Menilik Prediksi Pergerakan Rupiah hingga Akhir 2024, Menguat atau Terus Ambles?
- Berdasarkan analisis terbaru, diperkirakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan mengalami tren pelemahan di kuartal ketiga tahun ini. Meski demikian, pelemahan ini diprediksi tidak akan signifikan.
Makroekonomi
JAKARTA - Rupiah Indonesia (IDR) terus menjadi sorotan dalam pasar valuta asing seiring dengan pergerakan dolar AS (USD). Berbagai faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, berpengaruh besar terhadap nilai tukar IDR terhadap USD.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pergerakan Rupiah
Global Financial Markets DBS Bank Terence Wu mengatakan, saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal.
Salah satu faktor utama adalah kekuatan dolar AS itu sendiri. Dalam paruh kedua tahun ini, beberapa analis memprediksi bahwa dolar AS mungkin akan melemah.
Hal ini disebabkan oleh berbagai kebijakan ekonomi yang diambil oleh Federal Reserve (Fed) serta kondisi perekonomian global.
Kelemahan mata uang lain di Asia, seperti Yen Jepang (JPY) dan Yuan Tiongkok (RMB), juga mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Ketika mata uang Asia lainnya melemah, Rupiah sering kali mengalami tekanan yang sama. Oleh karena itu, stabilitas mata uang-mata uang tersebut juga menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar yang memperdagangkan Rupiah.
- Akuisisi Dua Aset BUMN Jalan Tol, Konglomerat Anthony Salim Habiskan Rp20 Triliun
- Saham PGAS Ngegas Terus, Sederet Sentimen Positif Ini jadi Bahan Bakarnya
- Pendapatan PT PAL Meroket 140 Persen jadi Rp2,23 Triliun
Pandangan Terhadap Rupiah di Kuartal Ketiga dan Keempat Tahun 2024
Berdasarkan analisis terbaru, diperkirakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan mengalami tren pelemahan di kuartal ketiga tahun ini.
Meski demikian, pelemahan ini diprediksi tidak akan signifikan. Di sisi lain, di kuartal keempat, nilai tukar Rupiah diperkirakan akan menguat. Penguatan ini diasumsikan akan terjadi jika Fed mulai menurunkan suku bunga.
Para analis berpendapat bahwa jika Fed menurunkan suku bunga, maka dolar AS akan melemah dan Rupiah akan menguat. Prediksi ini didasarkan pada asumsi bahwa Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuannya hingga akhir tahun. Namun, jika BI menurunkan suku bunga sebelum Fed, maka nilai tukar Rupiah bisa terpengaruh secara negatif.
Pengaruh Perbedaan Imbal Hasil Obligasi AS dan Indonesia
Salah satu faktor penting lainnya yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah adalah perbedaan imbal hasil antara obligasi Indonesia dan obligasi AS.
Di paruh kedua tahun ini, diprediksi imbal hasil obligasi AS akan mulai turun, sementara imbal hasil obligasi Indonesia tetap stabil atau bahkan meningkat. Kondisi ini akan meningkatkan daya tarik obligasi Indonesia bagi investor asing, yang pada gilirannya akan memperkuat nilai tukar Rupiah.
Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi di Indonesia dibandingkan dengan AS akan menarik lebih banyak investasi asing ke pasar obligasi Indonesia. Hal ini akan meningkatkan permintaan terhadap Rupiah, sehingga nilai tukarnya terhadap dolar AS akan menguat.
Baca Juga: Rupiah-Yen Anjlok, Kenapa Bergantung pada Dolar Berbahaya?
Prediksi Nilai Tukar Rupiah Hingga Akhir Tahun 2024
Pada akhir tahun 2024, beberapa analis memperkirakan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS akan berada di kisaran Rp15.800 per-dolar AS.
Prediksi ini didasarkan pada asumsi bahwa Fed akan menurunkan suku bunga, dan kondisi ekonomi global akan stabil. Meskipun Rupiah diprediksi akan mengalami penguatan, namun nilai tukar Rp15.000 per-dolar AS dianggap tidak realistis untuk dicapai dalam waktu dekat.
Selama kuartal ketiga, nilai tukar Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang Rp16.000 hingga Rp16.500 per-dolar AS, sedangkan di kuartal keempat, nilai tukar Rupiah diprediksi akan menguat ke kisaran Rp15.800 per-dolar AS. Pergerakan ini akan sangat bergantung pada keputusan kebijakan suku bunga Fed dan kondisi perekonomian global.
“Kita nanti akhir tahun expect Rupiahnya mungkin mengalami penguatan sedikit, mungkin sekitar Rp15.800. Tapi, ya tidak akan ke Rp15.000,” kata Terence dalam acara “Navigating the Currency Volatility: Exploring Economic Projections and FX Investments with Bank DBS Indonesia” di Jakarta, Rabu, 3 Juli 2024.
Strategi Investasi di Tengah Ketidakpastian Nilai Tukar
Dalam kondisi ketidakpastian nilai tukar, para investor disarankan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan berbagai instrumen investasi yang dapat memberikan imbal hasil optimal.
Terence mengatakan, beberapa pilihan investasi yang menarik di antaranya adalah obligasi pemerintah Indonesia yang berdenominasi dolar AS, serta reksa dana offshore.
Obligasi pemerintah Indonesia yang berdenominasi dolar AS menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi AS.
Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi para investor yang mencari imbal hasil yang lebih tinggi dengan risiko yang terukur. Selain itu, reksa dana offshore juga bisa menjadi pilihan yang menarik, terutama yang berinvestasi di pasar ekuitas Amerika Serikat.
Investasi di reksa dana offshore yang berbasis dolar AS dapat memberikan keuntungan tambahan jika suku bunga AS turun. Ketika suku bunga turun, nilai ekuitas di Amerika Serikat cenderung menguat, sehingga investasi di reksa dana offshore dapat memberikan imbal hasil yang lebih tinggi.
- Saham TOWR Tetap Kuat Meski Starlink Hadir di Indonesia, Target Harga Segini
- Fantastis, Kupu-Kupu Ini Terbang Non-Stop Sejauh 4.200 Km Melintasi Samudera Atlantik
- Rugi Kimia Farma (KAEF) Capai Rp102 Miliar, Liabilitas Kuartal I-2024 Naik Tipis
Kesimpulan
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS hingga akhir tahun 2024 dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Meski diprediksi akan mengalami pelemahan di kuartal ketiga, nilai tukar Rupiah diharapkan akan menguat di kuartal keempat jika Fed menurunkan suku bunga.
Investor disarankan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan berbagai instrumen investasi yang dapat memberikan imbal hasil optimal di tengah ketidakpastian nilai tukar.
Obligasi pemerintah Indonesia yang berdenominasi dolar AS dan reksa dana offshore merupakan beberapa pilihan investasi yang menarik dalam kondisi saat ini.