Megalodon.jpg
Tekno

Menguak Spekulasi Megalodon, Masih Hidup Hingga Sekarang?

  • Dikenal dengan sebutan megalodon, hiu ini memiliki ujuran gigi tiga kali lebih besar dibanding hiu putih, hiu terbesar yang masih hidup hingga saat ini.

Tekno

Rizky C. Septania

TRENASIA- 20 Juta tahun lalu, lautan Bumi didominasi oleh spesies hiu raksasa. Dikenal dengan sebutan megalodon, hiu ini memiliki ujuran gigi tiga kali lebih besar dibanding hiu putih, hiu terbesar yang masih hidup hingga saat ini.

Megalodon memiliki ukuran tubuh yang lumayan besar, yakni sekitar 18 meter. Ini menjadikan Megalodon sebagai predator puncak hingga ia dinyatakan punah.

Meski dikenal sebagai hewan purba, sejumlah desas desus mengatakan bahwa spesies hiu raksasa ini masih hidup. Beberapa video Tiktok dan Youtube mengemukakan spekulasi bagaimana mereka hidup dan bersembunyi hingga saat ini.

Menanggapi isu yang beredar, mahasiswa doktoral di Universitas Swansea di Inggris sekaligus anggota Tim Riset Pimiento, Jack Copper memastikan bahwa megaloon sudah punah. Ia mengatakan bahwa spekulasi mengenai masih hidupnya megalodon sebagai omong kosong.

"Setiap saran bahwa megalodon berpotensi masih ada di wilayah laut yang belum dijelajahi adalah omong kosong berdasarkan bukti yang kredibel," kata Copper sebagaimana dikutip dari Live Science Minggu, 18 Juni 2023.

Copper menambahkan, hal lain yang memperkuat perkiraan bahwa megalodon masih hidup meski semua lautan belum dijelajahi ada kaitannya dengan rantai makanan.

"Megalodon bukan hanya hiu pantai yang sangat besar yang pasti telah terlihat sekarang. Hewan ini juga merupakan predator puncak yang lebih tinggi di jaring makanan daripada predator laut yang hidup, Jelas Copper.Ia menambahkan, dengan demikian, itu akan menjadi pengaruh besar pada ekosistem laut.

Sebagai contoh, Paus yang menjadi salah satu mangsa megalodon di masa lalu menjadi lebih besar saat hewan tersebut punah.

"Beberapa mamalia laut terbesar saat ini seperti paus biru hanya berevolusi setelah megalodon punah. Jadi, singkatnya, jaring makanan modern sebagian dibentuk oleh megalodon yang tidak ada," tambahnya.

Asumsi Keberadaan Megalodon di Palung Mariana

Hingga saat ini, para ilmuwan masih mempelajari beberapa wilayah lautan yang paling misterius. Salah satu wilayah yang jadi perhatian adalah palung Mariana.

Terletak di wilayah perairan Indonesia, palung ini memiliki kedalaman hingga lebih dari 10.000 meter di bawah permukaan laut.

Kedalaman wilayah ini membuat sejumlah orang berimajinasi mengenai kehidupan hiu yang hidup diam-diam di daerah tersebut. Namun, Copper mengatakan bahwa jenis hiu tak akan mampu hidup di lingkungan yang tak ramah.

"Laut dalam akan menjadi habitat yang sama sekali tidak cocok untuk predator puncak sebesar itu," katanya.

Copper menambahkan bahwa timnya memang pernah menemukan jenis hiu di laut dalam. Namun, ukurannya tak ada yang mendekati 20 meter. Mengingat Megalodon hanya makan mangsa yang besar, maka spesies tersebut tak mungkin ada di Palung Mariana.

"Palung Mariana sebagian besar memiliki kehidupan mikroskopis yang bahkan tidak akan memberi makan satu megalodon, apalagi populasi rahasia," kata Copper.

Senada dengan Copper, ahli paleobiologi di Universitas DePaul di Chicago, Kenshu Shimada mengatakan bahwa klaim hiu besar ini masih hidup di suatu tempat saat ini tidak pernah terbukti.

Untuk memahami mengapa megalodon tidak dapat bertahan hidup di lautan saat ini, memahami bagaimana ia punah dapat membantu. Meski penyebab pastinya belum diketahui, Shimada menyebut ada beberapa teori yang dominan.

"Beberapa hipotesis utama termasuk kepunahan karena perubahan iklim atau persaingan dengan hiu putih besar yang muncul beberapa juta tahun yang lalu. Mungkin juga kepunahan itu disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor," kata Shimada.

Cooper setuju bahwa perubahan iklim mungkin menjadi alasan utama mengapa megalodon punah. Dia mengatakan kepunahan megalodon sebagian besar disebabkan oleh penurunan permukaan laut dari zaman Pliosen yakni 5,3 hingga 2,6 juta tahun lalu.

"Pengurangan itu akan secara dramatis mempengaruhi habitat pesisir megalodon dan mangsanya," katanya.

Ia menjelaskan, jika lebih sedikit area bagi mereka untuk hidup maka lebih sedikit juga ketersediaan makanan untuk mengisi kembali sejumlah besar energi yang mereka butuhkan untuk membenarkan ukurannya yang besar dan gaya hidup predator aktif.

"Permukaan laut saat ini umumnya tetap jauh lebih rendah daripada Pliosen, jadi kondisi seperti itu jauh dari cocok untuk mereka," tambah Shimada.

Pada akhirnya, jika megalodon masih hidup hari ini manusia saat ini mungkin akan mengetahuinya. Selain itu, spesies ini tentunya juga tak aman dari perburuan manusia.

"Kami akan melihat bukti megalodon yang sangat jelas. Karena manusia membunuh sebanyak 100 juta hiu setiap tahun, dengan hiu yang lebih besar berisiko terhadap hal ini. Mereka mungkin tidak akan dapat bertahan hidup daripada sebaliknya,"  kata Copper.