Ilustrasi Fintech Peer to Peer (P2P) Lending alias kredit online atau pinjaman online (pinjol) yang resmi dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bukan ilegal. Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia
Fintech

Menilik Tren Pinjol di Momentum Ramadan, Apakah Kredit Macet Selalu Naik?

  • Menurut survei yang dilakukan oleh Populix pada tahun 2022, pengeluaran keuangan selama bulan Ramadan cenderung meningkat hingga 25-50%.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Platform fintech peer-to-peer (P2P) lending alias pinjaman online (pinjol) hadir sebagai platform pembiayaan yang memudahkan debitur perseorangan untuk memperoleh pendanaan dalam waktu yang relatif lebih cepat dan mudah sehingga layanan ini pun dapat menjadi sasaran masyarakat untuk kebutuhan konsumtif, termasuk di bulan Ramadan. 

Menurut survei yang dilakukan oleh Populix pada tahun 2022, pengeluaran keuangan selama bulan Ramadan cenderung meningkat hingga 25-50%. 

Dengan kata lain, belanja masyarakat pada momentum bulan suci bagi umat Muslim ini pada umumnya memang selalu lebih tinggi dibanding momen-momen lainnya. 

Dengan mempertimbangkan posisinya sebagai sektor jasa keuangan yang menyediakan juga pendanaan konsumtif, platform pinjol pun bisa menjadi salah satu opsi untuk memperoleh pembiayaan dalam rangka memenuhi kebutuhan Ramadan. 

Jika menilik tren penyaluran kredit pinjol di bulan Ramadan pada kurun waktu tiga tahun terakhir yang sebagian besarnya berada pada bulan April, penyaluran kredit pinjol nyaris selalu mengalami kenaikan, kecuali pada tahun 2023. 

Pada tahun 2021, outstanding fintech P2P lending mencapai Rp20,61 triliun pada bulan April. Angka tersebut terhitung naik 8% dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan angka sebesar Rp19,03 triliun. 

Kemudian, pada tahun 2022, outstanding fintech P2P lending menempati angka Rp38,68 triliun pada bulan yang sama atau naik 3,4% dari Rp37,39 triliun yang dibukukan pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, pada tahun 2023, outstanding pinjol justru mengalami penurunan walaupun terbilang tipis, yakni sebesar 0,94% secara bulanan dari Rp51,01 triliun menjadi Rp50,53 triliun. 

Akan tetapi, periode Ramadan pada tahun 2023 mencatat kenaikan kredit macet atau tingkat wanprestasi dalam 90 hari (TWP90) paling besar jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. 

Pada tahun tersebut, TWP90 di bulan April berada di level 2,82%, naik 13 basis poin dari 2,69% yang dibukukan pada bulan sebelumnya. 

Kenaikan tersebut lebih tinggi dibanding yang tercatat pada momentum Ramadan tahun 2021, yang mana TWP90 pada bulan April naik 5 basis poin dari 1,32% menjadi 1,37%. 

Namun, bukan berarti bulan Ramadan menjadi fase di mana TWP90 pinjol selalu mengalami kenaikan. Pasalnya, pada tahun 2022, TWP90 pada momentum Ramadan justru mengalami penurunan walaupun tipis, tepatnya sebesar 1 basis poin dari 2,32% menjadi 2,31%. 

Tren penyaluran kredit fintech P2P lending yang telah dipaparkan di atas secara tidak langsung menggambarkan juga bahwa pertumbuhan outstanding pinjol pada momentum Ramadan mengalami perlambatan dari tahun ke tahun, yang mana pertumbuhannya mencapai 8% secara month-to-month (mtm) pada tahun 2021, melambat menjadi 3,4% mtm pada tahun 2022, dan akhirnya menyusut 0,94% mtm pada tahun 2023. 

Sementara itu, walaupun platform pinjol bisa menjadi layanan keuangan pilihan banyak orang di momentum bulan Ramadan ketika tingkat konsumsi sedang mengalami peningkatan drastis, namun bukan berarti tingkat kredit macet akan selalu mengalami kenaikan pada momentum tersebut. Hal tersebut terlihat dari adanya penurunan tingkat kredit macet atau TWP90 yang terjadi pada momentum Ramadan tahun 2022.