Pesawat
Industri

Menilik Geliat Industri Penerbangan Internasional

  • International Airlines Group (IAG), yang mengoperasikan maskapai terkemuka seperti Aer Lingus dan British Airways, mengumumkan rekor laba sekitar US$1,4 miliar

Industri

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA- Industri penerbangan internasional meraih keuntungan besar pada tahun ini berkat permintaan tiket perjalanan liburan dan penyelenggaraan acara besar diberbagai belahan dunia. Beberapa maskapai ternama melaporkan hasil kinerja yang memuaskan pada semester pertama tahun ini. 

International Airlines Group (IAG), yang mengoperasikan maskapai terkemuka seperti Aer Lingus dan British Airways, mengumumkan rekor laba sekitar US$1,4 miliar atau sekitar Rp21 triliun (kurs Rp15.000)  pada semester pertama tahun ini. 

CEO IAG, Luis Gallego, menyatakan bahwa permintaan dari pelanggan penerbangan tetap tinggi, terutama untuk perjalanan liburan. IAG  sendiri optimistis dapat kembali mencapai kapasitas pra-pandemi pada akhir tahun ini. “Permintaan pelanggan tetap kuat di seluruh Grup, terutama untuk perjalanan liburan , dengan sekitar 80% pendapatan penumpang untuk kuartal ketiga sudah dipesan. Dan maskapai penerbangan kami telah menyiapkan rencana untuk mendukung operasi selama periode musim panas yang sibuk,” ujar Luis, dilansir CNN International, selasa, 1 Agustus 2023.

Tidak ketinggalan, Grup AirFrance-KLM melaporkan pendapatan lebih dari US$8 miliar atau sekitar Rp120 triliun untuk kuartal kedua tahun ini. Angka ini naik hampir US$ 1 miliar atau sekitar Rp15 triliun dari tahun sebelumnya.  Qatar Airways melaporkan keuntungan sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp18 triliun dalam laporan keuangan terbaru. Peningkatan pendapatan ini diduga kuat terjadi  terjadi setelah Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA yang diadakan di pada bulan Desember 2022.

Selama Piala Dunia berlangsung, Qatar Airways menerbangkan lebih dari 1,4 juta orang ke negara tersebut melalui sekitar 140.000 penerbangan selama Piala Dunia. Kendati adanya hasil positif pasca penyelenggaraan Piala Dunia, para analis memperingatkan pertumbuhan ini mungkin tidak akan berlangsung lama. 

Maskapai penerbangan terbesar di Eropa, Ryanair, menyuarakan tentang dampak inflasi dan kenaikan suku bunga di beberapa negara yang dapat mempengaruhi intensitas perjalanan udara. CEO Ryanair, Michael O'Leary, mengekspresikan kekhawatirannya mengenai tren ekonomi saat ini dan menyatakan bahwa maskapai mungkin harus menurunkan harga tiket untuk mencapai target pertumbuhan penumpang.

Meskipun demikian, saat ini, maskapai besar seperti IAG melaporkan tingkat okupansi sekitar 84% dan AirFrance-KLM melaporkan tingkat okupansi mencapai 87%, menunjukkan bahwa permintaan untuk perjalanan udara tetap tinggi. Kinerja gemilang maskapai penerbangan internasional memberikan harapan positif bagi pemulihan industri penerbangan dari dampak pandemi COVID-19.