Simpanse
Dunia

Mengungkap Misteri Kecerdasan Hewan, Ada Simpanse Hingga Tikus

  • Kecerdasan dalam kerajaan hewan memiliki banyak bentuk, mulai dari kemampuan memecahkan masalah hingga keterampilan berkomunikasi. Namun, penilaian kecerdasan hewan tidaklah mudah.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA – Kecerdasan dalam kerajaan hewan memiliki banyak bentuk, mulai dari kemampuan memecahkan masalah hingga keterampilan berkomunikasi. Namun, penilaian kecerdasan hewan tidaklah mudah. ​

Dikutip dari ultimatekilimanjaro, sementara kecerdasan pada manusia sering dikaitkan dengan penalaran logis, pemecahan masalah, dan bahasa, kriteria ini mungkin tidak berlaku atau tidak memadai pada hewan. Oleh karena itu, kecerdasan hewan mencakup spektrum yang lebih luas.

Jadi, apa saja hewan tercerdas di dunia?

Hewan Tercerdas di Dunia

Dikutip dari How Stuff Works, berikut hewan tercerdas di dunia:

1. Simpanse

Kemampuan intelektual hewan yang mengagumkan ini telah lama membuat manusia terpesona, mengingat 98,7 persen DNA mereka sama dengan manusia. Simpanse dapat mempelajari bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan manusia dan mengingat nama orang yang sudah lama tidak mereka lihat. Simpanse juga mampu mengenali diri mereka sendiri di cermin serta menunjukkan tanda-tanda kepedulian.

Kemampuan simpanse yang paling menakjubkan adalah penggunaan simbol untuk objek dan penggabungan simbol-simbol tersebut dalam urutan tertentu untuk menyampaikan gagasan yang kompleks. 

Di alam liar, simpanse telah diamati membuat tombak untuk berburu, serta menggunakan alat untuk memecahkan kacang dan menyingkirkan rayap dari kayu gelondongan. Mereka mampu memecahkan masalah yang rumit, dan mereka tahu kapan mereka berhasil dalam ujian.

2. Lumba-Lumba

Lumba-lumba adalah hewan yang sangat sosial. Kelompok lumba-lumba sering terlihat di lautan dunia yang sedang berselancar, berlomba, melompat, berputar, bersiul, dan bersenang-senang. Mereka memiliki sistem komunikasi yang kompleks, meskipun manusia baru mulai memahaminya.

Lumba-lumba betina biasanya tetap bersama anak-anak mereka selama beberapa tahun, mengajari mereka segala trik lumba-lumba. Mereka menggunakan alat-alat di lingkungan alami mereka dan dapat mempelajari serangkaian perintah perilaku yang mengesankan dari pelatih manusia.

Otak lumba-lumba empat hingga lima kali lebih besar dari ukuran tubuhnya. Mereka dapat mengenali diri mereka sendiri di cermin dan memahami serta mengikuti instruksi. Mereka juga memiliki sonar yang tertanam dalam DNA mereka.

3. Orangutan

Orangutan memiliki budaya dan sistem komunikasi yang kuat. Penelitian menunjukkan, orangutan dewasa memiliki kemampuan lebih baik dalam membuat dan menggunakan peralatan. Hewan cerdas ini hidup dalam komunitas yang tersebar luas dan membentuk ikatan sosial yang kuat, yang mungkin merupakan kunci dari kemampuan kognitif tingkat lanjut mereka.

Betina biasanya tinggal bersama anak-anaknya selama beberapa tahun, mengajari mereka segala hal yang diperlukan untuk bertahan hidup di hutan. Namun, orangutan menghadapi ancaman kepunahan, dengan populasi yang tersisa hanya sekitar 100.000 di seluruh dunia.

4. Gajah

Gajah adalah makhluk yang anggun, berbudaya, penuh rasa ingin tahu, dan memiliki ingatan yang luar biasa. Mereka mampu mengenali hingga 30 kerabat dari bau urin mereka, sebuah kemampuan yang sangat berguna bagi mereka dalam melacak sesama.

Di habitat alaminya, gajah dikenal suka membersihkan makanan dan menggunakan peralatan dengan berbagai cara. Mereka juga dapat mengikuti perintah manusia ketika di penangkaran. Gajah menunjukkan tingkat empati yang tinggi terhadap anggota kelompoknya dan spesies lain, yang menandakan tingkat kecerdasan yang sangat maju.

Gajah memiliki otak terbesar di antara hewan darat, dengan ukuran tiga kali lebih besar dari otak manusia, dengan berat 10,5 pon (4,7 kilogram) untuk orang dewasa dan memiliki sekitar 257 miliar neuron, tiga kali lipat dari jumlah neuron rata-rata pada otak manusia. Gajah mampu mengenali diri mereka sendiri di cermin dan menunjukkan tanda-tanda kesedihan ketika menghadapi kematian kerabat mereka.

5. Gagak

Gagak telah menunjukkan kemampuan untuk mengenali manusia dan hewan yang mungkin menjadi ancaman, serta memahami analogi. Sebuah studi bahkan membandingkan kemampuan pemikiran mereka dengan anak manusia berusia 7 tahun.

Burung gagak memiliki kemampuan belajar yang cepat, dan penelitian menunjukkan bahwa gagak yang berusia empat bulan bisa memiliki kecerdasan yang setara dengan kera dewasa. Eksperimen juga menunjukkan bahwa gagak dapat merencanakan masa depan menggunakan alat yang diajarkan oleh manusia.

6. Babi

Babi domestik dan liar terkenal karena kemampuannya beradaptasi dengan berbagai kondisi ekologi yang berbeda. Berbeda dengan sebagian besar hewan berkuku lainnya yang sepenuhnya herbivora, babi dan kerabatnya adalah omnivora yang memakan berbagai makanan, termasuk cacing dan serangga.

Anak babi mampu belajar menggunakan cermin untuk menemukan jalan menuju mangkuk makanan yang disembunyikan. Dalam sebuah penelitian, ketika mangkuk makanan diletakkan di belakang penghalang yang hanya terlihat melalui cermin, tujuh dari delapan babi berhasil menemukan makanan mereka.

Mereka tidak hanya mampu memahami konsep refleksi dalam waktu lima jam, tetapi juga dapat memahami instruksi yang diberikan oleh manusia. Tidak mengherankan bahwa beberapa babi peliharaan menjadi favorit di Amerika Serikat, karena mereka dapat dilatih dengan cara yang mirip dengan kucing dan anjing.

7. Tupai

Kebanyakan tupai menunjukkan serangkaian strategi dan trik yang mengesankan untuk bertahan hidup, yang menurut para peneliti menunjukkan tingkat kelicikan dan kecerdasan yang tinggi.

Secara umum, mereka adalah hewan hutan yang telah beradaptasi untuk hidup berdekatan dengan manusia, sering makan dari tempat-tempat seperti makan dari tempat makan burung, kebun bunga, dan makanan lain yang tersedia di sekitarnya.

Tupai pohon menggunakan teknik yang dikenal sebagai pengelompokan spasial untuk mengorganisir tumpukan kacang berdasarkan ukuran, jenis, dan kemungkinan nilai gizi serta rasa. Ini membantu mereka menemukan makanan yang diinginkan saat merasa lapar.

Selain itu, mereka juga mampu menyimpan makanan untuk digunakan di masa sulit, dan dapat dengan berhasil menemukan kembali makanan yang mereka sembunyikan beberapa bulan kemudian.

8. Merpati

Merpati yang umum di sekitar kita sebenarnya cukup cerdas. Sebagai objek eksperimen ilmiah yang melimpah, ada banyak sekali pengetahuan tentang kemampuan intelektual mereka.

Contohnya, merpati dapat mengenali ratusan gambar bahkan setelah beberapa tahun. Mereka juga mampu mengenali diri mereka sendiri di cermin, dilatih untuk melakukan serangkaian gerakan, dan membedakan antara dua lukisan, pencapaian yang mengesankan untuk seekor burung.

Namun, itu hanya sebagian dari kecerdasan mereka. Merpati digunakan oleh pemerintah dan militer di seluruh dunia sejak zaman dahulu. Mereka membawa pesan-pesan penting bolak-balik di belakang garis musuh selama Perang Dunia I dan II sebelum teknologi modern berkembang. Dan merpati lainnya, yang dilengkapi dengan kamera kecil, terbang di atas wilayah musuh untuk mengumpulkan informasi.

9. Gurita

Otak gurita proporsionalnya sebesar otak mamalia lainnya, tetapi memiliki tingkat keterorganisasian yang tinggi yang membantu dalam penangkapan mangsa dan menghindari predator. Meskipun kemampuannya untuk mengubah bentuk tubuh dan berkamuflase menunjukkan sebagian dari kekuatan otaknya, gurita memiliki lebih dari sekadar itu.

Sistem sarafnya mencakup otak pusat, dengan 3/5 dari sarafnya tersebar di delapan lengannya yang berfungsi sebagai delapan otak mini. Karena itu, gurita dianggap sangat cerdas.

Gurita juga menunjukkan kecerdasan yang sama ketika dibawa ke laboratorium sains. Peneliti mengonfirmasi, gurita dapat mengenali manusia secara individu, bahkan saat mereka mengenakan seragam yang sama. 

10. Tikus

Tikus adalah hewan yang cerdas tetapi sering dicemooh dalam budaya Barat. Namun, dalam budaya China, tikus dianggap sebagai makhluk yang pintar dan cerdik, dan hal ini tidak tanpa alasan. Tikus telah berhasil menyebar ke setiap benua di Bumi kecuali Antartika, dan sejarah menunjukkan kemungkinan mereka akan mencapai sana suatu hari nanti.

Dalam penelitian, tikus laboratorium sering digunakan karena kemampuannya untuk menemukan jalan pintas, celah, dan rute pelarian dalam eksperimen laboratorium yang dirancang oleh ilmuwan terkemuka. Tikus yang terlatih dengan baik bahkan telah menyelamatkan ribuan nyawa dengan mendeteksi tuberkulosis (TB) pada manusia dan mengendus ranjau darat di seluruh dunia.

Organisasi nirlaba seperti APOPO (Anti-Persoonsmijnen Ontmijnende Product Ontwikkeling) yang berbasis di Tanzania telah melatih tikus untuk mendeteksi 18.300 kasus TB dan menghancurkan 108.736 ranjau darat dan persenjataan yang tidak meledak.

Menurut APOPO, tikus hanya memerlukan waktu 30 menit untuk memeriksa area lapangan tenis untuk mencari ranjau darat, tugas yang bisa memakan waktu empat hari bagi manusia yang menggunakan detektor logam.

Mereka juga dapat memeriksa 100 sampel dahak untuk mencari TBC dalam waktu kurang dari 20 menit, sementara teknisi laboratorium mungkin memerlukan waktu hingga empat hari dengan menggunakan tes konvensional.