LRT
Nasional

Menilik Sistem Operasi Tanpa Masinis di LRT Jabodebek

  • Teknologi driverless di Indonesia baru ditemukan pada tiga moda transportasi yaitu Skytrain Bandara Soetta, MRT Jakarta (Semi driverless), dan LRT Jabodebek.

Nasional

Khafidz Abdulah Budianto

JAKARTA - Moda transportasi Light Rapid Transit (LRT) yang baru saja diresmikan operasional oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusung teknologi driverless di mana kereta dapat beroperasi tanpa adanya masinis. 

Kementerian Perhubungan mendesain LRT Jabodebek sejak awal untuk dapat beroperasi secara otomatis. Hal itu tertuang melalui Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 765 Tahun 2017. 

Teknologi driverless di Indonesia baru ditemukan pada tiga moda transportasi yaitu Skytrain Bandara Soetta, MRT Jakarta (Semi driverless), dan LRT Jabodebek. Skytrain Bandara Soetta menggunakan teknologi sistem persinyalan SiLSafe 5000 milik PT Len Industri seperti dikutip dari laman PT Len Industri, Senin 28 Agustus 2023.

Teknologi driverless yang diterapkan dalam LRT Jabodebek termasuk pada tingkatan grades of automation 3 (GoA3). Mengenai sistem tersebut, International Association of Public Transport (Asosiasi Internasional Transportasi Umum) membagi GoA menjadi lima tingkatan yang meliputi GoA0, GoA1, GoA2, GoA3 dan GoA4.

Pada tingkatan GoA0 dan GoA1 kereta masih diawaki oleh masinis dalam perjalanannya. Tingkatan GoA1 menggunakan Automatic Train Protection (ATP) sebagai pelindung perjalanannya. Kemudian pada tingkat GoA2 operasional kereta dilakukan secara semi otomatis. 

Perjalanan, penutupan pintu dan gangguan tetap dioperasikan oleh masinis akan tetapi sisanya beroperasi secara otomatis melalui sistem. Pada mode GoA3 dan GoA4 operasional dilakukan penuh secara otomatis tanpa masinis. 

Adapun pada GoA3 masih mensyaratkan adanya kru (Train Attendant) di dalam yang bertugas untuk membuka tutup pintu serta mengatasi gangguan apabila terjadi kondisi darurat. Train Attendant akan mengambil alih operasional kereta sesuai regulasi terkait bila terjadi kondisi darurat saat operasional.

Sedangkan sistem GoA4 dapat dicapai ketika operasional secara penuh dilakukan secara otomatis mulai dari operasional perjalanan, datang berhenti di stasiun, dan penutupan pintu dilakukan tanpa adanya campur tangan dari kru atau Train Attendant sehingga benar-benar otomatis. 

Operasional LRT Jabodebek di tingkatan GoA3 dilakukan dengan sistem Communication-Based Train Control (CBTC). Sistem kereta tersebut mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis serta disupervisi juga secara otomatis dari pusat kendali operasi (Operation Control Centre/ OCC) seperti dikutip dari laman PT KAI, Senin.

Sistem keamanan dikonsep agar tidak ada kesalahan dalam pembentukan rute serta mendistribusikan otorisasi kontrol operasi LRT menggunakan Interlocking & Zone Controller. Kemudian untuk menjaga kecepatan agar tidak terjadi kelebihan kecepatan dan pengereman yang bagus maka digunakan Automatic Train Protection (ATP).

Keamanan LRT dalam mode operasi GoA3 tersebut juga ditunjang dengan sistem CBTC-Moving Block memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Sistem ini dapat mencegah terjadinya tumbukan antar kereta baik dari depan, belakang maupun dari samping.