Ilustrasi perusahaan pembiayaan atau multifinance.
IKNB

Mengulik Tren Pembiayaan Multifinance ke UMKM di Tengah Seretnya Penjualan Kendaaran

  • Berdasarkan data yang dihimpun dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total pembiayaan yang disalurkan untuk kategori usaha ini mencapai Rp 191,497 triliun pada Mei 2024.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA — Porsi pembiayaan yang disalurkan oleh industri multifinance untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menunjukkan tren yang fluktuatif sepanjang tahun 2023 hingga Mei 2024. 

Berdasarkan data yang dihimpun dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK),  total pembiayaan yang disalurkan untuk kategori usaha ini mencapai Rp 191,497 triliun pada Mei 2024. 

Tren Pembiayaan UMKM Sepanjang 2023 hingga Mei 2024

Pembiayaan untuk sektor UMKM tercatat sebesar Rp 160,323 triliun pada Mei 2023, dengan kontribusi sebesar 34,27% terhadap total pembiayaan. Pada bulan-bulan berikutnya, pembiayaan ini terus mengalami peningkatan, meskipun dengan laju yang bervariasi.

Pada Juni 2023, akumulasi pembiayaan untuk UMKM meningkat menjadi Rp 161,400 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar 0,67% dari bulan sebelumnya. 

Persentase kontribusi UMKM terhadap total pembiayaan sedikit menurun menjadi 34,25%. Kenaikan ini terus berlanjut hingga Juli 2023, di mana pembiayaan mencapai Rp 161,894 triliun, naik 0,31% dari Juni, meskipun persentase kontribusi menurun lagi menjadi 34,16%.

Pada Agustus 2023, terjadi kenaikan signifikan dalam pembiayaan UMKM, yang mencapai Rp 166,507 triliun, meningkat 2,85% dari bulan sebelumnya. 

Persentase kontribusi UMKM terhadap total pembiayaan juga meningkat menjadi 34,69%. Pada September 2023, pembiayaan ini kembali meningkat menjadi Rp 169,237 triliun, naik 1,64% dari Agustus, dengan kontribusi sebesar 34,87%.

Pada Oktober 2023, pembiayaan UMKM naik sebesar 1,54% dari bulan sebelumnya menjadi Rp 171,849 triliun, dengan kontribusi sebesar 35,13%. 

Kenaikan ini terus berlanjut pada November 2023, di mana pembiayaan mencapai Rp 174,154 triliun, naik 1,34% dari Oktober, dan kontribusi UMKM meningkat menjadi 35,27%.

Lonjakan Pembiayaan di Akhir Tahun 2023

Puncak pembiayaan UMKM terjadi pada Desember 2023, di mana total pembiayaan mencapai Rp 192,141 triliun. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 10,33% dibandingkan dengan November 2023. 

Persentase kontribusi UMKM terhadap total pembiayaan juga meningkat tajam menjadi 38,68%, menunjukkan perhatian industri multifinance yang semakin besar terhadap sektor ini.

Namun, pada Januari 2024, terjadi penurunan pembiayaan UMKM menjadi Rp 189,232 triliun, dengan kontribusi sebesar 37,74%. 

Penurunan ini sebesar 1,51% dari Desember 2023. Pada Februari 2024, pembiayaan UMKM sedikit menurun lagi menjadi Rp 189,192 triliun, atau turun 0,02% dari bulan sebelumnya, dengan kontribusi sebesar 37,49%.

Perkembangan di Kuartal Pertama 2024

Memasuki kuartal pertama 2024, tren pembiayaan UMKM sedikit menurun. Pada Maret 2024, akumulasi pembiayaan UMKM tercatat sebesar Rp 188,651 triliun, turun 0,29% dari Februari. Persentase kontribusi UMKM juga menurun menjadi 36,65%. 

Namun, pada April 2024, pembiayaan UMKM kembali meningkat menjadi Rp 189,733 triliun, naik 0,57% dari Maret, dengan kontribusi sebesar 36,98%.

Pada Mei 2024, pembiayaan UMKM kembali menunjukkan peningkatan sebesar 0,93% dari bulan sebelumnya, dengan total pembiayaan mencapai Rp 191,497 triliun. Persentase kontribusi UMKM terhadap total pembiayaan juga meningkat menjadi 37,00%.

OJK Mendorong Pembiayaan UMKM di Tengah Turunnya Penjualan Kendaraan

Sebagai informasi, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales mobil menyusut 19,4% yoy menjadi 408.012 unit pada Januari-Juni 2024 dari 506.427 unit pada rentang periode yang sama tahun sebelumnya. 

Sementara itu, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor di semester I-2024 mengalami penurunan tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Pada Januari-Juni 2023, angkanya tercatat 3.201.930 unit atau 30.936 unit lebih banyak dari Januari-Juni 2024 yang mencatat sebanyak 3.170.994 unit.

Menanggapi hal ini, OJK terus mendorong perusahaan pembiayaan untuk melakukan diversifikasi objek pembiayaan, termasuk pembiayaan terhadap sektor produktif seperti pembiayaan investasi dan modal kerja untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Perusahaan multifinance terus didorong untuk melakukan diversifikasi penyaluran objek pembiayaan baru, termasuk pembiayaan terhadap sektor produktif seperti pembiayaan investasi dan modal kerja untuk mendukung usaha UMK,” tegas Agusman melalui jawaban tertulis, dikutip Jumat, 9 Agustus 2024.