<p>Karyawan melayani nasabah di kantor pusat Bank Muamalat, Jakarta, Rabu, 3 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Menilik Prospek IPO Perbankan di 2023, dari Bank Sumut hingga Bank Muamalat

  • Sejumlah bank dijadwalkan akan menjalankan aksi korporasi penawaran umum saham perdana (IPO), mulai dari PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (BSMT), PT Bank Muamalat Indonesia, dan HSBC Indonesia.
Pasar Modal
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA - Tahun 2023 menjadi tahunnya bank untuk melantai di Bursa Efek Indonesia. Sejumlah bank dijadwalkan akan menjalankan aksi korporasi penawaran umum saham perdana (IPO), mulai dari PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (BSMT), PT Bank Muamalat Indonesia, dan HSBC Indonesia. 

Bank Sumut sebelumnya melaporkan akan menawarkan 2,93 miliar lembar saham seri B dengan nominal Rp250. Harga pelaksanaan dari IPO sendiri ditetapkan dalam rentang Rp350 hingga Rp510 per lembar, sehingga berpotensi meraih dana IPO sekitar Rp1,05 triliun hingga Rp1,49 triliun. 

Masa penawaran awal IPO Bank Sumut pada 5-18 Januari 2023, masa penawaran umum pada 1-3 Februari 2023, dan pencatatan saham perdana di BEI pada 7 Februari 2023. 

Manajemen Bank Sumut menyatakan bakal mengalokasikan 80% dana hasil IPO untuk ekspansi kredit, khususnya pada sektor MSME, yang juga terdiri dari kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi.

Sementara sisanya 20% dilaporkan akan digunakan untuk melakukan perluasan kantor dan cabang serta akan digunakan untuk mengembangkan layanan perbankan digital atau IT.

Yang menarik dari IPO Bank Sumut adalah dibubui pengunduran diri direktur utama di sela persiapan IPO. Saat ini Direktur Pemasaran BSMT Hadi Sucipto sebagai Plt Direktur Utama terhitung sejak 5 Januari 2022.

Adapun HSBC Indonesia, dikabarkan oleh Reuters akan melakukan IPO meski jumlah saham yang dilepas dan masa penawaran awal belum disampaikan.

IPO ini dilakukan dalam rangka memenuhi aturan regulator pasca HSBC mengakuisisi Bank Ekonomi Raharja pada 2009 dan dimerger dengan HSBC Indonesia pada 2017, unit usaha Hongkong and Shanghai Banking Corporation yang berkantor pusat di London, Inggris.

IPO ini juga akan memantapkan ekspansi bisnis HSBC di Asia. IPO juga didorong keinginan pemegang saham pengendali HSBC, Ping An Insurance Group yang menginginkan imbal hasil lebih besar bagi pemegang saham, termasuk dengan mengeksplorasi kemungkinan IPO HSBC Indonesia.

Bank Muamalat sendiri tengah menyiapkan proses untuk melantaikan saham perdana atau IPO di akhir 2023. Aksi korporasi ini diharapkan dapat menunjang ekspansi pembiayaan perusahaan dan meningkatkan dana murah serta menggenjot aset perusahaan menjadi Rp100 triliun dalam jangka panjang.

Hingga kuartal III-2022, aset Bank Muamalat tercatat sebesar Rp6o triliun, yang sebagian besar berasal dari suntikan modal pemegang saham pengendali barunya, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).