Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
BUMN

Menilik Kinerja Hutama Karya dan Waskita Karya 2023, Siap Dimerger?

  • Upaya konsolidasi badan usaha milik negara sektor kontruksi semakin nyata. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, akan melebur tujuh perusahaan BUMN Karya menjadi tiga perusahaan, salah satunya PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
BUMN
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Upaya konsolidasi badan usaha milik negara sektor kontruksi semakin nyata. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, akan melebur tujuh perusahaan BUMN Karya menjadi tiga perusahaan, salah satunya PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

PT Hutama Karya (Persero) sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi, serta pengembangan properti dan infrastruktur dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) merupakan perusahaan negara yang bergerak di bidang industri pembangunan infrastruktur.

Lalu bagaimana kinerja kedua perusahaan ini sebelum akhir dilebur?

Hutama Karya

PT Hutama Karya (Persero) pda tahun 2023 memulai babak baru dalam transformasi dari sisi kinerja keuangan dan bisnis, bidang digitalisasi konstruksi, hingga branding perusahaan.

Hasilnya pada tahun 2023, Hutama Karya mencetak laba bersih sebesar Rp1,66 triliun atau meningkat 215,31% dibandingkan tahun 2022. Dari segi pendapatan, Hutama Karya mencatatkan sebesar Rp 27,78 triliun pada tahun 2023.

Hal ini diraih usai melakukan aksi korporasi melalui kerja sama investasi bersama Indonesia Investment Authority (INA) atas 2 ruas tol Sumatera.

Pada 2022 Hutama Karya mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp23,85 triliun. Pemberian PMN ini digunakan untuk percepatan megaproyek Jalan Tol Trans Sumatera. Meski begitu hingga Hutama Karya menderita rugi bersih sedalam Rp1,4 triliun pada tahun 2022, atau menyusut 40,9% dibanding tahun 2021.

Sepanjang 2021 HK mencatatkan pendapatan sebesar Rp20,5 triliun pendapatan perusahaan juga tercatat turun 12,5% jika dibandingkan dengan 2020 diangka Rp23,4 triliun. Sedangkan rugi bersih sebesar Rp2,4 triliun pada 2021 tahun sebelumnya tercatat rugi Rp2 triliun. Hal ini disebabkan adanya beban bunga dari beroperasinya jalan tol yang belum layak secara finansial.

Waskita Karya

Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mencatat rugi bersih sebesar Rp2,83 triliun pada kuartal III-2023 dari sebelumnya meraup untung sebesar Rp425,29 juta pada tahun lalu.

Bahkan WSKT mencatatkan utang sebesar Rp41,2 triliun per Desember 2023 yang terdiri dari perbankan, penjaminan atas kredit modal kerja (KMK) hingga obligasi non penjaminan.

Waskita memiliki tiga sumber dana untuk penyelesaian utang yakni divestasi Rp35 triliun yang mewakili 80 persen dari total sumber pelunasan utang, proyek eksisting sebesar Rp8 triliun dan margin proyek baru Rp4 triliun.

Sedangkan sepanjang tahun 2022 juga mencatatkan rugi bersih  sebesar Rp1,8 triliun, terhitung melonjak 73% dibandingkan rugi bersih pada periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp12.22 triliun pada 2021.

Tak jauh kondisinya dengan Hutama Karya, Waskita juga membukukan rugi, pada 2021 sebesar Rp12,22 triliun sepanjang 2021. Jumlah ini turun 24,5% dari Rp16,19 triliun pada 2020.

Meski pendapatan turun, rugi bersih BUMN Karya ini berhasil ditekan 85% menjadi Rp1,1 triliun pada 2021. Angka itu berkurang dari rugi bersih Rp7,36 triliun pada 2020.

Rugi yang berhasil ditekan ini terutama didukung oleh pos pendapatan lain-lain yang mencapai Rp3,74 triliun pada 2021. Pada 2020, pos ini justru mencatatkan beban Rp219,3 miliar.

Pendapatan lain-lain ini sebagian besar didapat dari divestasi tol Waskita Karya. Sepanjang 2021, Waskita mendulang Rp2,65 triliun dari menjual kepemilikan sahamnya di sejumlah jalan tol.