Darat Korea Utara sebagian besar mengandalkan senjata-senjata usang Soviet dan China dari tahun 1950-an-1960-an. Hal ini menyebabkan beberapa analis berpendapat, senjata Korea Utara akan memiliki kualitas yang relatif rendah sehingga manfaatnya terbatas bagi Rusia.
Tetapi amunisi howitzer dalam jumlah besar tidak memerlukan banyak kecanggihan untuk melakukan tugasnya yang sangat merusak.
Harus diakui, Rusia tidak selalu menggunakan inventaris artileri mereka dengan efisien. Mereka membakar surplus amunisi yang sangat besar pada musim panas tahun 2022 dengan pemboman besar-besaran. Setelah sadar tidak bisa mengalahkan Ukraina dengan cepat seperti yang diyakini sebelumnya, Rusia kemudian menggunakan amunisi dengan lebih hati-hati. Rusia juga kemudian lebih banyak menggunakan tembakan presisi yang terdeteksi drone .
Manfaat untuk Rusia
Pertanyaan lainnya adlaah serapa banyak yang bisa dilakukan Rusia dengan setengah juta amunisi bantuan Korea Utara ini?
Pada akhir musim panas 2023, Amerika telah memasok lebih dari 2 juta peluru artileri ke Ukraina. Lebih dari 220.000 amunisi tambahan dipasok oleh Eropa.
Dengan mempertimbangkan jumlah tersebut, setengah juta peluru dari Korea Utara sebenarnya menjadi suntikan kecil bagi Rusia. Dan Rusia diperkirakan akan menghabiskan 7 juta peluru pada tahun 2023.
- Indonesia Jadi Anggota FATF, Inilah Dampaknya ke Industri Kripto
- Prospek Pertumbuhan Ekonomi Korsel Dipangkas jadi 2,2 Persen Tahun 2024
- Euclid, Teleskop Luar Angkasa Ini Berusaha Ungkap Misteri Materi Gelap
Secara keseluruhan, setengah juta amunisi masih cukup untuk memberi Rusia dorongan melakukan serangan local. Seperti serangan besar-besaran baru-baru ini di dekat Avdiivka.
Serangan itu masih belum berhasil dan Rusia mengalami banyak kerugian. Namun kerugian yang dialami Ukraina saat bertahan juga tidak boleh diabaikan begitu saja. Ini karena artileri dapat menghancurkan dan menurunkan moral unit seiring berjalannya waktu. Senjata ini akna terus-menerus membunuh atau melukai personel bahkan sebelum mereka sempat melihat dan menembak musuh.
Laporan Frontelligence menyimpulkan bahwa kumpulan amunisi ini cukup untuk menjalankan operasi skala besar atau dua operasi skala kecil lainnya. Hal ini kontras dengan pasukan Ukraina yang baru saja menghabiskan banyak amunisi mereka dalam serangan balasan musim panas.