Menilik Potensi Kertas Daur Ulang Bagi Industri
JAKARTA – Kementerian Perindustrian mencatat kebutuhan kertas daur ulang untuk industri kertas nasional mencapai 8,6 juta ton pada 2018. Laju kebutuhan kertas di pasar global yang naik 2% tahun membuat industri kertas menjadi sangat potensial untuk dikembangkan. Di sisi lain, tingginya permintaan kertas juga dihadapkan pada sejumlah masalah lingkungan. Sehingga, penggunaan kertas daur ulang berkembang […]
Industri
JAKARTA – Kementerian Perindustrian mencatat kebutuhan kertas daur ulang untuk industri kertas nasional mencapai 8,6 juta ton pada 2018. Laju kebutuhan kertas di pasar global yang naik 2% tahun membuat industri kertas menjadi sangat potensial untuk dikembangkan.
Di sisi lain, tingginya permintaan kertas juga dihadapkan pada sejumlah masalah lingkungan. Sehingga, penggunaan kertas daur ulang berkembang pesat pada dekade terakhir ini.
“Pemakaian kertas daur ulang sebagai bahan baku industri kertas juga dipengaruhi oleh harganya yang relatif murah serta adanya dukungan teknologi yang dapat dipakai untuk membuat kertas dengan kualitas yang baik,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi dalam siaran pers, Sabtu, 11 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurut jenisnya, kertas koran, sack kraft, dan paperboard adalah jenis yang dapat dijadikan bahan baku industri.
Keterlibatan Multisektor
Apalagi, industri daur ulang kertas dapat melibatkan banyak sektor, mulai dari pengumpul, pengepul, pemulung, pendaur ulang, fasilitas pembuangan hingga konsumen dan produsen.
Sejak 2004, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK), Kemenperin telah bekerja sama dengan produsen kemasan karton minuman TetraPak untuk melakukan kajian dan penelitian dalam upaya menemukan potensi sumber serat baru dari karton bekas minuman (KBM).
Hasilnya, kemasan KBM terdiri dari enam lapisan yang meliputi 74% serat dengan sisanya berupa 21% Low Density Polyethylene (LDPE) dan 5% alumunium foil.
“Serat sekunder daur ulang dari KBM telah berhasil dipisahkan sebagai pulp serat panjang coklat, dan telah dimanfaatkan menjadi bahan baku kertas,” jelas Kepala BBPK Bandung Saiful Bahri.
Bahkan, hasil penelitian ini telah digunakan oleh dua industri kertas di wilayah Banten dan Jawa Timur sejak 2010 silam. Industri memanfaatkan hasilnya yang berupa kertas tebal untuk insole sepatu dan kertas bungkus.
Sementara itu, LDPE-Alumunium foil telah dimanfaatkan sebagai bahan baku atap gelombang dan berpotensi untuk digunakan sebagai partisi, meubelair, hingga komponen kendaraan.
Penggabungan kedua material juga dinilai berpotensi menghasilkan bahan komposit polimer baru yang implementasinya menjadi lebih luas.
“Dengan tingkat daur ulang kemasan KBM di Indonesia yang diperkirakan masih mencapai 21,2% atau 10.338 ton dengan potensi total sekitar 50.000 pada tahun 2018, maka peluang pemanfaatan serat panjang, polietilen (PE) dan alumunium foil masih terbuka,” tegasnya. (SKO)