Mengintip 4 Proyek Pengendali Banjir di Bandara YIA
- Risiko banjir di Bandara YIA disebabkan karena kapasitas saluran drainase di kawasan bandara tidak dapat menampung debit banjir Sungai Bogowonto dan Serang.
Nasional
JAKARTA - Pemerintah semakin getol membangun infrastruktur untuk mengantisipasi bencana di objek vital dan pelayanan publik. Hal ini tak lepas dari kerugian besar yang dialami negara karena dampak bencana alam.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat Indonesia mengalami kerugian ekonomi Rp22,8 triliun setiap tahun akibat bencana sepanjang 2000 hingga 2016. Kerentanan tersebut membuat pemerintah menyusun sejumlah inovasi dan strategi untuk membantu pendanaan pemulihan bencana.
Salah satu proyek untuk mengantisipasi bencana yang tengah dikebut berada di kawasan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DIY. Saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat pembangunan infrastruktur pengendali banjir di bandara tersebut.
- Mengenal Gom Arab, Komoditas Ekspor Sudan yang Sedang Terancam
- Genjot Pertumbuhan Ekonomi, ASN hingga UMKM Medan Didorong Inovatif
- Rakernas APEKSI 2023 di Makassar, Perputaran Uang Capai Puluhan Miliar
Sebagai informasi, risiko banjir di Bandara YIA disebabkan karena kapasitas saluran drainase di kawasan bandara tidak dapat menampung debit banjir Sungai Bogowonto dan Serang. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai 2 BBWS Serayu Opak Sungai Pantai II Sony Santoso, mengatakan pembangunan pengendali banjir Bandara YIA dibagi menjadi empat paket pekerjaan yang dilaksanakan sejak 2020 hingga 2023.
Pertama adalah Pembangunan Pengaman Muara Sungai Bogowonto Sisi Barat yang dilaksanakan kontraktor PT. Bumi Karsa-Abipraya, KSO dengan nilai kontrak Rp428 miliar.
"Lingkup pekerjaannya berupa pembangunan jetty sepanjang 306 meter dan tanggul sungai 322 meter, dengan progres saat ini sudah sebesar 99%. Saat ini tinggal merapihkan penataan lansekapnya," jelas Sony dikutip dari pu.go.id, Jumat 14 Juli 2023.
Kolam Retensi
Paket kedua adalah Pembangunan Pengaman Muara Sungai Bogowonto Sisi Timur yang dilaksanakan kontraktor WIKA-ADP KSO dengan nilai kontrak Rp413miliar. "Proyek ini berupa pembangunan jetty sepanjang 306 meter dan tanggul sungai 258 meter, dengan progres saat ini juga sudah sebesar 99%," kata Sony.
Paket ketiga adalah Pembangunan Prasarana Pengendali banjir Sungai Bogowonto yang dilaksanakan kontraktor PT. Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp360 miliar. Lingkup pekerjaan yakni peningkatan kapasitas sungai, pekerjaan long storage, perkuatan tebing/ revetment, kolam retensi dan pengadaan pompa banjir. "Progres konstruksi sebesar 77%," ungkap Sony.
Terakhir, paket keempat yaitu Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Sungai Serang yang dilaksanakan kontraktor PT. Pembangunan Perumahan dengan nilai kontrak Rp295 miliar. Adapun lingkup pekerjaannya yakni Peningkatan Kapasitas Sungai, long storage, perkuatan tebing/ revetment, kolam retensi, dan pompa. "Progres konstruksi sudah mencapai 87%," kata Sony.