Bank Danamon
Perbankan

Mengukur Prospek Profitabilitas Bank Danamon di Tahun Naga Kayu

  • Untuk menjawab pertanyaan seputar prospek BDMN, Teguh Hidayat menganalisis berbagai langkah strategis yang diambil oleh manajemen dalam beberapa waktu terakhir.
Perbankan
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Dalam menghadapi tahun 2024, Pengamat Pasar Modal Teguh Hidayat mengukur prospek saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang berpotensi untuk mencetak kinerja positif.

Meskipun kinerjanya pada tahun 2023 masih di bawah tahun 2019, Teguh menyatakan bahwa ada harapan positif untuk tahun ini. 

Ia mencatat bahwa BDMN mungkin mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan sahamnya dibandingkan dengan bank lain, namun hal ini dianggap wajar karena pemulihan kinerjanya belum mencapai 100%, terutama pascapandemi.

Untuk menjawab pertanyaan seputar prospek BDMN, Teguh Hidayat menganalisis berbagai langkah strategis yang diambil oleh manajemen dalam beberapa waktu terakhir. 

Pertama, BDMN secara aktif berpartisipasi dalam tren perbankan digital dengan meluncurkan produk seperti D-Bank Pro untuk nasabah perorangan dan Danamon Cash Connect untuk nasabah korporasi. 

Langkah ini menunjukkan komitmen Perseroan untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memperluas basis pelanggan.

Kedua, BDMN mengembangkan konsep cabang generasi mendatang dengan mentransformasi 53 unit kantor cabangnya di seluruh Indonesia. 

Cabang-cabang ini tidak hanya melayani personal banking, tetapi juga menjadi platform Omni-Channel yang menyediakan edukasi dan konsultasi keuangan. Langkah ini mengindikasikan upaya mereka untuk memperkuat layanan kepada nasabah dan meningkatkan pengalaman pengguna.

Langkah ketiga melibatkan kolaborasi dengan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), dengan BDMN menyalurkan kredit ke sejumlah proyek pengembangan properti yang dipimpin oleh pengembang asal Jepang. 

Keempat, BDMN memperluas portofolio pembiayaannya dengan mengakuisisi Home Credit dan melakukan penyertaan modal di PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN). 

Ini tidak hanya memperkuat posisi BDMN sebagai pemimpin pasar di industri pembiayaan, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka untuk diversifikasi.

Langkah terakhir adalah akuisisi portofolio kredit consumer ritel dari Standard Chartered Bank Indonesia. Dengan mengambil alih kredit kartu, kredit tanpa agunan, kredit pemilikan rumah (KPR), dan kredit kendaraan bermotor (KKB), BDMN dikatakan Teguh telah memperkuat segmen kredit consumer, yang merupakan spesialisasi perusahaan.

“Kesimpulannya, meski dari sisi profitabilitas maka tetap kinerja BDMN belum sebagus big four, namun melihat kerja keras manajemen maka terdapat peluang bahwa tren pertumbuhan kinerjanya sejauh ini akan berlanjut di tahun 2024, dimana jika benar demikian maka sahamnya akan naik ke setidaknya Rp3.500 – Rp4.000, lalu bertahan di situ,” ujar Teguh dikutip dari risetnya, Kamis, 7 Maret 2024.

Namun, jika laba perusahaan cenderung stagnan seperti pada tahun 2023, saham BDMN mungkin tidak mengalami penurunan signifikan, namun juga tidak akan mengalami kenaikan yang substansial. Hal ini disebabkan oleh valuasi saham yang masih tergolong murah dibandingkan dengan saham bank lain. Meskipun demikian, Teguh menilai bahwa risiko penurunan kinerja itu cukup rendah karena beberapa faktor.

Faktor tersebut termasuk stabilnya BI Rate di level 6%, bahkan dengan kemungkinan penurunan lebih lanjut pada tahun 2024. Hal ini dianggap sebagai sinyal positif yang dapat mendukung kinerja perusahaan dan pertumbuhan sahamnya.