Ilustrasi ekonomi digital.
Fintech

Menguak Kontribusi E-Commerce hingga Transportasi Online untuk Ekonomi Digital Indonesia

  • Dalam konteks ekonomi digital, sektor e-commerce, transportasi dan pesan makan media, serta traveling online mencatat kontribusi yang bervariasi.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA – Dalam konteks ekonomi digital, sektor e-commerce, transportasi dan pesan antar makan, serta traveling online mencatat kontribusi yang bervariasi. 

Berikut ini perbandingan kinerja keempat sektor tersebut berdasarkan nilai penjualan bruto atau gross merchandise value (GMV) serta kontribusinya terhadap ekonomi digital di dalam negeri menurut data Google, Temasek, dan Bain & Company. 

E-Commerce

GMV dari e-commerce di Indonesia diperkirakan akan mencapai US$62 miliar (sekitar Rp972,07 triliun dengan kurs Rp15.649 per-dolar Amerika Serikat/AS) pada 2023. 

Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$58 miliar (Rp907,94 triliun).

Proyeksi ke depan menunjukkan bahwa GMV e-commerce Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, mencapai US$82 miliar (Rp1.283,38 triliun) pada 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (compunded annual growth rate/CAGR) sebesar 17%. 

Bahkan, prediksi jangka panjang mengindikasikan bahwa GMV e-commerce Tanah Air akan terus melonjak hingga mencapai US$160 miliar (Rp2.501,44 triliun) pada tahun 2030.

Dalam konteks ekonomi digital Indonesia, GMV e-commerce menjadi yang terbesar pada tahun 2023 dengan proporsi mencapai 75,6% dari total GMV ekonomi digital sepanjang tahun tersebut.

Media Online

GMV media online di Indonesia diperkirakan mencapai US$7 miliar (Rp109,3 triliun) pada 2023. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$6 miliar (Rp93,8 triliun). 

Proyeksi pertumbuhan GMV media online di Indonesia menunjukkan tren positif untuk beberapa tahun mendatang. 

Diprediksi bahwa nilai tersebut akan terus tumbuh, mencapai US$8 miliar (sekitar Rp125,2 triliun) dengan CAGR sebesar 12% pada tahun 2025.

Melihat lebih jauh ke depan, diperkirakan GMV media online Indonesia akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 dengan angka mencapai US$15 miliar (Rp234,7 triliun). Ini merupakan peningkatan hampir dua kali lipat dalam kurun waktu lima tahun sejak 2025.

GMV media online mencapai posisi kedua sebagai yang terbesar, setelah sektor jasa transportasi dan pesan-antar makanan online yang juga memiliki GMV sebesar US$7 miliar (Rp109,3 triliun) pada tahun yang sama.

Transportasi dan Pesan-Antar Makanan Online

GMV layanan transportasi dan pesan-antar makanan secara online di Indonesia diperkirakan mencapai US$7 miliar (Rp109,3 triliun) pada tahun 2023. 

Meskipun terjadi penurunan sebesar 8% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$8 miliar (Rp125,19 triliun), namun proyeksi pertumbuhan GMV untuk layanan transportasi dan pesan-antar makanan online di Indonesia menunjukkan optimisme. 

Diperkirakan nilai ini akan kembali tumbuh pada beberapa tahun mendatang, mencapai US$9 miliar (Rp140,9 triliun) dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk sebesar 13% pada tahun 2025.

Pada 2030, GMV layanan transportasi dan pesan-antar makanan online Indonesia diprediksi akan mencapai puncaknya, menyentuh angka US$20 miliar (Rp312,5 triliun). Angka ini menandai kenaikan lebih dari dua kali lipat dalam kurun waktu lima tahun sejak 2025.

Tidak hanya itu, GMV layanan transportasi dan pesan-antar makanan online menjadi yang terbesar ketiga setelah e-commerce di Indonesia dengan kontribusi sebesar 8,5% terhadap GMV ekonomi digital di Indonesia. 

Traveling Online

GMV traveling online di Indonesia diproyeksikan mencapai US$6 miliar (Rp93,57 triliun) pada tahun 2023. Angka ini mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 68% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$3 miliar (Rp46,94 triliun).

Pada 2024, GMV traveling online di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat menjadi US$9 miliar (Rp140,39 triliun) dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk 21%. Kemudian, proyeksi lebih jauh menuju tahun 2030 menunjukkan peningkatan nilai GMV hingga mencapai US$15 miliar (Rp234,74 triliun).

GMV perjalanan online Indonesia berada di bawah GMV jasa transportasi, pesan-antar makanan online, dan media online sehingga segmen ini menempati peringkat keempat dalam kontribusinya terhadap ekonomi digital dalam negeri. 

Ekonomi Digital Indonesia

 GMV ekonomi digital Indonesia di angka US$82 miliar (Rp1,27 kuadriliun) pada tahun ini dan tercatat tertinggi di Asia Tenggara atau ASEAN. 

Dengan mencatat GMV Rp1,27 kuadriliun, nilai ekonomi digital di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Meskipun pertumbuhan melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya dengan kenaikan hingga 20%, prospek ekonomi digital Indonesia tetap cerah dengan GMV yang diperkirakan mencapai US$109 miliar (Rp1,7 kuadriliun) pada tahun 2025.

Namun, perlu dicatat bahwa proyeksi ini mengalami revisi turun dibandingkan dengan laporan sebelumnya di angka US$130 miliar (Rp2,02 kuadriliun).

Revisi ini disebabkan sejumlah faktor, termasuk pengurangan promosi oleh perusahaan e-commerce, transportasi online, dan pengantaran makanan, serta kebijakan pemerintah yang membatasi impor produk e-commerce di bawah US$100 (Rp1,5 juta) untuk mendukung pedagang lokal.