Nampak seorang petani tengah melakukan panen tanaman kelapa sawit di kawasan Bogor Jawa Barat, Kamis 28 Mei 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Pasar Modal

Mengintip Prospek CPO dan Kinerja Astra Agro Lestasi (AALI) di Tahun Macan Air

  • PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatakan penurunan produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 6,6% year-on-year (yoy) menjadi 4,3 juta ton sepanjang tahun 2021.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatakan penurunan produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 6,6% year-on-year (yoy) menjadi 4,3 juta ton sepanjang tahun 2021. Bahkan produksi pada periode Desember tahun lalu anjlok 25,7% yoy menjadi hanya 299.000 ton. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Juan Harahap mengatakan bahwa capaian ini di bawah ekspektasinya dengan perkiraan produksi sebesar 4,6 juta ton selama tahun 2021. 

Sejalan dengan hal tersebut, produksi crude palm oil (CPO) perseroan ikut turun 18,8% yoy atau sebesar 104.000 ton. Sehingga produksi CPO pada tahun 2021 menjadi 1,5 juta ton atau hanya meningkat sekitar 3,1% yoy.

Sebagai catatan terpisah, AALI berhasil menanami kembali 5.020 hektare tanaman sawit atau turun 10% yoy. Namun, hal ini sesuai dengan ekspektasi Mirae Asset dengan luasan sebesar 5.000 hektare pada tahun 2021. 

Untuk tahun ini, Juan mengharapkan 5.000 hektare kegiatan penanaman kembali dengan 42% dari profil tanaman menghasilkan sudah di atas 21 tahun. Dia mencatat bahwa usia rata-rata AALI untuk tanaman menghasilkan sudah mencapai 15,3 tahun pada tahun 2021.

“Kami menurunkan perkiraan kami pada tahun 2021 karena produksi TBS dan CPO yang lebih rendah dari perkiraan,” ujarnya melalui riset yang dirilis Selasa, 22 Februari 2022. 

Sebab itu, ia memperkirakan laba bersih perseroan akan mencapai Rp1,9 triliun pada periode 2021. Ia juga berharap produksi CPO yang lebih tinggi akan berlanjut di tahun 2022 dengan total pertumbuhan 2,9% yoy. 

Asumsi ini didorong oleh produksi TBS yang lebih tinggi sebesar 3,4% yoy dengn perkiraan harga CPO global menjadi 4.700 ringgit Malaysia pada tahun ini. Sehingga, menurutnya laba bersih AALI dapat tumbuh hingga 24% yoy menjadi Rp2,3 triliun.

“Saat kami merevisi perkiraan kami, kami mempertahankan rekomendasi beli kami dengan target harga yang lebih tinggi, yakni pada kisaran Rp14.500 dari sebelumnya Rp12.100,” urai dia. 

Pada akhir sesi perdagangan Selasa, 22 Februari 2022, saham AALI ditutup koreksi 1,33% ke level harga Rp11.100 per lembar. Saat bersamaan, kapitalisasi pasar perseroan tercatat sebanyak Rp21,36 triliun.