Mengintip Peluang Rebound Saham GOTO Pasca Hajatan Besar
- Saham GOTO menyentuh level terendah pasca IPO di level Rp50 per saham. Situasi ini terjadi satu hari jelang RUPSLB perseroan yang meminta restu buyback saham.
Bursa Saham
JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) harus menerima fakta jika sahamnya harus menyentuh level terendah pasca IPO di level Rp50 per saham pada perdagangan berjalan Senin, 10 Juni 2024. Situasi ini terjadi satu hari jelang Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Berdasarkan data RTI Business, saham GOTO ditutup sedikit membaik, namun tetap melemah sebesar 3,45% ke level Rp56 per saham. Sementara itu, secara (year-to-date/ytd) sahamnya melemah 34,88%.
Pertanyaannya, apakah setelah hajatan besar yang akan berlangsung hari ini Selasa, 11 Juni 2024, saham GOTO berpeluang rebound? Mengingat salah satu mata acara RUPSLB meminta restu buyback saham jumbo senilai Rp3,2 triliun dan menghapus private placement.
- Tertangkap Kamera Satu Keluarga, Inilah Leopard Kalimantan
- Kontroversi Indofarma: Pandang Bulu Cicil Gaji Karyawan
- Pertumbuhan Outstanding Fintech Lending Kalahkan Perbankan, Kredit Macet Terus Menyusut
Asal tahu saja, pelemahan harga saham GOTO pada perdagangan kemarin juga dapat dilihat dari melubernya transaksi investor asing yang membuang saham ini sebesar Rp146,1 miiliar. Dari sisi broker, JP Morgan satu-satunya broker asing yang terpantau melepas saham GOTO 25,8 juta lot dengan harga rata-rata Rp 55 per saham.
Sebaliknya, sejumlah sekuritas lokal dan asing seperti Ciptadana Sekuritas, Mirae Asset Sekuritas dan CGS International Sekuritas justru terpantau menampung saham GOTO dengan membeli bersih saham emiten akomodasi dan perniagaan elektronik itu.
Analis Panin Sekuritas Rizal Nur Rafly menjelaskan pola transaksi yang terjadi pada GOTO hari ini terkait dengan agenda RUPSLB yang akan diselenggarakan perseroan. Sebab, sebelumnya GOTO mengagendakan private placement yang kini telah ditiadakan.
“Beberapa investor asing sebenarnya juga menanti aksi tersebut sehingga mereka mengambil langkah beli. Namun setelah muncul informasi aksi korporasi tersebut ditunda, maka dalam jangka pendek wajar mereka melepas” kata Rafly sapaan akrabnya dalam keterangannya dikutip Selasa, 11 Juni 2024.
Buyback Opsi Positif
Rafly bilang, manuver asing tersebut sebenarnya hal yang biasa terjadi mengingat di pasar, aksi korporasi yang besar selalu menjadi perhatian investor, trader, dan spekulan. Namun, yang menarik adalah potensi harga saham GOTO untuk rebound dengan cepat meskipun terjadi transaksi jual yang besar.
Ia mengungkapkan bahwa harga saham GOTO berhasil rebound dengan cepat dari Rp50 per saham ke Rp56 dan bertahan hingga penutupan perdagangan. Artinya, investor yang membeli pada harga terendah telah meraih keuntungan.
“Ini terjadi karena valuasi GOTO yang terlalu rendah akibat aksi jual besar oleh investor asing, sementara perusahaan masih memiliki rencana aksi korporasi lain, yaitu buyback,” jelasnya.
Karena itu, ketika harga mencapai Rp50 per saham, investor memiliki ekspektasi tinggi bahwa buyback akan terjadi di atas harga tersebut. Akibatnya, terjadi pembalikan arah dengan cepat, di mana kepanikan menjual berubah menjadi kepanikan membeli dalam waktu singkat.
Rafly menyampaikan bahwa bagi banyak investor, buyback dianggap lebih prospektif daripada private placement, mengingat GOTO memiliki kas yang kuat dan modal yang lebih solid saat ini. Oleh karena itu, investor lebih menghargai strategi pengembalian seperti buyback.
Saham Beredar Berkurang
Senada dengan Rafly, analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyebut hal yang dinantikan oleh pelaku pasar pada RUPSLB GOTO adalah persetujuan untuk buyback. “Buyback sebagai sinyal positif di tengah tekanan harga yang terus berlanjut, dengan prospek yang optimis. Buyback dianggap sebagai katalis untuk pergerakan harga saham GOTO di masa depan,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa nilai buyback yang diajukan mencapai 4% dari nilai kapitalisasi pasar GOTO saat ini. Dengan menggunakan asumsi harga saat ini, potensi saham treasury yang diperoleh perusahaan setara dengan 4,4% dari total saham yang terdaftar di Bursa.
Herditya menilai, langkah buyback sebagai upaya positif untuk memberikan nilai kepada pemegang saham. Dengan adanya buyback, jumlah saham yang beredar secara bebas otomatis akan berkurang.
Oleh sebab itu, strategi ini dianggap sesuai untuk perusahaan seperti GOTO yang memiliki rasio saham beredar secara bebas yang besar. “Saham free-float GOTO termasuk tinggi. Pada perhitungan indeks MSCI nilai floatnya setara dengan 75%,” jelasnya.
Ia menambahkan buyback meningkatkan demand terhadap saham dan di saat yang sama suplai yang beredar akan berkurang, tetapi dengan free-float yang berkurang, buyback tidak akan mengurangi likuiditas transaksi secara signifikan.
Berdasarkan data pemegang saham per akhir Desember 2023, saham beredar GOTO saat ini mencapai 1,07 triliun saham (untuk saham Seri A dan Seri B). Jumlah tersebut menjadi yang terbanyak dari seluruh emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sebelumnya manajemen GOTO telah menyampaikan perkiraan jumlah buyback saham tidak akan melebihi 10% saham termasuk saham treasuri Perseroan saat ini. Jumlah saham treasuri GOTO sebesar 10.264.665.616 saham atau setara dengan 0,85% dari modal ditempatkan dan disetor.
Sementara itu, pertimbangan utama GOTO dalam melakukan buyback saham agar Perseroan dapat memiliki fleksibilitas dan opsi yang lebih baik dalam mengelola modal dan memaksimalkan imbal hasil (return) kepada pemegang saham.