Mengintip Konsep Koperasi di Balik Gelimang Sukses Barcelona jadi Klub Kaya Raya
- Tak seperti banyak klub kaya lain yang dimiliki tunggal oleh konglomerat atau taipan bisnis, Barcelona ternyata dimiliki para anggotanya dalam wadah koperasi.
Industri
JAKARTA—Siapa yang tak mengenal FC Barcelona. Tim asal Catalan, Spanyol ini adalah klub sepak bola legendaris dunia. Barcelona juga menjadi salah satu klub tersukses sepanjang masa dengan torehan lima gelar Liga Champions, empat gelar Piala UEFA, 26 gelar La Liga, 31 trofi Copa del Rey dan lain sebagainya.
Tak hanya unggul dari segi prestasi, Barcelona memiliki pendapatan luar biasa sebagai sebuah klub bola. Tahun 2020, Barcelona memiliki kekayaan bersih senilai US$3.163 juta atau sekitar Rp43,65 triliun. Jumlah itu hanya kalah dari Real Madrid yang memiliki kekayaan US$3.263 juta atau sekitar Rp44,98 triliun.
Pada periode 2017-2018, klub yang berdiri tahun 1899 ini mencatatkan rekor pendapatan terbesar dalam sejarah klub yakni 914 juta euro atau setara Rp15 triliun. Rata-rata Barcelona menghasilkan pemasukan sekitar Rp7,5 triliun per tahun. Deretan torehan tersebut menjadikan Barcelona sebagai klub terkaya kedua di dunia.
Tak seperti banyak klub kaya lain yang dimiliki tunggal oleh konglomerat atau taipan bisnis, Barcelona ternyata dimiliki para anggotanya dalam wadah koperasi. Saat ini ada sedikitnya 200.000 anggota koperasi di seluruh dunia yang memiliki klub berjuluk Blaugrana tersebut.
Lebih menarik lagi, mayoritas anggotanya adalah suporter setia Barcelona yang masing-masing memiliki satu suara untuk menentukan arah kebijakan klub. Prinsip koperasi juga terlihat jelas di statuta klub. Dikutip dari fcbarcelona.com, keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka. Adapun pengawasan oleh anggota secara demokratis serta anggota berpartisipasi aktif dalam koperasi.
- Alasan Coldplay Tak Kunjung Konser di Indonesia
- Permintaan Garmen dan Tekstil Global Menurun, Trisula Textile (BELL) Optimis Penjualan Tumbuh 22 Persen Tahun Ini
- 3 Cara Mengatasi dan Menghapus Shadowban di Twitter
Dalam statuta selanjutnya, klub memiliki badan usaha swadaya yang otonom dan independen, menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan memberikan informasi serta melayani anggotanya secara prima dan memperkuat gerakan koperasi. Klub juga didorong bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya.
Pengamat koperasi, Suroto, mengatakan penerapan konsep koperasi di tim bola sekelas Barcelona menjadi sebuah praktik menarik. Dia mengatakan pendekatan koperasi memungkinkan anggotanya memilik hak yang sama dalam menentikan kebijakan klub.
Suroto mengingatkan kejadian ketika Presiden klub Jose Maria Bartomeu akhirnya mundur karena ada mosi tidak percaya. “Itu karena koperasi,” ujarnya dalam sebuah diskusi daring beberapa waktu lalu.
Menurut dia, statute klub tegas menyebutkan bahwa seorang presiden klub bisa diganti apabila tidak disetujui oleh 20% anggota klubnya. Akhirnya, Bartomeu mengundurkan diri sebelum dipastikan akan dipecat dalam rapat dewan pengurus koperasi. “Inilah demokrasi koperasi,” tutur lelaki yang juga Ketua Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (AKSES) itu.
Barcelona menjadi salah satu bukti bahwa pengelolaan yang mengacu pada prinsip koperasi universal dapat sukses di dunia sepak bola. Lewat jargonnya yakni Mes que un club (lebih dari sebuah klub), Barca membuktikan bahwa mereka benar-benar lebih dari sekadar klub sepak bola. Mereka ikut berdemokrasi dan mensejahterakan anggota dengan koperasi.