<p>Kantor Bank BNI cabang Bursa Efek, Jakarta,. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Bursa Saham

Menguat 17,65 Persen dalam Sebulan, Saham BBNI Siap Naik Lebih Tinggi?

  • Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menembus level psikologis Rp5.000 per saham setelah bangkit dari titik terendah Rp4.250 per saham pada Rabu, 19 Juni 2024, yang artinya telah melesat sekitar 17,65% dalam waktu kurang dari satu bulan.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menembus level psikologis Rp5.000 per saham setelah bangkit dari titik terendah Rp4.250 per saham pada Rabu, 19 Juni 2024, yang artinya telah melesat sekitar 17,65% dalam waktu kurang dari satu bulan.

Kendati harganya telah naik sangat pesat, Retail Research Team Leader CGS International Sekuritas Indonesia, Mino, tetap merekomendasikan beli saham BBNI, mengingat peluang besar penurunan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.

“Apabila dihitung sejak level terendah saham BBNI, yaitu pada 19 Juni 2024 sentuh level Rp 4.300 dan dibandingkan dengan harga penutupan akhir pekan lalu, penguatan saham BBNI sudah pesat,” ujarnya dalam risetnya pada Senin, 15 Juli 2024. 

Data RTI Business, pada perdangangan berjalan hari ini hingga pukul 13:58 WIB, saham BBNI terpantau melemah 0.50% ke level Rp5.000 per saham. Adapun total volume perdangan saham ini mencapai 50,70 juta lembar saham dan nilai transaksi Rp254,40 miliar. 

Kenaikan tersebut, jelas Mino, didukung oleh faktor bahwa BBNI akan menjadi salah satu emiten yang diuntungkan dari pemangkasan suku bunga. Hal ini disebabkan oleh kondisi likuiditas perbankan yang ketat. 

Mino bilang Loan to Deposit Ratio (LDR) cukup tinggi sehingga perbankan harus bersaing mendapatkan dana masyarakat dengan biaya dana yang tinggi. "Jika suku bunga turun, biaya dana akan turun, margin akan naik, dan kinerja mereka juga akan meningkat," ujarnya.

Oleh sebab itu, CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan untuk menambah saham BBNI dengan target harga Rp 5.700, atau berpotensi naik 13% dari harga penutupan pekan lalu (12 Juli 2024). Secara teknikal, BBNI juga masih bullish.

“Jadi cukup menarik untuk resistance mereka, dijual di Rp 5.200 sehingga masih menarik untuk trading. Volume perdagangan pekan lalu juga cukup tinggi, mempertegas potensi adanya kenaikan,” tutup Mino.

Kinerja Mei

Sampai saat ini, belum ada informasi mengenai kapan BBNI akan merilis laporan kinerja mereka untuk semester I-2024. Namun, berdasarkan kinerja Januari hingga Mei 2024, BBNI mencatat laba operasional sebesar Rp10,22 triliun, mengalami penurunan tipis sebesar 1,13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Meski demikian, laba bersih tahun berjalan BBNI tetap mampu tumbuh 1,51% (yoy) menjadi Rp8,56 triliun pada Mei 2024. Di tengah tantangan tingginya biaya dana (cost of fund/CoF) perbankan saat ini, BBNI terus melanjutkan langkah diversifikasi pendanaan.

Selain menerbitkan obligasi global, BBNI juga memperkuat komposisi dana murah (current account saving account/CASA) dalam dana pihak ketiga (DPK). Pada Mei 2024, CASA perseroan eningkat menjadi 70,91%, naik 66 bps dari bulan sebelumnya yang sebesar 70,25%. Rasio CASA ini juga lebih tinggi dibandingkan Mei 2023 yang tercatat sebesar 69,73%.

Secara nilai, CASA bertumbuh 9,03% (yoy) menjadi Rp559,11 triliun, dengan pertumbuhan terbesar berasal dari instrumen giro yang naik 13,81% (yoy) menjadi Rp323,44 triliun. Meskipun pertumbuhan giro melambat dibandingkan April 2024 yang naik 20,45% (yoy).

Sementara itu, tabungan di BNI naik 3,10% (yoy) menjadi Rp235,66 triliun pada Mei 2024. Angka tersebut tercatat sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya di level sebesar 3,05%. 

Di sisi lain, DPK dari instrumen deposito naik 3,05% (yoy) menjadi Rp229,34 triliun pada Mei 2024. Instrumen dengan biaya dana lebih tinggi ini cenderung mengalami perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 8,88%.