Karyawan beraktifitas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan perdana di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

Menilik Saham Emiten Provider saat Momentum Natal dan Tahun Baru 2023

  • Industri provider telekomunikasi akan mengalami peak season-nya di akhir tahun. Hal ini dikarenakan adanya Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2023.

Pasar Modal

Fakhri Rezy

JAKARTA - Industri provider telekomunikasi akan mengalami peak season-nya di akhir tahun. Hal ini dikarenakan adanya Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2023.

Sektor provider telekomunikasi semakin handal dikarenakan jumlah pemainnya semakin sedikit, seasonality dari perayaan akhir tahun dan meningkatnya permintaan untuk layanan seluler.

Bila melihat laporan keuangan di kuartal III-2022 di tiga emiten seperti PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan EBITDA sebesar Rp84 triliun atau tumbuh 7% year on year (yoy).

ISAT sedikit mengungguli pertumbuhan industri di kuartal III-2022, di mana pangsa pasar ISAT lebih banyak di kuartal III-2022.

Sementara itu, Riset Samuel Sekuritas mengatakan akan ada kemungkinan stagnasi monetisasi data. Dalam jangka pendek, perusahaan telekomunikasi mungkin akan lebih berhati-hati dalam memonetisasi bisnis data mereka di mana akan memperkecil atau bahkan menunda monetisasi, mengingat kenaikan inflasi.

"Namun demikian, kami tetap optimis terhadap prospek jangka panjang monetisasi data, didukung oleh pemulihan ekonomi," kutip riset tersebut.

Diperkirakan, yield data efektif perusahaan telco masih akan menurun di tutup buku 2022 atau di 2023. Akan tetapi, dengan besaran yang lebih kecil sekra -18%/12% secara yoy sejalan dengan perkiraan sebelumnya.

Industri telko juga sensitif terhadap pergerakan nilai tukar. Hal ini terkait opex yang diperkirakan 7%-nya mendapatkan eksposur dari dolar AS. Jadi, jika kurs Rupiah terdepresiasi sebesar 1% dengan asumsi hal lainnya tetap diperkirakan laba bersih ISAT 2023 akan menurun sekitar 2,6%, sementara TLKM dan EXCL mungkin tidak akan terdampak signifikan.

"Sementara itu, kami melihat risiko minimum dari utang dalam mata uang USD untuk Big 3; hanya 1% dari total utang TLKM dalam mata uang asing (kebanyakan dalam USD), sedangkan seluruh utang ISAT dan EXCL dalam mata uang rupiah," kutip riset tersebut.

Akan tetapi, Samuel Sekuritas memberikan rating overweight untuk emiten di sektor provider telekomunikasi. Hal ini mengingkat jumlah pemain industri telco yang lebih sedikit yang mendukung monetisasi data dalam jangka Panjang efek seasonality pada kuartal IV-2022.

Selain itu, permintaan untuk layanan data seluler meningkat dalam transisi bertahap menuju gaya hidup dan transformasi digital.

Streaming Piala Dunia 2022 (Nov-Des 2022) melalui OTT mungkin juga akan sedikit mendorong pertumbuhan lalu lintas data. Ringkasan dan peringkat saham masing-masing perusahaan telco dibahas di bawah ini.

Rekomendasi Saham Perusahaan Provider Telekomunikasi

1. PT XL Axiata Tbk (EXCL)

Saham EXCL direkomendasikan buy dengan taking profit (TP) Rp3.000 dan menjadi top pick. Hal ini mengingat rencana aksi korporasi dalam waktu dekat (rights issue untuk mengurangi utang) dan realisasi sinergi positif secara bertahap dengan LINK untuk pengembangan fixed mobile convergence (FMC).

2. PT Telkom (Persero) Tbk (TLKM)

Saham TLKM direkomendasi Buy dengan taking profit (TP) Rp4.500 didukung oleh jumlah pelanggan mungkin akan relatif lebih stabil di tahun 2023, setelah sebelumnya menurun di 9M22. Selain itu, FMC dapat memperkuat kepemimpinan TLKM Group baik di sektor mobile maupun fixed broadband serta Neraca yang solid.

Namun, mungkin masih ada sedikit tekanan untuk harga sahamnya karena masih belum jelasnya model bisnis, struktur, dan penghematan biaya dari FMC.

3. PT Indosat Tbk (ISAT)
Saham ISAT direkomendasikan buy dengan taking profit (TP) Rp8.000. Hal ini menunjukkan optimismenya terkait sinergi yang akan datang, yang dapat meningkatkan profitabilitas ISAT dalam beberapa tahun ke depan.

"Jika kami menaikkan proyeksi margin EBITDA 2025F-27F menjadi 43-48% (mendekati EXCL), EBITDA 2025F-26F ISAT akan naik sebesar 4-17% vs. perkiraan kami, dengan asumsi semua hal lainnya sama," kutip riset tersebut.