Menhub Tampik Jembatan LRT Salah Desain
- Jembatan longspan tersebut dituding salah desain karena memiliki radius yang kecil dan menikung tajam. Akibatnya, rangkaian LRT yang melewati ruas tersebut harus berjalan pelan hingga 20km/jam karena radius tikungan pada jembatan yang terlampau kecil.
Nasional
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menampik jembatan lengkung bentang panjang (longspan) pada jalur Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek salah desain. Jembatan yang terletak di Jalan Gatot Subroto – Kuningan tersebut dibangun dengan radius kecil karena melihat kondisi pembangunan yang menantang.
Para arsitek dan teknisi kemudian mencari solusi sehingga tercipta desain tersebut. “Itu solusi desain yang optimal, saya bisa katakan tidak salah karena itu adalah solusi desain,” ujar Menhub dalam keterangannya, dikutip Kamis 3 Agustus 2023.
Sebelumnya, jembatan longspan tersebut dituding salah desain karena memiliki radius yang kecil dan menikung tajam. Akibatnya, rangkaian LRT yang melewati ruas tersebut harus berjalan pelan hingga 20km/jam karena radius tikungan pada jembatan yang terlampau kecil.
- Pemerintah Evaluasi Tata Kelola Penempatan Pekerja Migran
- Rencana Gabung OECD, Indonesia Ingin Optimalkan Bonus Demografi
- 6 Mitigasi Risiko Serangan Siber Tahun 2023, Mana yang Jadi Prioritas untuk Indonesia?
Terkait operasional LRT saat ini, Menhub menilai telah ada peningkatan dari sebelumnya karena telah ada berbagai perbaikan yang salah satunya pada jembatan longspan tersebut. Laju kereta juga sudah lebih cepat jika dibandingkan dengan sebelumnya. “Tadi lebih cepat dari sebelumnya. Saya pekan ini naik dua kali dan tadi lebih cepatm” ujar Budi.
Operasional Terancam Mundur
Operasional LRT untuk umum diperkirakan akan mundur dari rencana sebelumnya karena masih terdapat beberapa pembenahan. Diperkirakan operasionalnya akan baru mulai pada 20 hingga 30 Agustus 2023 mendatang. “Bisa jadi menjadi 20 Agustus atau 30 Agustus,” ujar Menhub.
Saat ini LRT Jabodebek tengah mendatangkan tim dari Siemens Jerman untuk melakukan pengawasan dan perbaikan. Sejumlah masalah yang terjadi juga akan dibenahi yang meliputi upgrade sistem Automatic Train Supervisory (ATS) dan perbaikan pintu yang tidak presisi. Selain itu, akan dilakukan uji coba yang meliputi tiga tes yaitu tes jalan, tes beban maksimum, dan tes headway (waktu antara) terhadap 31 rangkaian LRT.
- Pemerintah Evaluasi Tata Kelola Penempatan Pekerja Migran
- Rencana Gabung OECD, Indonesia Ingin Optimalkan Bonus Demografi
- 6 Mitigasi Risiko Serangan Siber Tahun 2023, Mana yang Jadi Prioritas untuk Indonesia?
Diketahui, Presiden Jokowi memberikan catatan terkait dengan kondisi LRT seusai menjajal moda transportasi baru tersebut. Presiden menyoroti soal pintu yang tidak presisi dan meminta untuk tidak tergesa-gesa dalam pengoperasian moda transportasi baru di Jabodebek tersebut. Maksud pintu tidak presisi yaitu saat LRT berhenti antara pintu kereta dengan passenger screen door di peron tidak tepat pada titiknya.
Jokowi juga memberikan pesan untuk tidak tergesa-gesa dalam melakukan pengoperasian LRT serta mengutamakan keselamatan dan keamanan sebagai hal utama. Presiden memaklumi dan menganggap wajar jika dalam sebuah operasional tidak serta merta langsung dapat berjalan sempura.
Kekurangan tersebut harus dievaluasi dan diperbaiki karena merupakan buah karya dalam negeri dalam pembangunannya. Perbaikan ini sekaligus untuk memastikan operasional LRT benar-benar aman dan terjamin keselamatannya.