Ilustrasi Bank Mandiri.
Bursa Saham

Mengukur Potensi Laba Bersih Empat Perbankan LQ45 di Semester I-2024

  • Dua perbankan plat merah pada semester I-2024 diperkirakan akan terus tumbuh, dengan peningkatan sebesar 5,1% untuk BMRI menjadi Rp26,50 triliun dan BBNI naik 3,1% ke level Rp10,62 triliun.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Menjelang akhir semester I-2024, harga saham empat perbankan anggota Indeks LQ45 berhasil melesat dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Kenaikan ini selaras dengan proyeksi laba bersih paruh pertama tahun ini yang menunjukkan pertumbuhan di tengah berbagai tantangan likuiditas.  

Keempat perbankan anggota Indeks LQ45 yang dimaksud adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). 

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis, menyatakan bahwa meskipun ada peningkatan biaya dana (CoF) yang mempengaruhi tekanan margin keuntungan bersih (NIM), perbaikan performa perbankan mulai terlihat dari bulan ke bulan.

Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis mengungkapkan pertumbuhan laba bersih perbankan Indeks LQ45 itu, bisa mencapai 5-25% sepanjang semester I-2024. Pertumbuhan tersebut didukung atas estimasi kenaikan kredit berkisar 13-20% bersamaan dengan pertumbuhann pendapatan lain-lain. 

Jika dirinci, BRIS menjadi perbankan LQ45 yang paling moncer dengan proyeksi kenaikan laba bersih semester I-2024 sebesar 20,8% menjadi Rp3,40 triliun. Di posisi kedua, ada BBCA yang diprediksi meraih laba bersih Rp26,79 triliu atau melesat 10,8%. 

Sementara itu, dua perbankan plat merah pada semester I-2024 diperkirakan akan terus tumbuh, dengan peningkatan sebesar 5,1% untuk BMRI menjadi Rp26,50 triliun dan BBNI naik 3,1% mencapai Rp10,62 triliun.

“Kami memperkirakan pertumbuhan kredit yang kuat bersamaan dengan pertumbuhan pendapatan lain-lain dan penurunan biaya provisi bisa mengimbangi penurunan NIM berkisar 11-98 bps, sehingga emiten perbankan semester I-2024 diharapkan catatkan kenaikan laba bersih,” jelasnya dalam riset yang terbit hari ini Selasa, 16 Juli 2024. 

Terkait kinerja Juni 2024, kata mereka, sudah ada tanda-tanda perbaikan dengan ekspektasi NIM mulai meningkat. Meskipun demikian, NIM perbankan pada semester-I diperkirakan berada di kisaran 5,5%, masih di bawah rata-rata NIM perbankan semester I tahun 2023 yang sekitar 6%.

Pertanyaanyaa, kapan keempat perbankan tersebut akan merilis keuangannya pada semester I-2024? Berdasarkan historis, keempat perbankan anggota LQ45 itu, termasuk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan merilis kinerjanya pada pertengahan hingga akhir bulan Agustus. 

Target Saham

Dari lantai bursa, BRI Danareksa Skeuritas, mencatat telah terlihat mulai pembalikan arah dari net sell menjadi net buy. Di antaranya, pemodal asing mulai mencatatkan net buy saham BBRI senilai Rp495 miliar sepanjang Juli 2024 berjalan, dibandingkan tiga bulan sebelumnya yang dirundung aksi jual saham.

Saat ini, hanya saham BBNI saja yang masih mencatatkan net sell oleh investor asing di antara lima bank papan atas di Indonesia untuk Juli tahun ini, dengan outflow investor asing masih berada di angka Rp344 miliar.

“Kami memperkirakan aksi beli asing terhadap saham perbankan focus terhadap bank dengan tingkat pertumbuhan kuat dan risiko rendah. Saat ini, saham BBRI terpantau mulai menjadi buruang pemodal asing,” terangnya.

Berbagai faktor tersebut, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight pada saham sektor perbankan, dengan saham pilihan teratas adalah BBCA dan BBRI, masing-masing dengan target harga Rp11.300 per saham dan Rp7.400 per saham. 

Sementara itu, saham BBNI dan BMRI juga direkomendasikan untuk dibeli dengan target harga masing-masing Rp6.800 per saham danh Rp7.400 per saham, serta saham BRIS dengan target harga Rp2.700 per saham.

Pada perdagangan hari ini hingga pukul 15:39 WIB, kelima saham tersebut terpantau melemah, dengan penurunan terdalam dialami BBRI yang turun sebesar Rp4.750 per saham. Sementara itu, pelemahan terendah terjadi pada BMRI, yang turun 0,39% ke level Rp6.325 per saham.