Menimbang GOTO Terkena PPK FCA Usai Tiarap di Level Gocap
- Investor PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tengah was-was setelah nilai emiten yang bergerak di bidang akomodasi dan perniagaan elektronik ini tiarap di level gocap.
Korporasi
JAKARTA – Investor PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tengah waswas setelah nilai emiten yang bergerak di bidang akomodasi dan perniagaan elektronik ini ditutup Auto Rejection Bawah (ARB) ke level gocap alias Rp50 per saham pada perdagangan Rabu, 19 Juni 2024.
Pasalnya, saham yang bertahan di level Rp50 per saham berpotensi terkena kebijakan Papan Pemantauan Khusus Full Call Auction (PPK FCA) oleh Bursa Efek Indonesia. Kebijakan ini dianggap dapat menurunkan nilai saham karena bid offer saham tidak terlihat seperti pada perdagangan biasa.
Salah satu contohnya adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Saham BREN menguap ke level psikologis Rp5.000 per saham dari yang sebelumnya di angka psikologis Rp10.000 per saham. Situasi ini terjadi hanya dalam kurun waktu tiga hari setelah emiten tersebut masuk PPK FCA.
- Kimia Farma Kurangi Pabrik Obat, DPR: Hebat, Seperti Tekan Tombol Saja
- Ini Alasan kenapa Jemaah Haji Menumpuk di Mina dan Arafah
- Harga Emas Hari Ini 20 Juni 2024 Kembali Naik Rp6.000
Data dari RTI Business menunjukkan bahwa antrean jual saham GOTO pada perdagangan kemarin di harga Rp50 mencapai 21,79 juta lot atau 2,19 miliar saham. Adapun total volume saham yang ditransaksikan mencapai 9,36 miliar saham dengan frekuensi 35.199 kali dan nilai transaksi sebesar Rp470,48 miliar.
Pertanyaannya sekarang, apakah saham GOTO berpotensi terkena PPK FCA? Mengacu pada kriteria efek pada papan pemantauan khusus, sebuah saham dapat masuk ke papan ini jika memenuhi 11 kriteria.
Kriteria pertama adalah harga rata-rata saham di pasar reguler atau pasar reguler PPK FCA selama enam bulan terakhir harus kurang dari Rp51 per saham, namun GOTO baru mencapai Rp50 per saham pada perdagangan kemarin saja.
Kriteria kedua sampai keenam meliputi persyaratan terkait laporan keuangan, pendapatan, dan ekuitas perusahaan. GOTO juga belum memenuhi kriteria ketujuh, yakni likuiditas rendah, di mana saham GOTO saat ini masih memiliki volume dan nilai transaksi yang luber.
Selain itu, kriteria delapan hingga sebelas yang berkaitan dengan kondisi perusahaan seperti dimohonkan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), pailit, atau penghentian sementara perdagangan, juga belum terpenuhi oleh GOTO.
Dengan demikian, GOTO belum memenuhi syarat-syarat untuk menjadi salah satu saham yang dimonitor secara khusus di pasar. Kabar baiknya, pada perdagangan hari ini Kamis, 20 Juni 2024, pukul 11:50 WIB, saham GOTO terpantau melesat 2,00% ke level Rp51 per saham.
- Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa Dukung TPV Bukalapak (BUKA), Bagaimana Prospek Sahamnya?
- GOLF Emiten Anak Tommy Soeharto IPO, Fokus Bangun Hotel Mewah di Bali
- Kredit dan Laba Himbara Diperkirakan Hanya Tumbuh Single Digit, Begini Kata OJK
Peluang Rebound
Pertanyaan selanjutnya, apa penyebab saham GOTO harus ke titik terendah pasca IPO dua tahun lalu? Analyst Riset Ekuitas Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda, menjelaskan bahwa penurunan saham GOTO pasca-IPO terutama disebabkan oleh keluarnya pendiri GOTO, yang mendapat respons negatif dari investor.
Meskipun demikian, Vicky melihat peluang rebound bagi saham ini dengan peralihan pemegang saham dan hak suara multipel ke Patrick Walujo. Menurutnya, kehadiran Patrick Walujo sebagai pemegang saham seri B dianggap dapat memberikan pengaruh positif terhadap keputusan strategis dan arah kebijakan GOTO ke depannya.
Vicky menekankan bahwa respons negatif saat ini bersifat sementara. "Tetapi memang untuk saat ini akan masih direspons negatif dan sifatnya hanyalah sementara," ujar Vicky dalam riset baru-baru ini.
- 50 Ucapan Iduladha 2024 yang Penuh Makna dan Menyentuh Hati
- Duduk Perkara Isu PHK 450 Pekerja di Tokopedia
- Rencana Ekspansi Tambang Batu Bara Dinilai akan Hambat Transisi Energi di Indonesia
Head of Research Sucor Sekuritas, Paulu Jimmy menyoroti tekanan jual yang signifikan terhadap saham GOTO, seiring dengan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa minggu terakhir.
Jimmy menjelaskan bahwa tekanan jual ini berasal dari faktor-faktor seperti likuiditas pasar modal yang menurun di Indonesia serta peralihan portofolio ke saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar seperti bank.
Sucor Sekuritas tetap merekomendasikan hold untuk saham GOTO, sambil menyarankan investor untuk berhati-hati dalam menimbang risiko dan reward pasar saat ini, terutama untuk saham dengan tingkat volatilitas tinggi seperti GOTO. Mereka menetapkan target harga Rp71 per saham untuk GOTO.
Sebagai tambahan, beberapa waktu lalu emiten bersandikan GOTO telah mengambil sejumlah keputusan strategis dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Salah satu keputusan penting yang diambil dalam rapat tersebut adalah persetujuan GOTO terhadap pembelian kembali (buyback) sebanyak 10,26 miliar saham, setara dengan 0,85% dari modal perusahaan. Untuk melaksanakan aksi tersebut, Perseroan telah mengalokasikan dana sebesar US$200 juta atau sekitar Rp3,2 triliun dari kas internal.