Mengukur Dampak Hilirisasi Nikel, Begini Tanggapan Kemenperin
- Kemenperin menyampaikan langkah tersebut mulai memberikan hasil positif bagi ekonomi nasional dengan telah menghasilkan sekitar 34 pabrik pengolahan (smelter) yang sudah beroperasi, serta 17 smelter yang sedang dalam tahap konstruksi.
Industri
JAKARTA - Kementerian Perindutrian (Kemenperin) menyinggung upaya pemerintah dalam mengolah sumber daya alam, khususnya logam nikel, di dalam negeri.
Kemenperin menyampaikan langkah tersebut mulai memberikan hasil positif bagi ekonomi nasional dengan telah menghasilkan sekitar 34 pabrik pengolahan (smelter) yang sudah beroperasi, serta 17 smelter yang sedang dalam tahap konstruksi.
Dilansir siaran pers Kemenperin, Senin, 14 Agustus 2023, total investasi yang telah ditanamkan dalam pembangunan smelter pyrometalurgi mencapai US$11 miliar atau sekitar Rp165 triliun, sedangkan untuk tiga smelter hydrometalurgi yang akan memproduksi bahan baku baterai, investasi mencapai US$2,8 miliar atau hampir mencapai Rp40 triliun.
“Hal ini mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut dengan meningkatnya PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) di daerah lokasi smelter berada,” Ungkap juru bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, dalam kegiatan peringatan HUT ke-78 RI, di kantor pusat Kemenperin.
- Taiwan Tak Gentar Oleh 'Ancaman Otoriter' China
- Jurus Ganjar Tingkatkan Nilai Ekspor UMKM
- Ngaku Dikriminalisasi, Eks Dirut Waskita Bantah Rugikan Negara Rp2,5 Triliun
Selama proses pembangunan smelter, lebih dari 120.000 orang telah diperkerjakan. Lokasi smelter tersebar di beberapa provinsi di Indonesia, termasuk Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Banten. Hal ini memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah tersebut dengan meningkatnya PDRB.
Program hilirisasi nikel juga berdampak positif pada nilai tambah produk. Contohnya, nikel mentah yang diolah menjadi Nikel Pig Iron (NPI) mengalami peningkatan nilai sebesar 3,3 kali lipat dari harga semula. Begitu pula dengan pengolahan menjadi Ferronikel yang meningkatkan nilai tambahnya hingga 6,76 kali lipat. Selain itu, program ini juga menciptakan nilai tambah yang signifikan pada produk turunan seperti Nikel Matte dan bahan baku baterai MHP.
Program hilirisasi ini juga berkontribusi pada pendapatan negara, khususnya melalui Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan pajak lainnya. Selain itu, kehadiran smelter juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta mengembangkan pusat-pusat ekonomi di sekitarnya.
Bagi kemenperin program hilirisasi nikel merupakan rangkaian langkah investasi dalam memajukan ekonomi Indonesia dan memberikan manfaat nyata bagi pembangunan nasional serta mendorong perkembangan ekonomi daerah serta sektor usaha yang lebih luas.