Ilustrasi asuransi.
IKNB

Mengukur Rasio Klaim 5 Emiten Asuransi Terbesar di BEI: Siapa yang Paling Profitable?

  • Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) memiliki prospek profitabilitas terbaik di antara lima emiten asuransi terbesar di BEI, dengan rasio klaim terendah sebesar 46%.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Kinerja perusahaan asuransi diukur tidak hanya dari besaran premi yang berhasil dikumpulkan, tetapi juga dari rasio klaim terhadap premi yang mencerminkan seberapa besar beban yang harus ditanggung perusahaan. 

Pada semester I-2024, data dari lima emiten asuransi dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI mengungkapkan prospek profitabilitas yang beragam, dengan rasio klaim menjadi indikator utama dalam menilai potensi keuntungan atau kerugian perusahaan.

1. PT Panin Financial Tbk (PNLF)

Panin Financial Tbk (PNLF) merupakan salah satu perusahaan keuangan terkemuka di Indonesia yang berfokus pada layanan asuransi jiwa. 

Perusahaan ini adalah bagian dari Panin Group, yang dikenal dengan jaringan perbankan dan asuransinya. Panin Financial mencatat kapitalisasi pasar sebesar Rp13,71 triliun, menjadikannya sebagai emiten asuransi dengan kapitalisasi terbesar di BEI. 

Pada semester I-2024, perusahaan ini berhasil mengumpulkan premi sebesar Rp962,76 miliar dengan klaim yang diajukan mencapai Rp540,68 miliar. Rasio klaim yang tercatat adalah 56%. 

Dengan rasio ini, Panin Financial menunjukkan tingkat klaim yang relatif sedang. Meskipun klaim yang diajukan cukup besar, perusahaan masih memiliki peluang profitabilitas yang baik mengingat rasio klaim yang tidak terlalu tinggi.

2. PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk (LIFE)

MSIG Life Insurance Indonesia Tbk (LIFE) merupakan bagian dari grup asuransi multinasional asal Jepang, Mitsui Sumitomo Insurance, yang memiliki reputasi kuat di pasar asuransi global. Perusahaan ini berfokus pada produk asuransi jiwa dan kesehatan, dengan berbagai produk yang ditujukan untuk segmen individu maupun korporat. 

MSIG Life Insurance memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp12,18 triliun, dengan premi yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp1,36 triliun pada semester I-2024. Klaim yang diajukan terhadap perusahaan ini mencapai Rp870,17 miliar, menghasilkan rasio klaim sebesar 63%. 

3. PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU)

Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) merupakan perusahaan asuransi umum yang terafiliasi dengan Pertamina, perusahaan minyak dan gas terbesar di Indonesia. 

Tugu Pratama memiliki spesialisasi dalam asuransi risiko industri energi dan maritim, selain juga menyediakan produk asuransi umum lainnya. Perusahaan ini mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp4,04 triliun, dengan premi sebesar Rp2,03 triliun pada semester I-2024. 

Tugu Pratama menghadapi klaim sebesar Rp1,07 triliun, dengan rasio klaim yang tercatat sebesar 52%. Rasio klaim yang lebih rendah ini menunjukkan bahwa Tugu Pratama berada dalam posisi yang lebih baik dalam hal profitabilitas dibandingkan dengan MSIG Life dan Panin Financial. Semakin rendah rasio klaim, semakin besar margin keuntungan yang dapat diharapkan oleh perusahaan.

4. PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA)

Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) adalah perusahaan asuransi umum yang sudah lama beroperasi di Indonesia, dengan fokus pada produk asuransi kendaraan bermotor, properti, kesehatan, dan kecelakaan diri. 

Perusahaan ini dikenal dengan pelayanan klaim yang cepat dan efisien. Asuransi Bina Dana Arta memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp2,79 triliun, dengan premi sebesar Rp364,77 miliar. Klaim yang diajukan terhadap perusahaan ini mencapai Rp170,27 miliar, menghasilkan rasio klaim sebesar 46%. 

Dengan rasio klaim yang paling rendah di antara kelima emiten ini, ABDA menunjukkan prospek profitabilitas yang sangat baik. Rendahnya rasio klaim ini memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan margin keuntungan yang lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham.

5. PT Bhakti Multi Artha Tbk (BHAT)

Bhakti Multi Artha Tbk (BHAT) merupakan perusahaan asuransi umum yang bergerak di berbagai lini bisnis, termasuk asuransi kendaraan bermotor, properti, kesehatan, dan kecelakaan. Perusahaan ini juga menawarkan produk asuransi mikro yang ditujukan untuk segmen masyarakat berpenghasilan rendah. 

Bhakti Multi Artha mencatat kapitalisasi pasar sebesar Rp2,5 triliun, dengan premi yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp160,51 miliar pada semester I-2024. Klaim yang diajukan terhadap perusahaan ini mencapai Rp112,86 miliar, dengan rasio klaim sebesar 70%. 

Rasio klaim yang tinggi ini menempatkan Bhakti Multi Artha dalam posisi yang cukup sulit. Beban klaim yang besar dapat berdampak negatif terhadap profitabilitas perusahaan, mengharuskan manajemen untuk meninjau kembali strategi underwriting dan pengelolaan risiko.

Kesimpulan

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) memiliki prospek profitabilitas terbaik di antara lima emiten asuransi terbesar di BEI, dengan rasio klaim terendah sebesar 46%. 

Sementara itu, Bhakti Multi Artha Tbk (BHAT) menghadapi tantangan terbesar dengan rasio klaim tertinggi sebesar 70%. Rasio klaim yang lebih rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kendali yang lebih baik terhadap beban klaim, yang pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas. Bagi investor, rasio klaim adalah indikator kunci yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja keuangan dan prospek masa depan perusahaan asuransi.