<p>Semen Tiga Roda milik PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk. / Facebook @harmoni3roda</p>
Pasar Modal

Mengintip Prospek Saham INTP Menyusul Peningkatan Volume Penjualan

  • Saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) diperkirakan kembali memiliki prospek yang mumpuni usai sempat terjerembabnya industri semen beberapa waktu lalu.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) diperkirakan kembali memiliki prospek yang mumpuni usai sempat terjerembabnya industri semen beberapa waktu lalu.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Emma A. Fauni mengatakan bahwa perseroan telah menunjukkan pemulihan volume penjualan pascaberlalunya musim hujan dan bulan Ramadan.

“Pemulihan diharapkan menjadi lebih jelas, terutama mulai dari bulan Juni dan seterusnya,” ujarnya melalui riset yang dirilis Rabu, 10 Mei 2023.

Melihat prospek yang membaik, Emma mempertahankan prakiraan pada saham INTP dan mengulangi rekomendasi beli dengan target harga Rp14.000 per lembar saham yang menyiratkan 11x dari EV/EBITDA 2023. 

“Perusahaan saat ini diperdagangkan masing-masing hanya 13,2x, dan 7,3x dari P/E FY23F dan EV/EBITDA, yang sedikit di bawah masing-masing -1SD,” papar Emma.

Dia menjelaskan, laba bersih INTP pada kuartal I-2023 masing-masing mewakili run-rate 15% dan 19% dari estimasi laba bersih 2023 dan konsensus. Emma mengganggap hal ini sejalan dengan pendapatan rata-rata 4 tahun sebesar 18%. 

“Perlu dicatat bahwa laba bersih 1H biasanya berkontribusi lebih sedikit terhadap laba bersih setahun penuh karena volume penjualan yang lebih rendah.”

Sementara itu, volume penjualan domestik perseroan tumbuh sebesar 6,6 yoy pada tiga bulan pertama tahun ini mengungguli emiten yang sebanding dengan INTP, yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).

“Hal ini diakibatkan tambahan kapasitas produksi dari pabrik Maros yang baru disewa sebesar 3,5 juta ton pada September 2022.”

Menurut manajemen INTP, pihaknya berhasil membeli 100% konsumsi batu baranya untuk periode Januari hingga April 2023 pada tingkat harga Domestic Market Obligation (DMO). 

Bagi Emma, hal ini membuat perusahaan semakin percaya diri untuk dapat mengamankan setidaknya 75% dari pasokan batu baranya dengan harga DMO untuk sisa tahun ini yang merupakan peningkatan dari target sebelumnya sekitar 50% untuk 2023.