Waspada! Teknologi AI Dapat Memudahkan Peretas Mencuri Password Anda
Tekno

Mengupas Minat dan Kesiapan Institusi Keuangan dalam Mengoptimalkan AI

  • Laporan komprehensif berjudul “Harnessing the Power of (Gen)AI in Indonesian Financial Services” menyoroti adopsi teknologi Generative AI (GenAI) di sektor keuangan Indonesia serta dampaknya yang luas.

Tekno

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - AC Ventures, sebuah perusahaan modal ventura di Asia Tenggara, bersama Boston Consulting Group (BCG), BCG X, dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) merilis sebuah laporan komprehensif yang berjudul “Harnessing the Power of (Gen)AI in Indonesian Financial Services.” 

Laporan komprehensif berjudul “Harnessing the Power of (Gen)AI in Indonesian Financial Services” menyoroti adopsi teknologi Generative AI (GenAI) di sektor keuangan Indonesia serta dampaknya yang luas. 

Laporan ini juga memberikan rekomendasi strategis bagi para pemimpin di sektor keuangan untuk memanfaatkan potensi GenAI dalam produk dan operasional mereka.

Laporan ini diluncurkan di kantor pusat AC Ventures yang terletak di jantung kota Jakarta, dihadiri oleh berbagai media lokal dan internasional.

Laporan ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana adopsi teknologi AI dan GenAI dapat mengubah sektor layanan keuangan di Indonesia. 

Survei yang dilakukan terhadap 41 pemimpin bisnis di institusi keuangan dan wawancara dengan lima start up fintech memberikan pandangan tentang peluang dan tantangan dalam penerapan teknologi ini. 

Selain itu, laporan ini juga menyajikan rekomendasi strategis bagi para pemimpin di sektor swasta untuk mengintegrasikan GenAI ke dalam produk dan operasional mereka. 

KADIN Indonesia turut menyumbangkan saran kunci bagi pemerintah Indonesia, yang saat ini tengah menjalani transisi menuju pemerintahan baru, dalam rangka mengejar pengembangan AI nasional yang menguntungkan negara.

Kerangka Strategis “Deploy, Reshape, Invent”

Laporan ini memperkenalkan kerangka kerja strategis multilateral yang disebut "Deploy, Reshape, Invent." Kerangka ini memberikan panduan bagi institusi keuangan di Indonesia tentang cara terbaik untuk mengintegrasikan GenAI dan memaksimalkan manfaatnya. 

Dari ketiga pilar ini, responden lebih memprioritaskan ‘deploying’ dan ‘inventing’ dibandingkan dengan ‘reshaping’ proses internal. 

Sebanyak 51% institusi fokus pada penerapan GenAI untuk mendukung tugas sehari-hari, sementara 27% lainnya melihat peluang besar dalam menciptakan produk dan layanan baru yang didukung oleh teknologi ini.

Studi terpisah dari BCG di tingkat global menemukan bahwa 85% institusi keuangan melihat GenAI sebagai teknologi yang sangat mengganggu, namun hanya 18% yang memiliki strategi yang jelas untuk penerapan internal. 

Sentimen serupa juga tercermin di Indonesia, di mana banyak pemimpin bisnis institusi keuangan dan start up fintech lokal melihat adanya kesenjangan antara potensi dan implementasi teknologi ini. Hal ini menyoroti peluang bagi sektor keuangan Indonesia untuk memimpin dalam inovasi GenAI.

Kesiapan Teknologi dan Tantangan Implementasi

Di Indonesia, 61% institusi keuangan merasa yakin dengan kesiapan teknologi mereka untuk mengintegrasikan GenAI, terutama dalam konteks data dan infrastruktur teknologi yang solid. Hampir setengah dari pemimpin sektor keuangan telah memanfaatkan GenAI untuk meningkatkan layanan pelanggan, dengan sepertiga di antaranya melaporkan hasil yang positif. 

Selain itu, 44% pemimpin sektor keuangan lokal mengakui potensi GenAI dalam merevolusi proses penilaian risiko di microlending dengan menggunakan data dan model analitik yang lebih canggih. 

GenAI juga dianggap sangat bermanfaat di empat area lain: produktivitas, pinjaman cepat, manajemen penipuan, dan personalisasi layanan.

Seiring dengan semakin luasnya adopsi GenAI, institusi keuangan besar di Indonesia sedang bergerak dari inisiatif berbasis pilot menjadi proyek yang lebih dapat diskalakan. 

Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan akses dan inklusi keuangan tetapi juga memastikan kepatuhan terhadap undang-undang perlindungan data yang ketat di Indonesia.

Meskipun antusiasme terhadap GenAI tinggi, banyak institusi keuangan di Indonesia masih berada di tahap awal implementasi. 

Laporan tersebut mencatat bahwa 41% responden sedang menjalankan proyek percontohan atau uji coba konsep GenAI, namun perluasan inisiatif ini untuk menciptakan nilai bisnis yang substansial masih menjadi tantangan. 

Hanya 37% responden merasa memiliki bakat yang diperlukan, dan peningkatan keterampilan karyawan untuk menggunakan alat AI merupakan salah satu prioritas terendah yang disebutkan. 

Selain itu, hanya 29% yang merasa yakin dengan model operasional mereka untuk kesiapan GenAI. Agar penerapan GenAI berhasil, kesiapan bisnis harus sejalan dengan kesiapan teknologi.