Suasana pelayanan pelanggan di counter XL Xplor Axiata Tower, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Mengulik Prospek Saham XL Axiata (EXCL) di Tengah Persaingan ARPU dengan Telkomsel

  • Permintaan data di seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sedang booming, dan bisnis broadband tetap menjadi pendorong pertumbuhan baru.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT XL Axiata Tbk (EXCL) terus mencatatkan pertumbuhan yang solid dalam beberapa tahun terakhir, meskipun berada di posisi sebagai operator telekomunikasi ketiga di Indonesia. Pertumbuhan ini didorong oleh upaya berkelanjutan perusahaan dalam meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi dan jaringan.

Upaya penguatan infrastruktur yang dilakukan oleh emiten bersandikan EXCL telah memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan tren kenaikan average revenue per user (ARPU), sekaligus memperluas basis penggunanya.

“Pertumbuhan kuat kinerja perseroan tercermin dari realisasi semester I-2024 yang mencapai Rp17,1 triliun, sejalan dengan proyeksi kami dan konsensus analis. EBITDA juga meningkat menjadi Rp9,12 triliun, tumbuh 16,8%, dengan peningkatan margin sebesar 3,9 poin menjadi 53,5%,” ungkap c riset dari Mirae Asset Sekuritas pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Peningkatan ini juga didorong oleh kenaikan lalu lintas data, yang mencapai 5.269 petabyte (Pb) atau tumbuh 13,2%. Selain itu, ARPU juga mengalami peningkatan dari Rp41.600 di kuartal II-2023 menjadi Rp44.300, naik 6,5% di kuartal II-2024. “Jika tren ini berlanjut, dampaknya akan signifikan terhadap kinerja keuangan dan saham EXCL ke depan,” tambahnya.  

Mirae Asset  memberikan pandangan positif terhadap keberhasilan EXCL dalam menerapkan langkah-langkah penghematan biaya dan strategi efisiensi, yang tercermin dari penurunan opex sebesar 0,2% secara tahunan.

“Permintaan data di seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sedang booming, dan bisnis broadband tetap menjadi pendorong pertumbuhan baru. Segmen ini siap berkontribusi pada ekspansi di masa depan, yang kemungkinan akan dipercepat setelah kesepakatan dengan Link Net,” beber perusahaan efek tersebut.

Mirae mencatat perusahaan telah berhasil meningkatkan pendapatannya sambil mengurangi pengeluaran melalui berbagai cara. Proporsi biaya penjualan dan pemasaran relatif terhadap pendapatan terus menurun, menunjukkan bahwa perbaikan margin kemungkinan akan berlanjut.

Dari sisi operasional, ARPU EXCL hampir mencapai level Telkomsel, bersamaan dengan pertumbuhan jumlah pengguna yang tetap kuat. Oleh karena itu, Mirae Asset mempertahankan pandangan positif pada EXCL. “Kami menjunjung tinggi rekomendasi Beli kami untuk EXCL, dengan target harga Rp3.100 per saham,” tutup laporan tersebut.

Dari lantai bursa, pada perdagangan berjalan sore ini, saham EXCL terpantau melemah 3,49% ke level Rp2.210 per saham. Meski begitu, saham emiten telekomunikasi terpantau masih menguat 10,00 secara year-to-date