Menilik Potensi Sumber Pendapatan dari Sinergi Antara GOTO dan TLKM
- Kerja sama antara PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berpotensi menjadi strategi jangka panjang yang efektif untuk mendorong pertumbuhan kedua perusahaan.
Korporasi
JAKARTA - Kerja sama antara PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berpotensi menjadi strategi jangka panjang yang efektif untuk mendorong pertumbuhan kedua perusahaan.
Emiten bersandikan TLKM terus memusatkan perhatian pada peningkatan nilai sinergi dari investasinya melalui PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) di GOTO. Pada tahun 2023, nilai sinergi yang dihasilkan Grup Telkom dari investasi di GOTO mencapai Rp1,7 triliun, dan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp2,04 triliun tahun ini.
Selain itu, TLKM menargetkan pertumbuhan nilai sinergi sebesar 20% secara tahunan. Jika target ini tercapai, sinergi ini berpotensi menjadi sumber pendapatan baru bagi kedua perusahaan di masa depan.
- Walau Laba Anjlok, Pembiayaan KPR Baru Bank Muamalat Melesat 39 Persen
- Indonesia Masih Impor Produk dari Israel, Ini Daftar Barangnya
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 16 Agustus 2024 untuk Wilayah DKI Jakarta
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan penguatan sinergi kedua perusahaan dapat mengeksplorasi potensi sumber pendapatan baru yang bisa meningkatkan kinerja keduanya. Hal ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap laba bersih di masa depan.
“Sinergi bisa saja dilakukan dengan penyatuan aplikasi GOTO dengan aplikasi elkom. Misalnya, platform Gojek atau GOTO bisa diakses melalui aplikasi MyTelkomsel ataupun sebelaiknya. Dengan demikian pelanggan yang berada dalam ekosistem Telkom dan GOTO dipermudah dalam transaksi dan aksesibilitas," katanya dalam keterangannya pada Kamis, 15 Agustus 2024.
Nafan menilai prospek saham TLKM dan GOTO layak dipertahankan beli karena potensi penguatan ke depan. Saham TLKM direkomendasikan dengan akumulasi beli dengan target harga Rp3.700 per saham, sementara saham GOTO direkomendasikan beli dengan target harga Rp74 per saham.
Penetapan target harga tersebut didasarkan pada analisis teknikal dan fundamental. Menurut Nafan, saham GOTO sudah mulai konsisten bergerak di atas level Rp50 per saham. Meski masih mencatatkan rugi bersih yang besar hingga semester I-2024, rugi bersih tersebut telah menurun drastis dalam beberapa semester terakhir.
- Drama Surat Penghentian Penyidikan Surya Darmadi, KPK Digembosi MA?
- Saham GOTO Naik 1 Persen Lebih, Pimpin Rombongan LQ45
- Harga Emas Antam Hari Ini Terkoreksi Rp5.000
Nafan menambahkan, apabila GOTO mampu mencapai titik impas EBITDA atau bahkan mencetak laba bersih, pertumbuhan laba emiten teknologi ini bisa melesat. Pertumbuhan tersebut berpotensi melebihi pertumbuhan pendapatan, terutama dari sisi gross transaction value dan gross merchandise value.
Sementara itu, analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis, menyatakan kinerja keuangan Telkom sepanjang semester I-2024 sudah sesuai estimasi. Meskipun terjadi penurunan laba bersih sebanyak 7,8% menjadi Rp11,76 triliun.
“Laba inti perseroan meningkat 4,2% dari Rp12,48 triliun menjadi Rp13 triliun. Angka tersebut setara dengan 50,9% dari target BRI Danareksa dan 50% dari target konsensus analis,” katanya dalam riset yang rilis pada pekan lalu.
Niko menjelaskan bahwa kinerja keuangan tersebut kuat di tengah penurunan daya beli konsumen dan persaingan yang terus meningkat di sektor telekomunikasi. Pertumbuhan kinerja ini didukung oleh pendapatan yang terdiversifikasi dan penguatan jalur pertumbuhan fixed mobile convergence (FMC). BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham TLKM dengan target harga Rp4.250 per saham.