Ilustrasi perdagangan aset kripto
Fintech

Mengintip Potensi Altcoin Usai Bitcoin Anjlok Sepekan Terakhir

  • Penurunan signifikan pada Bitcoin ini memengaruhi pasar kripto secara keseluruhan, yang turut mengalami pelemahan. Namun, situasi tersebut kini menunjukkan tanda-tanda perbaikan dengan Bitcoin mencatatkan peningkatan sebesar 6,97% dalam sepekan terakhir.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Bitcoin kembali menjadi perhatian setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan tajam hingga menyentuh level US$49.000, sebelum akhirnya melonjak kembali ke atas US$60.000 dalam waktu singkat. 

Penurunan signifikan pada Bitcoin ini memengaruhi pasar kripto secara keseluruhan, yang turut mengalami pelemahan. Namun, situasi tersebut kini menunjukkan tanda-tanda perbaikan dengan Bitcoin mencatatkan peningkatan sebesar 6,97% dalam sepekan terakhir.

Perkembangan Terkini Bitcoin

Menurut data CoinMarketCap pada Rabu, 14 Agustus 2024 pukul 09.00 WIB, harga Bitcoin berada di level US$60.718 atau setara dengan Rp953 juta. 

Kenaikan ini diikuti oleh sejumlah aset kripto lainnya seperti Ethereum yang naik sebesar 7,84%, XRP meningkat 13,56%, dan Toncoin mengalami kenaikan sebesar 11,24% dalam sepekan terakhir.

Crypto Analyst dari Reku, Fahmi Almuttaqin, menjelaskan bahwa peningkatan ini kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi jenuh jual yang terjadi setelah koreksi yang sebenarnya telah dimulai sejak 21 Juli lalu, meskipun penurunan yang paling signifikan terjadi pada 5 Agustus. 

“Namun, keberlanjutan dari penguatan ini masih sangat tergantung pada perkembangan kondisi makroekonomi, khususnya di Amerika Serikat. Rilis data Consumer Price Index (CPI) dan penjualan ritel AS untuk bulan Juli yang dijadwalkan pada 14 dan 15 Agustus ini, berpotensi mempengaruhi dinamika pasar yang sedang berkembang,” ungkap Fahmi melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, Rabu, 14 Agustus 2024.

Pengaruh Situasi Ekonomi Amerika Serikat

Fahmi mengatakan, kondisi ekonomi AS saat ini masih penuh tantangan, dengan inflasi yang meskipun sedang dalam tren menurun, tetap berada cukup jauh dari target yang ditetapkan oleh The Fed. Sektor tenaga kerja juga masih menunjukkan resiliensi, meskipun dengan pertumbuhan lapangan kerja yang minim. 

Hal ini membuat penurunan suku bunga oleh The Fed mungkin tidak menjadi prioritas mendesak saat ini. Ia menambahkan, pasar sudah lebih dahulu berekspektasi terhadap kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada bulan September mendatang. 

Namun, situasi ini justru menciptakan ketidakpastian yang lebih besar menjelang fase transisi kebijakan hawkish yang telah dijalankan AS sejak Februari 2022 untuk menekan laju inflasi yang meningkat pasca pelonggaran kebijakan guna mendorong pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19. 

“Ketidakpastian ini dapat membuat investor lebih berhati-hati, terutama dalam berinvestasi pada instrumen berisiko tinggi seperti aset kripto,” katanya.

Baca Juga: Indeks Fear and Greed Bitcoin Tunjukkan Ketakutan Ekstrem dari Investor, Waktunya Beli?

Potensi di Sektor Altcoin

Meskipun beberapa investor masih bersikap hati-hati, perkembangan di sektor altcoin dalam beberapa pekan terakhir sangat menarik untuk diperhatikan. 

“Banyak proyek altcoin yang meluncurkan fitur-fitur baru yang menarik atau mencatatkan peningkatan jumlah transaksi dan pengguna aktif setelah penurunan yang terjadi sebelumnya. Situasi di ekosistem altcoin saat ini sangat berbeda dengan siklus 2018, di mana pengembangan produk saat ini sudah memasuki tahap yang lebih matang dengan kualitas yang lebih baik,” kata Fahmi.

Dikatakan oleh Fahmi,jika dulu aplikasi blockchain sering dianggap tidak ramah pengguna dan membutuhkan pemahaman teknis tertentu, kini banyak proyek yang berinovasi dengan mengembangkan pendekatan baru agar akses ke aplikasi Web3 menjadi lebih mudah, tidak jauh berbeda dengan aplikasi Web2 yang sudah akrab digunakan banyak orang.

Koreksi Altcoin dan Peluang yang Ada

Di tengah perkembangan positif tersebut, banyak altcoin, terutama yang memiliki kapitalisasi pasar menengah, saat ini masih terkoreksi secara signifikan, meskipun sudah ada perkembangan dan inovasi produk yang berhasil mereka luncurkan. 

“Hal ini disebabkan oleh fokus pelaku pasar yang lebih tertuju pada aset yang memiliki atensi lebih tinggi untuk ditransaksikan. Ketika situasi mulai membaik dan minat terhadap aset kripto kembali meningkat, perhatian para pelaku pasar terhadap altcoin di sektor-sektor potensial kemungkinan besar akan melonjak seperti yang terjadi pada siklus pasar kripto sebelumnya,” jelas Fahmi.

Untuk merespons peluang yang ada di altcoin, Reku menyediakan berbagai pilihan altcoin yang telah dikurasi dengan baik, serta fitur staking untuk memperoleh keuntungan lebih dari kepemilikan altcoin.

“Reku secara rutin menambahkan koin-koin baru yang memiliki potensi di pasar kripto. Investor juga memiliki opsi selain melakukan trading, yaitu dengan melakukan staking. Fitur staking di Reku yang sudah mendapat izin dari Bappebti memungkinkan investor untuk mengunci aset kripto berbasis Proof of Stake (PoS) dengan aman dan mudah, dengan potensi imbal hasil hingga 12,5% per tahun. Pilihan ini cocok untuk investor yang tidak memiliki banyak waktu untuk trading, namun tetap ingin memanfaatkan prospek positif dari altcoin,” tutur Fahmi.